Penjelasan-penjelasan Jessica Soal Kematian Mirna

Reporter : Eko Huda S
Sabtu, 30 Januari 2016 10:40
Penjelasan-penjelasan Jessica Soal Kematian Mirna
Polisi menangkap dan menetapkan Jessica Kumala Wongso terlait kematian Wayan Mirna Salihin. Inilah pengakuan-pengakuan Jessica.

Dream - Polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso terkait kematian Wayan Mirna Salihin. Jessica telah ditangkap saat berada di sebuah hotel di kawasan Jakarta Utara, Sabtu 30 Januari 2016. Saat ini, Jessica masih menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya.

Jessica merupakan teman Mirna. Kala itu mereka mengadakan pertemuan di Kedai Kopi Olivier, Grand Indonesia. Jessica, Mirna, dan seorang kawan mereka, Hani. Jessica pula yang memesankan " kopi maut" yang diminum oleh Mirna sebelum tewas.

Mirna tewas setelah menyeruput kopi yang dipesan Jessica. Sebenarnya, Hani juga mencicipi kopi tersebut. Namun hanya sedikit. Sementara, Mirna tewas. Penyelidikan yang dilakukan plisi menunjukkan, kopi tersebut mengandung sianida. Zat beracun.

Terkait kematian Mirna, Jessica telah berulang kali diperiksa. Statusnya sebagai saksi. Dia berulang kali menegaskan tidak terkait dengan kematian sohibnya itu. Namun, kini Jessica berstatus tersangka.

Berikut pengakuan-pengakuan Jessica:

1 dari 6 halaman

Soal "Cinta Segitiga"

Soal "Cinta Segitiga" © Dream

Dugaan mengenai misteri kisah cinta segitiga di balik meninggalnya Wayan Mirna Salihin yang tewas usai meminum kopi di kedai kopi Olivier, Grand Indonesia, Rabu, 6 Januari 2016, akhirnya terjawab.

Kawan dekat korban, Jessica Kumala, yang diduga sakit hati dengan Mirna bukan penyuka sesama jenis.

Pengakuan itu disampaikan pengacara Jessica, Yudi Wibowo. Menurut Yudi, Jessica memiliki kekasih, seorang pria warga negara asing.

" Enggak benar ada cinta segitiga. Jessica itu punya pacar bule," kata Yudi, saat di Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Metro Jaya, Selasa 19 Januari 2016.

Yudi mengakui, Jessica tidak menyukai pria Indonesia. Sepengetahuannya, Jessica selalu menjalin cinta dengan pria asing. Tapi, Yudi tak menjelaskan dari negara manakah kekasih Jessica berasal.

" Dia nggak suka (cowok) Indonesia. Kekasihnya berwarga negara asing itu namanya Patrick," ucap dia.

Yudi menuturkan kedekatan yang terjalin antara Jessica dan Mirna hanya sebatas pertemanan. Keduanya, kata Yudi, dekat karena sekolah di universitas yang sama di Sidney, Australia.

" Mereka memang bersahabat, karena sama-sama dari Indonesia juga. Tetapi, keduanya tidak tinggal di rumah yang sama. Jessica tinggal sendirian, sedangkan Mirna tinggal bersama orangtuanya," kata dia. (Ism)

2 dari 6 halaman

Pengakuan Soal "Kopi Maut"

Pengakuan Soal "Kopi Maut" © Dream

Pengacara Jessica, Yudi Wibowo, mengatakan kliennya bukanlah orang yang menuangkan zat sianida ke dalam minuman Mirna. Yudi menyampaikan kronologi kematian Mirna saat menemani pemeriksaan Jessica di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Selasa, 19 Januari 2016.

Yudi membeberkan kronologi dari awal mula pemesanan kopi maut hingga kemudian Mirna meninggal, namun Hani (teman lain) tidak meninggal.

Jessica bersahabat dengan Wayan Mirna, Hani, dan satu orang lagi saat mereka masih menjadi mahasiswi di Billy Blue College di universitas Australia. Hanya saja, lanjut Yudi, Jessica memilih Fakultas Design. Berbeda dengan sahabatnya yang lain.

" Saya tidak tahu mereka sekolah di jurusan apa saja," ujar Yudi.

