Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

Dreamitie | Minggu, 23 November 2025 14:01

Reporter : Okti Nur

Masyarakat Adat Seberuang berada di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

DREAM.CO.ID - Masyarakat Adat hidup dan menjaga wilayah adatnya sebagai titipan leluhur yang kemudian diwariskan kepada generasi penerusnya. Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia juga memiliki banyak komunitas masyarakat adat.

salah satunya adalah Komunitas Masyarakat Adat Seberuang yang berada di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Melansir laman Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), terdapat ribuan warga Masyarakat Adat Seberuang yang tinggal di wilayah seluas lebih dari 21 ribu kilometer persegi.

Wilayah tersebut juga berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. “Masyarakat Adat Seberuang hidup dengan cara yang amat sederhana... Hutan-hutan dijaga kelestariaannya,” ungkap Masihun, Ketua Badan Pengurus Harian AMAN Kalimantan Barat.

Pelestarian hutan adat dapat terjaga karena terhubung dengan kelembagaan adat dan berbagai ritual. Bagi Masyarakat Adat, hutan adalah tempat yang juga dianggap suci.

2 dari 4 halaman

Kawasan Hutan Terlarang

Komunitas Masyarakat Adat Seberuang juga menerapkan sistem zonasi. Ada area-area tertentu yang bolah diakses dan dimanfaatkan, tetapi ada kawasan yang memang memiliki batasan tegas dan sangat terbatas untuk bisa dimasuki oleh sembarang orang.

Ada yang menamakannya dengan sebutan hutan terlarang atau hutan keramat.

"Dan ladang-ladang masih hidup di sela-sela permukiman warga. Selain hutan, Masyarakat Adat juga memiliki tempat-tempat tertentu yang sakral. Itu menegaskan identitas asal usul serta kepemilikan wilayah adat kami," cerita Masihun.

3 dari 4 halaman

Mata Pencaharian

Sebagian besar kawasan Sintang mencakup perbukitan dan hutan. Adapula tambang dan perkebunan berskala besar. 

Banyak dari mereka yang berkebun sebagai mata pencaharian, dengan sawit dan karet sebagai komoditi utama. Lainnya berupa lada, kopi, durian, jengkol, dan bermacam tanaman buah.

Selain itu, ada banyak dari warga yang berburu mencari ikan, dan mengambil bahan makanan dari hutan dan sungai sekitar.

Masihun mengatakan dalam wawancaranya pada tahun 2021, di tengah tak menentunya harga sawit dan karet, mereka memiliki komoditi yang menjadi primadona dan tak diduga sebelumnya, yaitu jengkol.

Jengkol asal Sintang memiliki ciri buah yang besar dan telah dipasarkan hingga ke luar Kalimantan.

“Jengkol tumbuh subur dan kualitasnya bagus. Dalam satu periode, panen bisa sampai 600 ratus ton dengan kualitas, produktivitas, dan nilai jual yang bagus," katanya.

4 dari 4 halaman

Nilai Ekonomi di Kawasan Hutan di Wilayah Adat Seberuang

Kawasan hutan di wilayah adat Seberuang, menyimpan nilai ekonomi yang sangat besar melebihi pendapatan daerah dan upah minimum regional di Kabupaten Sintang.

Berdasarkan studi valuasi ekonomi terhadap pengelolaan SDA berkelanjutan (berdasarkan data 2021), Komunitas Masyarakat Adat Seberuang memiliki nilai ekonomi untuk produk SDA (karet, jengkol, air, cabai, ikan, padi, tengkawang, dan lainnya) mencapai Rp27,14 miliar per tahun.

Sedangkan nilai ekonomi untuk jasa lingkungan (pengendali hodrologi, ekowisata, pemasok air, dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro), mencapai Rp11,35 miliar per tahun.

Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Join Dream.co.id