Karubi Spicy Set, Foto : Dream.co.id/ Nur Ulfa
Dream - Restoran daging panggang Yakiniku Like mengeluarkan menu terbaru di akhir penghujung tahun, yakni Spicy Karubi Set. Daging tipis yang diberi bumbu saus pedas dengan taburan bawang putih di atasnya, dijamin memberikan sensasi berbeda saat memakannya.
" Menu ini kata chef asli Jepang, tingkat level kepedasannya 50 kali lebih pedas," kata Dwi Kurdianto, Marketing PT. Inovasi Kuliner Indonesia, yang membawahi brand restoran Yakiniku Like kepada Dream, Kamis 24 Desember 2020.
Kata Dwi, ini merupakan kali pertama restoran Jepang di Indonesia yang mengeluarkan menu pedas seperti Spicy Karubi. Dia meyakini restoran Jepang lainnya belum pernah mengeluarkan menu serupa.
" Pada umumnya belum ada restoran Jepang mengeluarkan menu daging yang dibikin pedas, dan ini pertama kali," ucap dia.
Menurut Dwi, menu ini sangat dirasa cocok dengan lidah masyarakat Indonesia, karena memang orang kita sangat menyukai pedas.
Dan rasa dari bumbu dagingnya pun sudah sangat disesuaikan, dipadu dengan nasi hangat memang sangat enak menyantap Spicy Karubi ini.
Ditambah dengan harga yang tidak terlalu mahal, yakni dimulai dari Rp. 65.000 ribu sudah mendapatkan 1 mangkok nasi, 100 gram daging Spicy Karubi, miso soup, serta side dish dengan pilihan kimchi, salad atau chicken karage, dijamin pasti kenyang.
" Menu ini hanya akan ada sampai awal 2021 karena restoran Jepang punya menu musiman, tapi kalau banyak peminat ajan diperpanjang," tutur dia.
Dream - Makanan khas Jepang seringkali menjadi kudapan favorit untuk dinikmati bersama teman atau orang terdekat. Pasalnya, makanan Jepang sangat segar dan bernutrisi.
Tak hanya itu, makanan Jepang juga telah hadir dalam olahan yang halal dan ramah bagi penganut muslim di Indonesia. Seperti sushi, ramen, soba dan udon. Ketiga makanan ini, menurut Imelda Budinman, tetap jadi tren makanan Jepang yang sangat diminati di Indonesia pada 2020 mendatang.
" Bisa dibilang, customer Indonesia masih lebih familiar dengan sushi, ramen, soba dan udon. Sehingga, keempat jenis makanan tersebut yang masih akan tren di tahun depan," ungkap Imelda Budiman, Manager Marketing Jaddi Foods dalam Peluncuran Paket Menu Khusus Akhir Tahun Chibo di Gandaria City, Jakarta Selatan, Selasa 17 Desember 2019.
Walaupun tren makanan Jepang belum bergeser, namun jenisnya semakin banyak diperkenalkan ke masyarakat. Salah satunya adalah okonomiyaki. Okonomiyaki merupakan makanan wajib untuk turis yang datang ke Jepang. Makanan ini seringkali disajikan sebagai makanan utama yang bernutrisi dan lezat.
" Ada opportunity di masyarakat Indonesia untuk mengenal okonomiyaki supaya tahu kalau makanan Jepang nggak hanya itu-itu saja," kata Imelda.
Aslinya, Okonomiyaki disajikan menggunakan daging babi. Kini, di Jepang juga mulai banyak bermunculan kedai okonomiyaki halal. Untuk di Indoesia sendiri ada restoran yang menyajikan okonomiyaki dengan resep otentik Jepang tapi dari bahan-bahan halal, yaitu Chibo yang berada di Gandaria City.
" Masyarakat Jepang tahu okonomiyaki pakai pork. Tapi kalau di sini, no pork no lard jadi bisa dinikmati semua masyarakat," ujar Imelda.
Dream - Ramen telah menjadi makanan pokok di Jepang hampir seabad. Tetapi, hidangan mi ini baru diperkenalkan di negara Barat terutama di Amerika Serikat setelah penciptaan ramen instan pada 1970an.
Sejak itu, ramen kian populer. Kedai ramen bermunculan, dengan koki yang didatangkan langsung dari negeri Sakura. Kini, ramen seakan jadi hidangan favorit lintas negara.
Efeknya adalah aspek kultural dan keaslian pengolahan ramen kerap mengalami penyesuaian. Rasa, tekstur hingga penyajian, akan sulit menyamakan dengan sajian ramen yang ada di Jepang.
Mantan koki ramen dan Japanese noodle expert, Mark Hoshi, mencoba memberi informasi pada khalayak internasional seputar budaya dan indus ramen yang asli, melalui situs dan mediasosial " Ramen Culture" .
" Saya besar di rumah Jepang dan orang tua saya selalu membawa pulang makanan Jepang," kata Hoshi.
Walaupun besar di Los Angeles, Hoshi menghabiskan hampir 10 tahun tinggal di Jepang. Saat tinggal di sana, ia magang dengan Chef Ikuta Satoshi di Ramen Nagi, Tokyo.
Tidak lama setelah itu, ia memilih menuangkan kecintaannya terhadap ramen dengan bekerja full time bersama Chef Yukihiko Sakamato di toko ramen terpopuler di Jepang. Toko tersebut adalah Menya Itto. Hoshi lalu kembali ke Amerika dan memulai Ramen Culture.
Menurut Hoshi, ada lima komponen penting dalam ramen yaitu mi, kuah, kuah dasar, topping, dan aroma minyak. Hal yang paling menggelitik Hoshi adalah ketika orang banyak orang berpikir bahwa miso dan tonkotsu ramen adalah menu yang sama.
Menurutnya, ramen memiliki variasi yang berbeda, tergantung bahan apa yang dipakai. Misalnya Jiro-style ramen, di dalamnya terdapat potongan daging berlemak dengan sup tonkotsu, shoyu, dan mie tebal. Rasa, ramen ini lebih berat daripada ramen lainnya.
Ada pula Shio-style ramen yang terkenal dengan rasa asinnya. Selain itu, tsukemen ramen disiapkan dan dihidangkan berbeda dari ramen lainnya.
Restoran yang menyajikan tsukemen ramen, menghidangkan mie soba dingin yang terpisah dari kaldu ramen. Pelanggan, kemudian mencelupkan mi ke dalam dashi soup base.