Mereka berempat lulus sekolah di tahun 2008. Saat semua teman pulang ke Indonesia, Jessica memilih menetap di Australia. Jessica kerja sebagai desainer grafis di Australia.

Lama di Negeri Kangguru, Jessica pulang pada 5 Desember 2015. Dia pulang ke Tanah Air untuk mencari pekerjaan.

Sehari setelah pulang, empat sahabat itu berencana berkumpul kembali di kafe Olivier Grand Indonesia pada 6 Januari 2015. Tempat itu dipilih setelah mereka berunding melalui pesan singkat.

" Sebelumnya mereka sudah whatsap-an. Dua tempat yang menjadi pilihan," kata Yudi.

Mirna lalu memilih Mal Grand Indonesia (GI) sebagai tempat pertemuan. Jessica sampai lebih dulu dari tiga sahabatnya. Karena tidak tahu dia pun kemudian berkeliling GI terlebih dulu.

Jessica menawarkan dua kafe pada sahabatnya itu. Kemudian, Mirna yang menentukan mereka berkumpul di Kafe Olivier GI, dengan alasan Mirna sudah sering datang ke kafe Olivier.

Jessica kemudian mendatangi kafe yang dimaksud dan kemudian pelayan segera mengantarkan Jessica ke mejanya. Lalu Jessica memesan tiga minuman.

" Satu temannya engga bisa datang karena masih kerja," ungkap Yudi.

Jessica langsung membayar minuman dengan alasan ingin mentraktir sahabat lamanya itu. Jessica juga tidak tahu menahu tentang budaya di kafe itu jika pembayaran bisa dilakukan nanti.

" Jessica mengira kafe itu semacam restoran cepat saji," ujarnya.

Alasan lainnya, Jessica membayar pesanan itu karena selama ini ketika berkumpul, Mirna selalu mentraktir mereka. Maka ketika ada kesempatan, Jessica gunakan untuk membayar lebih dulu.

Setelah memesan tempat duduk dan minuman Jessica tak langsung duduk....

3 dari 6 halaman

Kedekatan dengan Mirna

Kedekatan dengan Mirna © Dream

Setelah diperiksa pada Selasa malam 20 Januari 2016, Jessica tampak sesekali menutupi wajahnya. Wanita berambut panjang itu diperiksa oleh tim psikiater forensik selama 8 jam. Menurut dia, ada ratusan pertanyaan yang ditanyakan kepadanya.

" Ada ratusan pertanyaan yang diajukan," kata Jessica saat keluar dari ruangan penyidik.

Jessica menolak memberi keterangan seputar keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Mirna. Jessica juga tampak enggan berkomentar perihal kedekatannya dengan Mirna. " No comment. Saya tidak berhak berbicara dengan kalian," ujar teman kuliah korban di Sydney, Australia ini.

Meski nampak tak nyaman dikeberubungi wartawan, Jessica masih sesekali memberikan senyum. Tapi, dia pun sempat marah kala wartawan mendesak desaknya. " Jangan pegang saya. Jangan tarik-tarik," emosi Jessica.

Lalu seberapa dekat Jessica dengan Mirna?

Pengacara Jessica, Yudi Wibowo, menjelaskan kliennya bersahabat dengan Wayan Mirna, Hani, dan satu orang lagi saat mereka masih menjadi mahasiswi di Billy Blue College di universitas Australia. Hanya saja, Jessica memilih Fakultas Design. Berbeda dengan sahabatnya yang lain.

Mereka berempat lulus sekolah di 2008. Saat semua teman pulang ke Indonesia, Jessica memilih menetap di Australia. Jessica kerja sebagai desainer grafis di Australia.

" Mereka memang bersahabat, karena sama-sama dari Indonesia juga. Tetapi, keduanya tidak tinggal di rumah yang sama. Jessica tinggal sendirian, sedangkan Mirna tinggal bersama orangtuanya," kata Yudi.

Lama di Negeri Kangguru, Jessica pulang pada 5 Desember 2015. Dia pulang ke Tanah Air untuk mencari pekerjaan. Sehari setelah pulang, empat sahabat itu berencana berkumpul kembali di kafe Olivier Grand Indonesia pada 6 Januari 2015.

