Ilustrasi Ledakan Beirut (Foto: Shutterstock)
Dream - Ledakan besar yang melanda Beirut, ibukota Lebanon menewaskan puluhan warga dan melukai ribuan orang. Sejumlah gedung-gedung di dekat lokasi ledakan juga luluh lantak. Pecahan kaca memenuhi jalan-jalan dan lampu jalan padam akibat ledakan.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (AS), ledakan ini yang disamakan dengan gempa bumi berkekuatan 3,3 magnitudo. Sedikitnya 78 orang tewas dan lebih 4.000 orang terluka. Penduduk kota langsung berlarian ke rumah sakit untuk mendonorkan darahnya.
" Saya berada di beranda ketika seluruh daerah sekitar bergoyang ke kiri dan ke kanan," kata produser film, Bane Fakih, yang tinggal di wilayah barat kota, dikutip dari Merdeka.com, Rabu 5 Juli 2020.
" Sangat dahsyat. Saya tidak pernah ketakutan seperti ini."
Ledakan di Pelabuhan Beirut itu membentuk awan besar berwarna merah dan bisa terdengar jauh sampai wilayah pinggiran kota.
" Pelabuhan Beirut benar-benar hancur," kata saksi mata, Bachar Ghattas, menggambarkan adegan yang berlangsung seperti " kiamat" .
" Sangat, sangat menakutkan apa yang terjadi saat ini dan orang-orang panik," ujarnya.
" Layanan kedaruratan kewalahan."
Ada laporan yang saling bertentangan terkait penyebab ledakan, yang pada awalnya disebut karena kebakaran besar di gudang petasan di dekat pelabuhan.
Direktur Direktorat Keamanan Umum kemudian mengatakan ledakan itu disebabkan oleh " bahan peledak tinggi" yang disita, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Ben Wedeman dari CNN melaporkan, pihak berwenang menyebut sejumlah besar amonium nitrat yang disita dari sebuah kapal pada 2013 atau 2014 kemungkinan penyebab ledakan.
Para pemuda yang beberapa bulan lalu melakukan pemberontakan terhadap pejabat koruptor, dituduh melakukan pengeboman tersebut.
" Saya belum pernah melihat Beirut seperti ini sebelumnya. Beirut hari ini tampak seperti hati kami," kata aktivis Maya Ammar.
" Kami tidak punya apa-apa lagi. Tepat ketika kami pikir itu tidak bisa lebih buruk, itu benar."
" Keluarga saya dan orang yang saya cintai meminta saya untuk pulang ke rumah karena mereka tidak ingin saya menghirup racun, tapi saya tidak bisa kembali ke rumah. Saya punya teman yang kehilangan rumah," tambahnya.
" Rumah mereka hancur total. Saya harus pergi dan membantu mereka."
(Sah, Sumber: Merdeka.com)
Dream - Berita mengejutkan datang dari Beirut, ibukota Lebanon. Pada Selasa, 4 Juli 2020 waktu setempat, terjadi sebuah ledakan besar yang menyebabkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya terluka.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @widadstaleb, terlihat ledakan terjadi di dekat pelabuhan dan berhasil memporak-pondakan sebagian bear kota.
" Apakah semua orang baik-baik saja?," tulis akun tersebut.
Dikutip dari Merdeka.com, ledakan tersebut sementara mengakibatkan 78 orang tewas dan 4.000 lainnya luka-luka.
Para pejabat tinggi di Lebanon menuding jika ledakan disebabkan karena bahan peledak yang sengaja disimpan di dalam gudang.
Dalam keterangannya, Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan bahwa setidaknya 2.750 ton amonium nitrat, yakni bahan untuk pupuk dan peledak, yang disimpan di dalam gudang selama enam tahun.
" Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat," kata Diab, dikutip dari , Rabu 5 Juli 2020.
Meski begitu, belum diketahui pasti penyebab dari ledakan dahsyat tersebut. Beberapa laporan menyebutkan bahwa ledakan mungkin saja dipicu oleh insiden di gudang pabrik kembang api.
Laporan lain menyebutkan insiden terjadi di gudang yang menyimpan bahan-bahan yang sangat mudah meledak.
Ledakan tersebut mengakibatkan gedung-gedung hancur, dan hampir seluruh kota Beirut menjadi porak-poranda. Banyak jalanan tertutup puing-puing bangunan, rumah dan bagunan hancur, serta asap yang masih mengepul di kota.
Terlihat pula banyak mobil-mobil yang rusak di sepanjang jalan, serta orang-orang yang terjebak di dalam bangunan.
atu Warga Negara Indonesia (WNI) mengalami luka akibat ledakan tersebut. Korban merupakan pekerja migran. Setidaknya ada sekitar 1.447 WNI yang tinggal di Lebanon.
" Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari