Mengenal Komunitas Bye Bye Plastic Bags, Pendirinya Gadis Bali yang Jadi Moderator Acara PBB

Reporter : Okti Nur Alifia
Jumat, 21 November 2025 08:01
Mengenal Komunitas Bye Bye Plastic Bags, Pendirinya Gadis Bali yang Jadi Moderator Acara PBB
BBPB didirikan untuk meningkatkan kesadaran dan mendidik tentang dampak berbahaya plastik terhadap lingkungan, hewan, dan kesehatan.

DREAM.CO.ID - Sampah plastik yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia menjadi salah satu masalah yang mengancam lingkungan. Hal inilah yang membuat Melati dan Isabel Wijsen mendirikan Komunitas Bye Bye Plastic Bags (BBPB) pada 2013 untuk mengurangi sampah plastik di Bali.

Inisiatif itu datang saat dua bersaudara ini masih sangat belia. Melati baru berusia 12 tahun sementara Isabel 10 tahun. Namun hal itu tak mematahkan semangat antusias mereka untuk melakukan perubahan.

BBPB didirikan untuk meningkatkan kesadaran dan mendidik tentang dampak berbahaya plastik terhadap lingkungan, hewan, dan kesehatan.

" Ketika kami memulai @byebyeplasticbags, kami sama sekali tidak memiliki rencana bisnis, strategi, keahlian pemasaran, atau bahkan anggaran. Tapi kami memiliki tujuan yang jelas. Bali harus bebas dari kantong plastik," tulis Melati dalam Instagram @melatiwijsen.

Mengenal Komunitas Bye Bye Plastic Bags yang Didirikan Melati Wijsen

1 dari 3 halaman

Gerakan mengurangi kantong plastik itu pun disambut masyarakat Bali. Hingga di tahun 2019, Pemerintah Provinsi Bali melarang penggunaan kantong plastik, sedotan, dan gabus sintesis.

Kini Bye Bye Plastic Bags sudah berkembang besar. Berawal dari Pulau Dewata, komunitas ini menyebar ke berbagai kota di Indonesia hingga berbagai negara. Berdasarkan informasi di laman resminya, komunitas ini tersebar di lebih dari 50 lokasi di seluruh dunia.

      View this post on Instagram      

A post shared by Bye Bye Plastic Bags (@byebyeplasticbags)

Tidak hanya berfokus pada mengurangi sampah plastik. Berbagai program lain juga telah dihasilkan komunitas ini, seperti Mountain Mamas yang diluncurkan pada tahun 2017.

Program ini memberdayakan perempuan lokal di Bali, di lereng Gunung BatuKaru, dengan pelatihan keterampilan untuk memproduksi tas alternatif buatan tangan dari bahan donasi atau daur ulang.

2 dari 3 halaman

Adapula One Island One Voice (OIOV), yang merupakan kampanye Bali’s Biggest Clean-Up di berbagai lokasi di seluruh Bali yang dimulai sejak 2017 hingga saat ini.

Menariknya, komunitas ini juga menciptakan buku pandungan lingkungan dan pendididikan. Mereka menggerakkan kampanye lingkungan di berbagai sekolah.

" Kami memulai, dan petualangan seumur hidup pun dimulai.
Saya berterima kasih kepada Melati yang berusia 12 tahun setiap hari karena berani mengambil tindakan," tulis Melati.

      View this post on Instagram      

A post shared by Bye Bye Plastic Bags (@byebyeplasticbags)

 

3 dari 3 halaman

Untuk diketahui Melati Wijsen merupakan aktivis global keturunan Indonesia-Belanda. Perempuan 24 tahun ini bahkan masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 - Asia - Social Entrepreneurs tahun 2020 serta TIME's 25 Most Influential Teens of 2018.

Selain Bye Bye Plastic Bags, dia juga mendirikan Youthtopia. Terbaru, Melati Wijsen asal Bali, menjadi moderator dalam acara berskala dunia, UN Young Activists Summit 2025. Ini merupakan sebuah platform global yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, untuk memberdayakan para aktivis muda.

Untuk melihat berbagai kegiatan komunitas ini, Sahabat Dream bisa mengunjungi instagram @byebyeplasticbags.

      View this post on Instagram      

A post shared by Melati Wijsen (@melatiwijsen)

 

Beri Komentar