Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

Stories | Kamis, 4 Desember 2025 09:00

Reporter : Hevy Zil Umami

Gelora persaingan di dunia futsal mahasiswa kembali memanas.

DREAM.CO.ID - Gelora persaingan di dunia futsal mahasiswa kembali memanas. Sebanyak 16 tim dari 13 kampus resmi memulai langkah besar mereka di fase The Nationals Campus League Futsal 2025, yang digelar sejak Rabu (3/12) hingga Minggu (7/12) di FIKK UNJ, Rawamangun. Selama lima hari ini, 8 tim putra dan 8 tim putri bersaing bukan sekadar memperebutkan titel juara, tapi juga membela nama almamater dengan penuh gengsi.

Fase Nationals mempertemukan empat semifinalis dari Regional Jakarta dan Yogyakarta. Menariknya, Yogyakarta menjadi kota paling subur penyumbang wakil dengan total lima tim, termasuk Universitas Negeri Yogyakarta yang sukses mengawinkan gelar regional. Jakarta hanya mengirim tiga tim, disusul Bandung yang membawa tiga wakil kuat, serta dua kampus dari Jawa Timur dan Jawa Tengah: Universitas Negeri Malang dan Universitas Tidar Magelang.

2 dari 2 halaman

Sistem pertandingan masih sama seperti babak regional: 20 menit semi-bersih per babak, sebelum berubah menjadi waktu efektif di semifinal dan final. Tahun ini juga menjadi momentum penting karena Video Support (VS) mulai diterapkan untuk empat situasi krusial seperti Goal/No Goal hingga Kartu Merah. Semua demi menjamin keadilan dan menjaga identitas kompetisi sebagai ajang student-athlete murni.

“Campus League menjadi panggung bagi student-athlete yang masih ada di kampus, bukan yang sudah terdaftar di level profesional,” ujar Dave Leopold, Penanggung Jawab Kompetisi. Ia menegaskan bahwa aturan ini dibuat agar pemain benar-benar bisa fokus membela kampusnya.

Memasuki hari pertama, hujan gol langsung terjadi. Dari Grup B Putra, UIN Sunan Gunung Djati Bandung tampil menggairahkan dengan kemenangan 4–1 atas Universitas Islam Indonesia. Dua brace dari Muhammad Revaldo Arkeisya dan sang kapten, Aldy Zakky Auliya, memastikan tiga poin pertama.

Pelatih Deden Zaini Muhibban mengakui kemenangan ini lahir dari disiplin serta mental kuat pemainnya. “Kami datang ke fase nasional bukan untuk main-main, tapi benar-benar mati-matian,” tegasnya. Aldy pun mengamini hal itu. “Kami masih capek setelah pertandingan sebelumnya, tapi semangat teman-teman luar biasa,” ujarnya.

Di Grup A Putri, drama kemenangan besar juga terjadi ketika UPI Bandung membungkam UGM dengan skor 7–1. Pelatih Yunita Sari menilai hasil itu buah dari proses panjang tim. “Kami menganggap setiap pertandingan seperti laga final,” katanya. Sementara Lisnasari, salah satu pencetak gol, mengaku merasa lebih lega. “Setiap pertandingan juga memberikan pelajaran baru,” ujarnya.

The Nationals baru dimulai, tetapi tensi panas dan cerita determinasi para student-athlete ini sudah terasa jelas: perjalanan menuju gelar juara tak pernah semenarik ini.

Terkait
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Join Dream.co.id