Silvany Austin Pasaribu (Foto: Youtube PBB)
Dream - Baru-baru ini sosok diplomat muda Tanah Air, Silvany Austin Pasaribu mencuri perhatian publik. Keberaniannya membungkam PM Vanuatu, Bob Loughman dalam Sidang Majelis Umum PBB, Senin lalu (28/09)
Saat itu Silvany dengan tegas mengatakan, seharusnya setiap negara menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara lain.
Keberanian Silvany membela Indonesia membuat namanya kini viral. Banyak orang bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Silvany Austin Pasaribu ini. Berikut Dream telah merangkumkan ulasannya:
Melansir dari portal resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, sosok Silvany Austin Pasaribu merupakan diplomat muda yang menjabat sebagai Sekretaris Kedua dalam Urusan Ekonomi I untuk Perutusan Tetap RI di PBB, New York, Amerika Serikat.
Sebelumnya, Silvany juga sempat menjabat sebagai Atase Kedutaan Besar Republik Indonesia di Inggris.
Diplomat yang kini viral di berbagai media tanah air merupakan magister lulusan kampus ternama Australia, yakni Universitas Sydney. Australia.
Di jenjang S-1 nya, Silvany menempuh pendidikan di jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjajaran, Bandung.
Sosok Silvany Austin Pasaribu terlihat berani saat menegur PM Vanuatu, Bob Loughman, yang terus menyinggung isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua dalam Sidang Majelis Umum PBB.
Merespon ucapan PM Vanuatu, dalam hak jawab, Sivany dengan tegas membantah isu tersebut.
" Ini memalukan, bahwa suatu negara terus memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana seharusnya Indonesia bertindak atau memerintah sendiri," ujarnya dalam pidato yang disiarkan laman YouTube PBB.
" Terus terang, saya bingung. Bagaimana bisa suatu negara mencoba untuk mengajarkan negara lain, tetapi kehilangan inti dari seluruh prinsip fundamental Piagam PBB" .
Silvany kemudian juga menerangkan bahwa menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara lain adalah hal yang harus dilakukan setiap anggota PBB.
Dream - Lebih lanjut dalam pidatonya, Silvany menerangkan bahwa Indonesia telah meratifikasi konvensi internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial.
Silvany lalu menyebutkan, bahwa " Vanuatu bahkan belum menandatanganinya" .
" Kami meminta pemerintah di salah satu Vanuatu untuk memenuhi tanggung jawab HAM Anda kepada rakyat Anda dan kepada dunia," kata Silvany.
Ia bahkan menekankan, " Kalian bukan representasi masyarakat Papua, dan tolong jangan berkhayal sebagai salah satunya" .
" Kita semua berperan penting dalam pembangunan Indonesia, termasuk di pulau Papua," lanjutnya.
Silvany menegaskan, Indonesia akan membela setiap advokasi yang terus menerus dari separitisme yang disampaikan dengan kedok kepedulian terhadap isu HAM.
" Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan bagian Indonesia yang tidak dapat dipisahkan sejak tahun 1945. Hal ini juga telah didukung dengan tegas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan masyarakat internasional beberapa dekade yang lalu. Itu final, tidak dapat diubah, dan permanen," jelas Silvany.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik