Sedihnya Sri Mulyani Lukisan Bersejarah 17 Tahun Lalu Raib Saat Penjarahan Rumah
© 2018 Http://www.facebook.com
Reporter : Okti Nur
Ini merupakan lukisan kesayangannya yang dia lukis 17 tahun lalu.
DREAM.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkap barang bersejarahnya raib saat rumahnya dijarah kawasan Tangerang dijarah pada Minggu, 31 Agustus 2025.
Barang yang dimaksud adalah lukisan kesayangannya yang dia lukis 17 tahun lalu. Sri Mulyani menuliskan curhatannya dalam unggahan Instagram @smindrawati.
Lukisan itu diduga diambil oleh laki-laki berjaket merah memakai helm hitam, yang tampak memanggul lukisan cat minyak bunga di atas kanvas berukuran cukup besar. Hal ini dilihat sang bendahara negara dari sebuah video yang diunggah media.
"Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri keluar dari rumah pribadi saya yang menjadi target operasi jarahan hari minggu akhir Agustus 2025 dini hari," ungkap Sri Mulyani.
Mantan Direktur Bank Dunia mengatakan bahwa lukisan bunga itu sangat berarti untuknya. Itu adalah simbol perenungan serta kontemplasi diri Sri Mulyani.
"Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya," ungkapnya.
Kini, lukisan bunga itu telah raib. Baginya seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia.
"Bagi penjarah, rumah dan barang-barang tersebut hanyalah sekedar target operasi. Para penjarah seperti berpesta, bahkan diwawancara reporter media: “dapat barang apa mas?” - dijawab ringan, dengan nada sedikit bangga tanpa rasa bersalah : “ lukisan”," tulis Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menyoroti liputan penjarahan yang dimuat di media sosial hingga diviralkan secara sensasional. Menurutnya hal itu menimbulkan histeria intimidatif yang kejam, hilang hukum, hilang akal sehat, hilang peradaban dan kepantasan, hingga runtuhnya rasa perikemanusiaan.
Sri Mulyani berpandangan, meskipun lukisannya sangat berharga, ada korban korban yang jauh lebih berharga dibanding sekedar lukisannya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang yang tak akan tergantikan. Seperti sopir ojek online (ojol) Affan Kurniawan.
"Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, Sumari. Menimbulkan duka pedih yang mendalam bagi keluarga. Tragedi kelam Indonesia," ungkap Sri Mulyani.
Bagi menteri yang pernah menjabat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang. Yang ada adalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya fondasi berbangsa dan bernegara kita, negara hukum yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab.
"Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu. Jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah dan tanpa keluh kesah serta tanpa putus asa," tutupnya.