Yudi menegaskan, Jessica bukan penyuka sesama jenis. Dia memiliki kekasih, seorang pria warga negara asing bernama Patrick. " Enggak benar ada cinta segitiga. Jessica itu punya pacar bule," kata Yudi,

Jessica tidak menyukai pria Indonesia. Sepengetahuannya, Jessica selalu menjalin cinta dengan pria asing. (Ism)

4 dari 6 halaman

Kenapa Tak Ikut Cicipi Kopi?

Kenapa Tak Ikut Cicipi Kopi? © Dream

Jessica mengungkapkan alasan ia tidak mencicipi kopi Mirna. " Soalnya saya sakit maag di lambung," kata Jessica usai diperiksa di Direktorat Polda Metro Jaya, Rabu malam 20 Januari 2016.

Jessica mengaku, pelayan kedai kopi itu memberikan peringatan bahwa kopi vietnam yang dipesannya itu memiliki efek kuat. " Saya diperingatkan masnya (pelayan) yang sediain, kalau kopinya sangat kuat. Jadi tidak saya coba," ujar dia.

Adapun korban yang juga kawan dekatnyalah yang akhirnya meminum kopi maut berisi sianida itu. Kenapa Mirna tetap menenggak kopi itu? Jessica beralasan, Mirna tetap meminum kopi yang memiliki efek keras itu karena kegemarannya meminum kopi.

" Iya. Kita memang doyan minum kopi," ujar dia.

Jessica yang malam itu mengenakan jaket hitam dan berbaju merah muda itu diperiksa oleh tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya selama 7 jam. Ini kali kelima, Jessica yang menjadi saksi dalam pemeriksaan kasus ini.

Saat ditanya mengenai kesiapan ia jika ditetapkan tersangka nantinya, Jessica hanya menjawab singkat, " Waduh. Pertanyaan itu tidak fair buat saya." (Ism)

5 dari 6 halaman

Mengeluh di Facebook

Mengeluh di Facebook © Dream

Jessica pernah menulis di akun Facebook terkait kasus kematian Mirna. Dia mengeluh soal pemberitaan media massa. Jessica merasa disudutkan dalam kasus kematian sahabatnya itu.

Jessica membantah kabar mengenai gambar percakapan via Whatsapp dia dengan Mirna yang diunggah di Facebook yang mengatasnamakan dirinya. Gambar itu memperlihatkan ucapan Jessica yang mencari dokter di GI kepada Mirna. " Saya tidak punya facebook dari tahun 2012," ucap Jessica.

Menurut pengacaranya, Yudi Wibowo, peran Jessica di hanya kebetulan semata. Sebab, dia beralasan, kopi yang diminum Mirna seharusnya menyebabkan kematian pada Hani, rekan Mirna yang lain.

" Menurut saya, Jessica jangan dikambing hitamkan. Hani minum satu gelas yang sama (dengan Mirna). Satu mati yang satu enggak," kata Yudi.

6 dari 6 halaman

Buang Celana

Buang Celana © Dream

Polisi mencari celana yang digunakan Jessica saat kematian Mirna. Celana sobek yang sudah dibuang Jessica itu menjadi perhatian. Jessica sedikit menanggapi soal celana sobek itu.

" Soal celana saya tidak bisa berkomentar. Saya tidak bisa komentar kalau polisi tidak tanya," kata Jessica, Rabu malam 20 Januari 2016. (Baca: Jessica Buang Celana Usai Kematian Mirna)

Sebelumnya, menurut pengacara Jessica, Yudi Wibowo, celana Jessica itu dibuang oleh pembantu rumah tangganya. " Kata pembantunya, 'dibuang ya non? Udah sobek nggak bisa dijahit lagi'. Jessica jawab, ya terserah," kata Yudi menjelaskan di Polda Metro Jaya, Kemarin malam.

Dijelaskan Yudi, celana Jessica sobek saat ikut membantu membawa Mirna ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, setelah kejang-kejang usai meminum es kopi di Cafe Olivier.

Celana itulah yang kemudian dicari penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Saat penggeledahan di perumahan Sunter Icon, Sunter, Jakarta Utara yang dihuni Jessica, penyidik sempat membawa celana, baju yang terlihat di CCTV, beberapa obat sakit leher, obat tidur, laptop, kartu kredit dan buku tabungan.

Polisi sedang mengerahkan sejumlah tukang sampah di sekitar Sunter Icon untuk mencari celana Jessica yang diduga dibuang pembantu rumah tangganya.

Beri Komentar