Nantinya, PT Merpati Nusantara Airlines Akan Menggunakan Pesawat Buatan Rusia, Yaitu MC 21. (Foto: Wikipedia)
Dream – PT Merpati Nusantara Airlines berencana akan beroperasi kembali pada 2019. Maskapai ini nantinya tidak akan menggunakan pesawat Boeing atau Airbus, tetapi pesawat produksi Rusia.
Direktur Utama Merpati, Asep Ekanugraha, mengatakan, perusahaannya akan menggunakan pesawat jenis MC-21. Pesawat tersebut diproduksi oleh Irkut Corporation.
“ Iya, rencananya kami akan menggunakan itu,” kata Asep di Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 14 November 2018.
Dikutip dari laman Irkut Corporation, perusahaan itu tak hanya memproduksi pesawat komersial, tetapi juga pesawat tempur dan pesawat latih.
Pesawat MC 21 yang akan digunakan Merpati ini merupakan pesawat jet bermesin ganda. Pesawat itu digunakan untuk penerbangan jarak menengah dengan kapasitas 150 hingga 212 penumpang.
Pesawat MC 21 diklaim akan lebih cepat dan murah daripada Boeing 737 dan Airbus A320. Jet asal Negara Beruang Merah ini akan memiliki kecepatan 870 km per jam.
Kecepatan itu lebih tinggi daripada Boeing yang bisa melaju 842 km per jam dan Airbus 828 km per jam. Dengan jarak jelajah lebih panjang 600 km dari para pesaingnya, pesawat itu dibanderol lebih murah daripada A320 dan Boeing 737.
Rencananya, Irkut akan menjual pesawat jet itu ke India, Tiongkok, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Maskapai pertama dan terbesar yang akan menggunakan MC 21 adalah Aeroflot. Pengiriman 50 pesawat akan dimulai akhir 2018 atau awal 2019.
Sumber: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praidtya, Irkut Corporation
Dream – PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) akan kembali mengudara pada 2019. Maskapai pelat merah yang telah mati suri itu melaporkan telah mendapatkan investor baru, PT Intra Asia Corpora.
“ Kami berkeyakinan dan optimistis bakal kembali terbang,” kata Presiden Direktur Merpati, Asep Ekanugraha, di Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Senin 12 November 2018.
PT Intra Asia Corpora merupkan investor dalam negeri yang terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten CPDX.
Menurut Asep, investor itu berkomitmen menanamkan modal hingga Rp6,4 triliun demi Merpati kembali mengudara.
“ Semua persiapan, terutama dana operasional sudah kami dapatkan komitmennya,” kata dia.
Dengan suntikan dana tersebut, Merpati bisa kembali memiliki pesawat dan mulai mengurus rute terbang dan investasi operasional lainnya.
Tapi, keputusan Merpati terbang kembali itu akan bergantung dari proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada Rabu 14 November 2018.
" Memang, titik krusialnya, yang di putusan pengadilan terkait kasus utang kami yang akan diputuskan pada Rabu 14 November nanti. Ya, tentu saja kami berharap, Merpati diberi kesempatan untuk beroperasi lagi. Jika demikian, maka kami akan tancap gas, melaksanakan langkah strategis operasional, yang telah kami siapkan,” kata dia.
Sekadar informasi, kewajiban Merpati yang harus ditanggung dan belum terbayar saat ini mencapai Rp10 triliun. Asep optimistis dengan kucuran Rp6,4 triliun ini bisa menjadi modal awal dalam memulai bisnis dan secara bertahap melunasi kewajiban itu.(Sah)
Kalau Intra Asia Corpora masuk ke Merpati, apakah maskapai itu tak lagi menjadi BUMN? Asep belum bisa menjelaskan hal ini karena menyangkut perjanjian kedua perusahaan.
“ Hanya investor memang mengucurkan dana dengan soft lender. Artinya, pihak investor akan mendapatkan return dari Merpati setelah maskapai ini mapan mengudara,” kata dia.
Asep mengatakan dana itu tidak turun sepenuhnya, tetapi bertahap selama dua tahun. Dengan adanya dana itu, setidaknya Merpati bisa punya pesawat dan mulai mengurus izin rute terbang dan investasi operasional lainnya.
" Memang, titik krusialnya, yang di putusan pengadilan terkait kasus utang kami yang akan diputuskan pada Rabu 14 November nanti. Ya, tentu saja kami berharap, Merpati diberi kesempatan untuk beroperasi lagi," kata dia.
Asep mengatakan, kalau Merpati diizinkan untuk beroperasi, maskapai ini akan langsung " berlari" .
" Jika demikian, kami akan tancap gas, melaksanakan langkah strategis operasional, yang telah kami siapkan,” kata dia.
Asep mengatakan, kalau beroperasi kembali, Merpati takkan menggunakan Boeing dan Airbus. Perusahaan ini akan menggunakan pesawat buatan Rusia.
“ Tapi pesawat yang kita gunakan adalah buatan Rusia dan bukan yang pernah kecelakaan di Gunung Salak," kata dia di Jakarta.
Asep mengatakan tahun depan, Merpati takkan bermain di segmen penerbangan bertarif rendah. Maskapai ini akan menyasar ke wilayah Indonesia Timur serta penerbangan ke Indonesia Barat. Tak tertutup kemungkinan Merpati akan terbang ke luar negeri.
" Kami sudah belajar dari kejatuhan perusahaan dan saatnya menatap ke depan yang lebih baik. Apalagi selain pemerintah dan investor swasta yang mendukung, sudah banyak perusahaan asuransi yang ikut mendorong beroperasinya MNA lagi," kata dia.
Asep mengatakan struktur organisasi baru Merpati juga sudah selesai disusun. Investor swasta juga tak minta “ jatah” untuk duduk di struktur organisasi.
“ Investor hanya mau dana yang sudah ditanam bisa digunakan sebaik-baiknya, sehingga perusahaan bisa meraup laba seperti yang diharapkan,” kata dia.
(Sumber: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi