Kisah Perjalanan Kalimantan Selatan Menjadi KIM Terkreatif di Festival KIM 2025

Stories | Sabtu, 15 November 2025 20:00

Reporter : Hevy Zil Umami

Gelaran Festival Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) 2025 kembali menjadi ajang berkumpulnya para pegiat informasi dari berbagai daerah di Indonesia.

DREAM.CO.ID - Gelaran Festival Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) 2025 kembali menjadi ajang berkumpulnya para pegiat informasi dari berbagai daerah di Indonesia. Tahun ini, acara yang dihelat oleh Kementerian Komunikasi dan Digital turut menjadi panggung bagi Kalimantan Selatan yang tampil semakin percaya diri. Tidak hanya aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, provinsi ini juga berhasil membawa pulang penghargaan sebagai KIM Terkreatif 2025, sebuah pencapaian yang sekaligus mempertegas peran penting KIM dalam mendorong literasi dan pemberdayaan warga di tingkat desa dan kelurahan.

Dalam wawancara bersama Dream, Erlinda Puspita Ningrum—yang akrab disapa Puspa—selaku Kepala Seksi Kemitraan Pemprov Kalimantan Selatan, menjelaskan bahwa hari terakhir Festival KIM 2025 diisi dengan berbagai agenda penting. “Oke, acara hari ini sebenarnya rangkaian hari terakhir dari Kim Festival 2025. Kim Festival ini memang agenda rutin yang diselenggarakan oleh Kementerian Komdigi sejak tahun 2023. Nah, sejak itu pula Kalimantan Selatan berpartisipasi. Jadi ini sudah kali ketiga nih provinsi Kalimantan Selatan ikut dalam event ini,” ujarnya.

 

2 dari 6 halaman

Menurut Puspa, hari penutupan festival diisi dua seminar besar yang mempertemukan KIM dari berbagai provinsi, diikuti pertunjukan seni dari tiga daerah. Meski tahun ini peserta festival hanya delapan provinsi, antusiasme tetap terasa meriah hingga malam puncak awarding.

“Yaitu awarding atau penghargaan. Akan ada delapan kategori piala yang akan diberikan. Mudah-mudahan Kalsel salah satunya,” ucapnya kala itu. Harapan tersebut akhirnya berbuah manis: KIM Kalimantan Selatan resmi menyabet kategori KIM Terkreatif, sebuah kebanggaan baru yang patut dikenang bersama.

 

3 dari 6 halaman

300 KIM Aktif, Garda Terdepan Informasi Desa

Puspa menjelaskan bahwa antusiasme KIM di Kalimantan Selatan terbilang besar. Dari 13 kabupaten/kota dengan lebih dari 1.800 desa dan sekitar 400 kelurahan, sudah ada sekitar 300 KIM yang aktif. “Sudah aktif itu artinya mereka itu sudah punya SK Kepala Desa atau SK Lurah, jadi sudah resmi secara hukum. Kemudian sudah mendaftar di platform kim.id,” katanya.

Peran KIM, lanjutnya, bukan sekadar wadah penyebaran informasi. Lebih dari itu, mereka adalah penggerak yang membantu pemberdayaan masyarakat di tingkat akar rumput. “Yang paling pertama mereka itu garda terdepan untuk disseminasi informasi program-program kegiatan desa atau kelurahan. Kemudian yang berikutnya lagi mereka itu juga mendorong pemberdayaan masyarakatnya,” jelasnya.

Ia mencontohkan desa dengan potensi jamur. KIM setempat mendorong warga memproduksi keripik jamur, membantu packaging, promosi, hingga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak. Artinya, KIM bukan hanya kumpulan relawan digital, melainkan motor penggerak ekonomi lokal.

 

4 dari 6 halaman

Mengedepankan Literasi Digital Hingga Rumah Tangga

Tak hanya fokus pada ekonomi desa, KIM juga punya peran besar dalam edukasi digital. “Turut serta, karena ada prinsip adinda. Jadi ada akses, diskusi, disseminasi informasi, partisipasi. Itu salah satunya mengedukasi masyarakat tentang literasi digital,” kata Puspa.

Contoh nyata adalah KIM Tangguh Mentaos yang aktif memberikan edukasi digital ke anak sekolah, mulai dari pemahaman aplikasi hingga cara menangkal hoaks.

Di tingkat rumah tangga, KIM juga hadir sebagai pendamping warga, khususnya ibu rumah tangga yang ingin berdaya melalui potensi lokal. “Jadi gimana caranya misalnya ibu-ibunya di desa penghasil jamur tadi itu bisa ikut jadi produsen. Kemudian mereka bantulah promosinya,” ungkapnya.

 

5 dari 6 halaman

Tantangan Pembentukan KIM Baru

Meski sudah berkembang pesat, perjalanan KIM di Kalimantan Selatan belum sepenuhnya mulus. “Kim itu kan sebuah organisasi masyarakat. Jadi dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat. Nah, ketika itu mandiri, itu memang sangat tergantung dengan tokoh atau penggerak,” jelas Puspa. Masih ada beberapa desa yang belum memiliki inisiator sehingga pembentukan KIM terhambat.

Namun ia optimis. Harapannya, ke depan setiap desa atau kelurahan di Kalsel memiliki paling tidak satu KIM aktif. “Masih di bawah 50 persen. Makanya itu masih banyak PR-nya. Perjalanan panjangnya masih,” tambahnya.

 

6 dari 6 halaman

Dari Pasar Budaya hingga Aplikasi Digital

Kesuksesan KIM Kalsel sebenarnya bukan hal baru. Tahun lalu, KIM Kabupaten Balangan menyedot perhatian lewat festival bulanan Pasar Racah Mampulang, sebuah kawasan budaya yang memadukan tujuh seni lokal dengan layanan digital—mulai dari QR code untuk informasi hingga transaksi via QRIS.

Tahun ini, KIM yang bertarung mengandalkan program literasi digital hingga inovasi aplikasi layanan kelurahan bernama Mentaospedia, yang memungkinkan warga mengakses pelayanan publik seperti KTP dan KK secara mudah.

“Mereka ini adalah konten kreator positif yang ikut menarasikan program-program strategis pemerintah,” tegas Puspa.

Dengan pencapaian sebagai KIM Terkreatif 2025, perjalanan Kalimantan Selatan membangun ekosistem informasi berbasis komunitas semakin menunjukkan hasil. KIM bukan sekadar penyambung pesan pemerintah, tetapi agen perubahan yang membawa desa dan kelurahan menuju masa depan digital yang inklusif.

“Insyaallah doain ya. Kali ini kita ya. Walaupun mungkin tidak juara umum, tapi masih bisa mendapatkan satu kategori,” tutup Bu Puspa—sebuah kalimat yang akhirnya terbukti membawa kebanggaan bagi Kalimantan Selatan.

 

Mengenal Lebih Dekat Juara Dream Inspiring Women 2023
Join Dream.co.id