Memiliki Kulit Berjerawat. (Source: Shutterstock)
Dream - Masalah kulit yang umum dialami dan seringkali sulit diatasi adalah jerawat. Tidak hanya mengganggu penampilan, jerawat juga bisa terasa gatal.
Sehingga, membuat orang yang mengalaminya merasa tidak nyaman. Bahkan, rasa gatal pada jerawat bisa mengganggu produktivitas seseorang, merusak permukaan kulit, dan menyebabkan infeksi.
menurut Dermatologis Lilik Norawati, jerawat tidak menyebabkan rasa gatal pada kulit. Rasa gatal pada area yang berjerawat bisa disebabkan oleh obat jerawat topikal.
Pasalnya, obat jerawat topikal yang mengandung asam salisilat, benzoil peroksida, serta retinoid bisa menyebabkan kulit kering dan gatal. Untuk mencegah dan mengatasi rasa gatal akibat pemakaian ketiga kandungan tersebut, kamu bisa menggunakan pelembap atau pembersih yang lembut.
Namun jika kamu mengalami gatal ringan yang disertai bengkak atau rasa terbakar, mungkin kulitmu mengalami dermatitis kontak alergi akibat produk khusus kulit berjerawat.
Biasanya, dermatitis kontak alergi dipicu oleh kandungan bahan aktif, pengawet, atau zat pengental dalam produk perawatan jerawat.
Sebelum berkonsultasi pada dermatologis, kamu bisa mengetahui beberapa jenis jerawat dan cara pengobatannya terlebih dulu.
Jerawat Kistik
Sesuai dengan namanya, jerawat kistik merupakan jenis yang parah dan membentuk kista di bawah kulit. Bentuk jerawat ini terlihat seperti benjolan yang terasa sakit jika disentuh dan bisa menyebabkan sensasi gatal.
Biasanya, dermatologis akan menyarankan untuk mengatasinya dengan krim resep, antibiotik, atau jenis obat jerawat lainnya, seperti pemakaian isotretinoin.
Folikulitis Bakterial
Folikulitis adalah infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada folikel rambut. Jika dilihat pada permukaan kulit, folikulitis bakterial terlihat seperti bintil atau erupsi kecil yang bisa menyebabkan rasa gatal.
Penyebab folikulitis bakterial bisa bermacam-macam. Mulai dari pemakaian bak mandi berisi air panas, gesekan kasar pada kulit, mengenakan pakaian terlalu ketat saat berada di lingkungan bersuhu panas atau berolahraga, hingga mencukur maupun waxing.
Selain bakteri, folikulitis pun bisa disebabkan oleh jamur jenis ragi yang disebut pityrosporum. Secara kasat mata, folikulitis jenis ini terlihat seperti ruam atau benjolan merah pada dada, bahu, atau punggung yang kerap terasa gatal.
Umumnya, folikulitis pityrosporum disebabkan oleh pemakaian pakaian berbahan sintetis, produk perawatan kulit berminyak, penurunan imunitas tubuh, penggunaan steroid, serta konsumsi pil KB atau antibiotik.
Meski terlihat tidak jauh berbeda secara fisik, namun cara mengatasi folikulitis pityrosporum berbeda dengan jerawat biasa. Berkonsultasilah dengan dermatologis untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Laporan: Amanda Putri Ivana