Shutterstock
Dream - Pada Hari Gizi Nasional ke-62, Kementerian Kesehatan mengkampanyekan aksi bersama cegah stunting dan obesitas. Kedua masalah kesehatan tersebut masih menjadi permasalahan dunia. Tentunya hal ini tak boleh diabaikan dan kita sebaiknya mulai menerapkan pola makan teratur, sehat dengan gizi seimbang.
Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) Kementerian Kesehatan pada 2018 menunjukkan 21,8 persen masyarakat Indonesia mengalami obesitas. Jika dibiarkan, diprediksi angka obesitas dapat mencapai 40 persen pada 2030, yang artinya hampir 1 dari setiap 2 orang dewasa di Indonesia akan mengalami obesitas.
Kondisi ini harus segera ditangani karena obesitas dikaitkan dengan sejumlah penyakit, seperti lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

“ Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat,” ujar dr. Rafael Nanda R, Dokter di PT. Ajinomoto Indonesia , pada keterangan tertulis yang diterima Dream.
Dokter Rafael menambahkan bahwa salah satu kuncinya hidup sehat adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan.
Faktanya, garam tidak hanya memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan. Garam dalam jumlah yang cukup, memiliki berbagai manfaat bagi tubuh.
Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh, dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot. Kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lainnya seperti hipertensi.

Selain itu, konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam darah.
Badan kesehatan dunia, WHO (World Health Organization) menganjurkan batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh. Oleh karenanya, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit.
Menyadari pentingnya diet garam bagi kesehatan, Ajinomoto memperkenalkan kampanye 'Bijak Garam'.
“ Saat ini kami memiliki kampanye Bijak Garam yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak,” kata Grant Senjaya, Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia.
Grant menambahkan, salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. Kampanye “ Bijak Garam” ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang.
“ Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG. Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsi memiliki rasa yang enak, namun sekaligus ingin mengurangi garam, cara ini sangat cocok,” ujar Grant.
Kandungan sodium pada MSG hanya 1/3 dari kandungan sodium pada garam biasa, dan juga sudah banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu mengurangi asupan garam sekaligus menjaga kelezatan makanan. (mut)
Advertisement
Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI

7 Rekomendasi Matcha Cafe di Jakarta, Surga Bagi Pecinta Matcha


Raisa dan Hamish Soal Perceraiannya: Bukan Menyerah, tapi Bijaksana
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6


Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan