Kapolda SUlselbar Imami Anak Buah Di Kolong Flyover (Facebook Divisi Humas Polri)
Dream - Dalam kondisi apapun, seorang Muslim tak boleh meninggalkan sholat. Tak terkecuali para polisi yang sedang bertugas mengamankan aksi unjuk rasa.
Dan itulah yang terlihat saat pengamanan unjuk rasa di Makassar, Sulawesi Selatan. Di sela-sela mengamankan aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa pada 2 Mei silam, para polisi menyempatkan diri sholat di kolong Flyover Jalan Urip Sumoharjo.
Sholat Zuhur itu dipimpin langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan. Di tempat seadanya itu, mantan Kepala Divisi Humas Polri itu menggelar sajadah dan memimpin anak buahnya untuk sholat.
Beberapa pengendara mobil dan motor yang melihat para polisi yang sholat itu spontan berhenti dan menyaksikan para polisi yang Sholat Zuhur di bawah kolong flyover tersebut.
Foto pelaksanaan Sholat Zuhur di kolong flyover itu diunggah ke akun Facebook Divisi Humas Polri. Banyak pengguna Facebook yang memberikan pujian kepada para polisi ini.
“ Semoga ibadah bapak2 ini tidak termasuk golongan riya,” tulis Langlang Varenzo. “ Subhanalloh----moga dipermudah segala urusannya,” tulis Ahmad Pamuji.
Dream - Aksi tak masuk akan dilakukan seorang pemuda. Alih-alih mengakui kesalahannya dalam berkendara, pemuda itu malah mengancam polisi akan menghancurkan bumi dan seisinya.
Pemuda asal Huzhou, Zhejiang, Tiongkok itu membuat ancaman itu untuk menghindarkan diri tilang polisi. Untungnya, alasan konyolnya itu direkam polisi dan menjadi viral di kalangan pengguna internet di Tiongkok.
Pemuda itu dihentikan polisi awal pekan ini. Polisi menilang pemuda itu karena masih memiliki 27 pelanggaran lalu lintas yang belum terselesaikan.
Setelah polisi memberitahu akan menderek mobilnya pemuda itu mulai melemparkan ancaman. Menurut laman Shangaiist, pemuda itu mengatakan kepada polisi pernyataan yang mengejutkan.
" Anda memiliki peraturan Anda. Tetapi, kami memiliki peraturan sendiri di galaksi Bima Sakti. Saya dari keluarga kerajaan. Jika Anda membiarkan saya pergi, saya akan melupakan insiden ini. Tapi, jika Anda tetap menilang, saya akan menghancurkan bumi. Sebab, keluarga saya adalah keluarga terbesar di jagad galaksi dan tidak ada yang berani mengganggu saya," kata pemuda itu.
Tetapi alasan itu memunculkan pertanyaan dari polisi. Petugas yang menilangnya pun menanyakan kenapa pemuda itu tidak berkeliling dengan pesawat.
Dengan kelucuan pemuda itu menjawab, " Saya tidak terbang dengan pesawat, saya mengendarai FUA. Ehmmm.... maksudku UFO."
(Ism, Sumber: Shanghaiist)
Dream - Polisi selama ini dikenal sebagai profesi yang sangat disiplin dalam segala hal. Mereka terlatih untuk selalu disiplin baik secara institusi maupun pribadi.
Tetapi, tetap saja ada polisi yang tidak disiplin terutama soal agama. Mereka kerap menunda dan jarang menjalankan salat berjamaah di masjid.
Seperti dialami oleh para anggota Kompi Dalmas Sabhara Polrestabes Surabaya yang menunda salat, padahal azan sudah berkumandang. Alhasil, mereka harus menerima hukuman dijemur di bawah terik matahari karena tidak menjalankan salat berjamaah di masjid.
Hukuman itu diberikan oleh Kepala Satuan Sabhara Polrestabes Surabaya AKBP Toni Sugiyanto pada Selasa lalu. Ini sebagai bentuk pembinaan kedisiplinan bagi anggota Sabhara tidak hanya dalam bertugas, melainkan juga dalam kehidupan spiritual.
Toni mengatakan meski polisi bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, mereka masih memiliki kewajiban sebagai muslim untuk memakmurkan masjid. Apalagi polisi merupakan sosok panutan bagi masyarakat.
" Lagipula, salat di masjid kan pahalanya lebih besar daripada salat sendiri-sendiri di mushala. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan memakmurkan Masjid Polrestabes Surabaya ini," ujar Toni, dikutip dari halopolisi.com, Senin, 15 Februari 2016.
