Nordiyana Pernah Jadi Orang Sukses, Namun Semuanya Hilang Saat Mulai Lupa Diri. (Foto: MStar)
Dream - Mendengar kisah usahawan muda ini, tidak ada yang akan menyangka perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan yang berliku-liku. Mungkin tidak banyak yang mampu menghadapi tantangan tersebut seperti dirinya.
Namun bagi Nordiyana Mat Noh, segala kesusahan yang terpaksa dilaluinya membentuk siapa dirinya pada hari ini. Tanpa semua pengalaman itu, wanita Malaysia ini tidak mungkin berada pada tahap sekarang.
" Saya datang dari keluarga susah. Ayah meninggal ketika umur saya tujuh tahun. Ibu juga hanya seorang penoreh getah karet dan kehidupan saat itu benar-benar susah.
" Kalau mau makan ayam atau daging, tunggu setahun sekali... itu pun ketika hari raya," kata Nordiyana membuka kisahnya.
Wanita kelahiran Kuala Ketil, Kedah, ini kemudian bercerita masa mudanya. Demi membantu ekonomi keluarga, Nordiyana merantau ke Kuala Lumpur.
Waktu itu dia baru dua hari menerima pengumuman hasil ujian Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) -- semacam ujian masuk perguruan tinggi.
Setiba di Kuala Lumpur, Nordiyana menumpang di rumah saudaranya sebelum mendapat pekerjaan di sebuah supermarket di Bukit Bintang dengan gaji 1,200 ringgit (sekitar Rp4 juta) sebulan.
" Alhamdulillah, meskipun gaji tidak besar, saya bisa memenuhi keperluan sehari-hari, sementara sisanya saya kirim untuk membantu ibu di kampung," katanya.
Tapi Nordiyana tidak lama bekerja di KL. Dia balik ke kampung dan bekerja jualan buku secara door to door.
Saat itulah dia mendapat cobaan. Nordiyana dinyatakan lulus ujian masuk Universiti Teknologi Mara (UiTM) jurusan desain interior.
Tapi Nordiyana terpaksa menolak peluang tersebut karena masuk jurusan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Karena bosan bekerja di kampung, Nordiyana sekali lagi nekad kembali ke Kuala Lumpur untuk mencari pekerjaan.
Untuk biaya Nordiyana merantau ke kota, kakaknya sampai menjual gelangnya. Nordiyana sampai terharu dan tak lupa dengan pengorbanan kakaknya itu.
" Hingga kini saya tidak pernah melupakan jasa kakak saya yang menggadaikan gelangnya sebanyak 200 ringgit (sekitar Rp700 ribu) untuk diberikan kepada saya," kenangnya.
Meski mendapat cibiran dan kata-kata tidak mengenakan dari saudara-saudara sepupunya, Nordiyana tetap nekad berangkat ke kota.
Dia merasa tertantang dengan hinaan yang diterimnya. Saat itu Nordiyana ingin membuktikan kalau kata-kata mereka salah.
Nordiyana ingat betul betapa kehidupan di kota metropolitan tidak semudah yang dibayangkan. Namun dia perlu menguatkan diri demi mengecap sebuah kesuksesan.
Sepanjang tinggal di KL, wanita berusia 34 tahun ini menekuni pelbagai pekerjaan demi menopang kehidupan dan membantu keluarga di kampung.
Nordiyana bahkan pernah dibilang pelacur hanya karena bekerja di sebuah hotel di KL.
" Waktu itu adalah masa-masa sulit... saya selalu lapar sebab tak punya uang. Saya bahkan pernah cuma makan biskut yang dicelup air keran.
" Tapi cobaan itu malah membuat saya bangkit sehingga dapat pekerjaan di sebuah hotel. Awalnya sebagai pekerja sambilan, sebelum direkrut jadi pegawai tetap," katanya.
Namun baru beberapa bulan punya pekerjaan tetap Nordiyana terpaksa melepaskannya. Dia tidak tahan dengan omongan tetangga di kampung.
" Ibu mengadu kalau dia dihina orang kampung yang mengatakan orang kerja hotel itu sama dengan pelacur," kenang Nordiyana.
Sepanjang lebih 10 tahun hidup di Kuala Lumpur dan melakukan pelbagai pekerjaan, Nordiyana akhirnya bisa menikmati kesuksesan.
Dia memiliki pekerjaan yang nyaman di sebuah perusahaan investasi dengan gaji bulanan mencapai ratusan juta per bulan.
Nordiyana akhirnya bisa memastikan kehidupannya tetap terjamin dan segala keinginannya bisa terpenuhi tanpa perlu ketakutan kehabisan uang.
Namun, justru di puncak kejayaannya itulah terjadi titik balik dalam kehidupannya. Kenyamanan dalam hidup membuat dia lupa diri.
Dia mulai melupakan orang-orang di sekelilingnya, termasuk keluarga yang sudah banyak berkorban untuknya. Dia bahkan lupa kepada Allah.
" Bayangkan! Pada usia 26 tahun saya berada di puncak kehidupan saya! Apa saya mau semua bisa karena punya gaji yang besar.
" Tetapi kesenangan itu membuat saya lupa diri, lupa keluarga dan lupa Allah. Saya gembira di balik semua kemewahan tetapi jauh di sudut hati tidak," katanya.
" Allah maha kuasa, Dia tarik semua nikmat yang diberikan dengan sekejap mata hingga saya mengalami bangkrut.
" Tetapi itulah titik tolak saya untuk perbaiki diri, kembali kepada jalan awal untuk menjadi seorang insan yang lebih baik dan bersyukur," imbuhnya.
Meskipun kehidupan sekarang lebih menantang dan banyak rintangan akibat pandemi Covid, Nordiyana mengaku pengalaman selama di KL telah mengajarkan arti kesabaran.
Saat ini dia berusaha memupuk kepercayaan dirinya kembali agar menjadi lebih kuat sebagai seorang wanita.
Sumber: mStar
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik