Roel Mustofa Dan Janda Yang Disantuninya
Dream - Aroma harum masakan meruap. Perempuan paruh baya itu memindahkan masakan yang dibuatnya ke enam mangkok. Nasi dan lauk tak lupa dia siapkan.
Setelah tertata rapi, dimintanya anak tertuanya mengantar mangkok-mangkok itu. Ke teman-teman mengajinya.
Ingatan itulah yang barangkali menempel di kepala Roel Mustofa. Sejak sang ibunda meninggal, kebiasaan itu nyaris punah.
Setahun belakangan ingatan itu kembali muncul. Tapi, dia berinovasi. Bukan masakan matang yang diberikan. Bahan-bahan pokok dia santunkan.
Sasarannya perempuan tua yang tak lagi punya suami. Janda, orang menyebutnya.
Kebiasaan itu mulai `meracuni` Roel. Dia kerap bertemu janda-janda tua, janda pemulung, dan pengemis janda di jalanan. Di Desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, dia trenyuh melihat janda tua berburu keong. Hama padi itu dijual sang janda Rp2000 per kaleng.
Dari situlah ide `berburu` janda muncul. Dia berhitung. Menetapkan nazar. 1000 janda dikejar.
Lelaki kelahiran Jakarta, 2 April 1973 itu menyusuri gang-gang sempit di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi. Mencari tahu janda tua yang patut dikasihi.
“ Mudah-mudahan dengan nazar itu rezeki saya bisa bertambah,” kata Roel kepada Dream, akhir Oktober lalu.
Pria bertubuh tambun itu mengatakan, bertemu janda-janda tua punya kebahagiaan tersendiri. Tingkahnya yang lucu kerap menjadi penghibur para janda. Melupakan kepiluan yang dirasa.
Tak hanya melucu. Roel juga kerap mendengarkan curhat, cerita dan keluh kesah para janda tua yang ditemuinya. Roel membuat merekam adegan demi adegan, pertemuan dengan para janda. Terkadang mengabadikan momen melalui foto.
Membantu para janda tua itu butuh kerja keras ekstra. Kocek pun dia keluarkan. Rp5 juta hingga Rp10 juta dikeluarkan demi membantu para janda.
Dia menolak punya penghasilan besar. Dalam bersedekah dia bersiasat. Tak langsung 100 orang.
“ Jika cukupnya 50 ya saya kasih 50 puluh,” ucap dia.
Roel mengunggah kisah para janda tua yang dibantunya ke media sosial, Facebook pribadinya. Catatan di Facebook itu diamati seorang perempuan bernama Fissilmi Hamida.
Fissilmi yang berkuliah di Inggris, kerap mengunggah ulang kisah Roel. Dan viral ah kisah Lelaki 1000 Janda itu.
Banyak orang terinspirasi. Gerakan serupa dibuat. Dari Lampung hingga Surabaya. Sukarelawan bermunculan. Membantu Roel mendonasikan santunan. Selain bergerak sendiri, Roel juga dibantu Sekolah Relawan.
***
“ Saya saja bingung, awalnya kan mau masuk surga, kenapa jadi masuk tivi?” kata Roel berkelakar.
Itu jawaban Roel saat menanggapi aksinya yang viral. Tetapi, bagi dia, bukan itu ketakutan besar yang dirasakan.
Dia hanya takut kisahnya disangkut-pautkan dengan poligami yang beberapa bulan lalu marak. Padahal, dia tak ingin mengarahkan aksinya ke situ.
Bagi dia, berbagi dengan janda tua merupakan ajakan untuk tak foya-foya.
“ Saya ngerasain janda yang penghasilannya Rp10 ribu, harus hidupin anak dan masak, itu luar biasa. Dibanding kita yang ngopi di Starbucks saja sudah Rp50 ribu-an,” ucap Roel.
Roel ingin memberi manfaat bagi para janda tua itu. Mengubah mereka dari penerima manfaat menjadi pemberi manfaat.
Ibu Deli contohnya. Janda perempuan beranak satu itu ditemui Roel di daerah Bogor. Untuk menghidupi putrinya Deli memulung. Meski kondisi tangan dan kakinya tak sempurna.
Deli, kata Roel, berasal dari Sumatera Barat. Pada 2009, keluarga Deli menjadi korban Gempa Padang. Suaminya meninggal, hartanya ludes tak bersisa.
Deli harus meneruskan hidup. Dia merantau. Mengajak putri semata wayangnya ke Ibu Kota. Deli dan putrinya menetap di Pondok Cabe, Tangerang, Banten. Terlunta-lunta, mereka berpindah ke Bogor.
“ Tidur di lapak pemulung,” kata Roel.
Roel mengikuti keseharian mereka. Selama memulung, Deli meninggalkan putrinya seorang diri bersama para pemulung laki-laki.
Tak ingin putri Deli mendapat pelecehan, Roel meminta keluarga kecil itu pindah ke rumah kontrakan. Selama mendekati keluarga itu, Roel tahu Deli dapat membuat sate padang.
Gayung bersambut. Roel membantunya berjualan sate padang.
“ Alhamdulillah setelah berjalannya waktu empat bulan, saya bantuin penjualan, sate padangnya punya dua gerobak. Dan bahkan tiap bulannya, dia menititpkan sedekah ke saya. Itu sih yang bikin saya terharu,” ucap dia.
***
Roel tak hanya memburu janda, menyantuni dan mengunggah di media sosial. Beberapa janda yang dibina kini sudah berubah ekonominya. Yang pemulung jadi pengepul, yang pemburu keong jadi penampung.
Akhir tahun ini, dia membuat target. Menyantuni 500 janda. Dia selalu berkonsultasi dengan sang istri. Tak ada rasa cemburu yang muncul. Bahkan, terkadang, sang istri mencarikan janda-janda tua untuk dibantu.
" Bi, ini ada janda nih. Segini (umurnya) baru ditinggal meninggal."
Roel tak hanya memburu janda. Beberapa waktu lalu hatinya tergugah membantu etnis Rohingya. Dia pergi ke Rakhine. Menyalurkan bantuan.
Meski aktivitasnya padat, dia menyempatkan bertemu dengan janda-janda `miliknya`. Jika tak dapat dia membuka layar aplikasi di ponsel. Menghubungi relawan yang sedang berkunjung. Dan mengajak janda-janda tua itu video call.
Senyum dan tawa para janda itu membuncah.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?