Hukuman ini dijalankan sesuai instruksi Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Iman Sumantri yang mewajibkan seluruh anggota polisi yang tidak ada kegiatan pengamanan di luar untuk menjalankan salat berjemaah di masjid. Instruksi ini diberlakukan kepada seluruh anggota beragama Islam.
Instruksi ini didasarkan pada merosotnya moralitas di kalangan remaja yang juga dapat berpengaruh terhadap para anggota polisi. Untuk mencegah dampak yang terjadi, mereka diwajibkan untuk mendisiplinkan diri dalam menjalankan ajaran agama.
Para polisi yang mendapat hukuman diwajibkan untuk melakukan push up, roll, bergulung dan merayap di tengah lapangan. Semua harus dijalankan di bawah panasnya sinar matahari.
Dream - Seorang anggota polisi membetot perhatian. Polisi yang satu ini mendapat banyak apresiasi karena predikat hafiz alias penghafal Alquran.
Welly Kaswara. Demikian nama polisi itu. Dia merupakan anggota Polda Sumatera Selatan. Dia belajar menghafal Alquran sejak di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
“ Saya menghafal Alquran sejak SMA, sekitar tahun 2011 dan masih menghafal sampai sekarang,” tutur Welly, sebagaimana dikutip Dream dari Facebook Divisi Humas Polri, Selasa 16 Februari 2016.
Divisi Humas Polri memberi judul " Welly Kaswara, polisi ganteng yang hafal Al - qur'an" pada postingan tersebut.
giat rutin.. ayatnya pas " sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada kemudahan"
A video posted by Welly Kaswara (@wellykaswara) on
Welly memang belum menghafal seluruh isi Alquran. Namun, dia terus belajar untuk menghafal seluruh isi Kitab Suci.
“ Saat ini saya sudah hafal 10 juz karena sempat vakum sekitar 1,5 tahun karena kuliah dan pendidikan.”
Meski sebuk menjalankan tugas sebagai polisi, Welly juga tak melupakan hafalan. Di akun Instagram, dia mengunggah video proses hafalan yang dilakukan.
Dream - Bripda Rizka Munawwaroh, yang merupakan Polwan di Polda Sumsel ini terlihat sama seperti polwan kebanyakan. Tetapi siapa sangka, ternyata dara kelahiran Palembang, 15 Agustus 1996, mempunyai kelebihan yakni sudah menghafal Alquran.
Hafalan Alquran dia ternyata sudah hampir 20 juz dan terus menghafal hingga bisa 30 juz.
" Sudah punya niat menghafal Al-Quran sejak SD, tetapi sempat berhenti karena pikirannya saat itu maunya main terus. Jadi setelah SMP, kembali menghafal dan terus dilakukan hingga saat ini," cerita bungsu dari dua bersaudara dikutip Dream dari laman Facebook Divisi Humas Mabes Polri, Jumat 3 Juli 2015.
Dari hafalan Alquran yang dilakukannya, ia selalu mendapat kemudahan dalam melakukan atau mengikuti tes.
" Punya cita-cita ingin kuliah di Mesir dan sudah ikut tes, setelah itu dapat panggilan. Begitu pula dengan ikut tes polisi dan mendapat panggilan," ujar Rizka.
Di situ yang cukup berat menentukan pilihan, cita-cita ingin kuliah di Mesir dan mendalami ilmu agama, di sisi lain polwan juga masa depan yang mungkin tidak datang dua kali.
Pilihannya jatuh pada Polwan dan menurutnya mungkin ini sudah menjadi jalan hidupnya. Meski tidak dapat kuliah di Mesir untuk memperdalam ilmu agama, ia tetap membulatkan tekad untuk terus menghafal Alquran yang dianggap juga sebagai memperdalam ilmu agama.
Meski kesibukannya sebagai seorang Polwan ia tetap menghafal Alquran. Dengan sistem dibaca sampai 3 kali lalu diulang kembali per ayat, ia yakin dapat menghafal Alquran sebanyak 30 juz.
Ketika disinggung mengenai HUT Bhayangkara, dara berhijab ini berharap koprs tempatnya bernaung dapat lebih baik lagi ke depan.
" Sebagai penegak hukum agar bisa lebih adil lagi dalam menegakan hukum. Yang benar katakan benar jika memang benar dan salah katakan salah jika itu salah," tegasnya. (Ism)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik