Dari Hobi Menulis hingga Lahirnya Komunitas ISB: Perjalanan Ani Berta Merangkul Blogger Indonesia

Dreamitie | Rabu, 24 September 2025 16:45

Reporter : Hevy Zil Umami

Di tengah derasnya arus media sosial, masih ada ruang yang hangat untuk tulisan panjang yang berisi cerita, pengalaman, dan pengetahuan.

DREAM.CO.ID - Di tengah derasnya arus media sosial, masih ada ruang yang hangat untuk tulisan panjang yang berisi cerita, pengalaman, dan pengetahuan. Ruang itu dipelihara dengan penuh cinta oleh Ani Berta, atau yang akrab disapa Teh Ani. Ia adalah sosok di balik berdirinya Indonesian Social Blogpreneur (ISB), komunitas yang lahir pada 2016 dan kini menjadi salah satu wadah penting bagi blogger di Indonesia.

“Waktu itu saya melihat banyak blogger bingung bagaimana mengembangkan diri. Jadi saya ingin bikin wadah yang bukan sekadar ngumpul, tapi juga bisa jadi tempat belajar,” cerita Teh Ani saat berbincang secara daring dengan Dream.

2 dari 8 halaman

Awal Mula dan Visi Besar

ISB bermula dari sebuah grup Facebook kecil. Anggotanya hanya segelintir blogger yang ingin saling berbagi ilmu. Namun dari obrolan sederhana, komunitas ini terus tumbuh hingga kini memiliki ribuan anggota. Visi Teh Ani sejak awal jelas: blogger bukan hanya menulis ulasan produk, tapi bisa menjadi profesional di berbagai bidang digital.

“Blogger itu punya modal besar: bisa menulis, riset, dan membangun jaringan. Itu bisa dikembangkan jadi content writer, social media specialist, bahkan konseptor acara,” tambahnya.

3 dari 8 halaman

Bukan Sekadar Job, tapi Edukasi

Salah satu hal yang membedakan ISB dari komunitas lain adalah fokusnya pada edukasi. Teh Ani menekankan bahwa ISB bukanlah “agen job” yang semata-mata membagikan proyek berbayar. Justru, inti komunitas ini adalah workshop, pelatihan, dan pengembangan diri.

Setiap bulan, ISB rutin menggelar kelas seputar SEO, copywriting, public speaking, desain infografis, hingga personality development. Semua diarahkan agar blogger bisa naik level dan siap bersaing di industri digital.

“Job itu bonus. Yang utama adalah edukasi dan networking. Kalau ilmunya kuat, kesempatan akan datang sendiri,” ujar Teh Ani.

4 dari 8 halaman

Dinamika Tantangan

Perjalanan ISB tentu tidak selalu mulus. Pandemi sempat membuat banyak peluang kerja menurun drastis. Di sisi lain, minat generasi muda terhadap blogging juga menurun, tergeser platform seperti TikTok atau Instagram.

Namun bagi Teh Ani, tantangan adalah ruang untuk berinovasi. Ia mendorong anggota ISB untuk mengintegrasikan blog dengan platform baru: menulis tetap jadi basis, tapi bisa diperkaya dengan video, reels, atau konten visual lain.

“Blog itu rumah, media sosial itu pintunya. Kalau pintunya banyak, tamu juga makin mudah datang,” ungkapnya.

5 dari 8 halaman

Sikap terhadap AI

Di era teknologi kecerdasan buatan, banyak orang khawatir tulisan orisinal tergeser. Teh Ani punya pandangan unik. Ia mengakui sempat menolak penggunaan AI, tapi kemudian melihat potensi AI sebagai alat bantu.

“AI bisa jadi sparring partner, membantu ide. Tapi sentuhan personal, pengalaman, dan emosi penulis nggak bisa digantikan. Itu yang bikin tulisan bernyawa,” katanya.

6 dari 8 halaman

Regenerasi dan Harapan ke Depan

Kini, ISB tidak hanya berpusat di Jakarta, tapi juga aktif mengadakan roadshow ke berbagai daerah. Sistem perekrutan anggota pun terstruktur: dari mengisi form di website, lalu bergabung ke grup Facebook, hingga nantinya bisa naik ke WhatsApp group jika aktif.

Meski regenerasi jadi tantangan, Teh Ani optimis. Baginya, selama masih ada orang yang percaya bahwa tulisan bisa mengubah cara pandang, blog akan selalu relevan.

“Blog itu arsip digital. Media sosial bisa hilang, tapi blog akan selalu bisa ditemukan lewat mesin pencari. Itu kekuatan yang harus dijaga,” jelasnya.

7 dari 8 halaman

Menjaga Nyala Semangat

Lebih dari sekadar komunitas, ISB adalah tempat tumbuh bersama. Para anggotanya tidak hanya bertambah kemampuan, tetapi juga memperluas relasi dan menemukan peluang baru.

Teh Ani menutup perbincangan dengan kalimat yang membekas:
“Komunitas ini saya bangun bukan untuk saya pribadi, tapi untuk kita semua. Selama ada yang mau belajar dan berbagi, ISB akan terus ada.”

Dengan semangat itu, ISB bukan sekadar komunitas blogger, melainkan sebuah gerakan kecil yang menjaga api literasi digital di tengah derasnya arus konten singkat. Dan di baliknya, ada sosok Teh Ani yang dengan konsistensi dan ketulusan, terus merawat rumah besar bagi para penulis daring Indonesia.

Teh Ani juga telah menerbitkan jurnal, sebagai upaya komunitas untuk tetap bertahan. Artikel jurnal ini menjadi ikhtiar penyambung ke para pihak yang berkepentingan

https://journal.moestopo.ac.id/index.php/pustakom/article/view/4928

8 dari 8 halaman

Mau Diliput Juga?

Ingin komunitasmu diliput oleh tim kami? Yuk gabung di Communifest!

Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Join Dream.co.id