2 Saudagar Muslim RI di Daftar Orang Terkaya Sejagat

Reporter : Syahid Latif
Selasa, 3 Maret 2015 13:32
2 Saudagar Muslim RI di Daftar Orang Terkaya Sejagat
Dari 22 pengusaha Indonesia, dua nama saudagar muslim masuk jajaran orang terkaya dunia. Siapa mereka?

Dream - Indonesia menyelipkan 22 nama dalam daftar terbaru orang terkaya versi Forbes. Dari jumlah itu, tercatat baru dua pengusaha muslim yang dianggap layak jadi miliarder terkaya di muka bumi.

Mengutip laporan 2015 Forbes Billionaire, Selasa, 3 Maret 2015, dua nama saudagar muslim yang masuk jajaran terkaya dunia itu adalah Chairul Tanjung dan Achmad Hamami.

Dua saudagar muslim ini bersaing bersama 1.826 miliarder yang dianggap layak masuk jajaran terkaya dunia.

Chairul Tanjung dan Hamami bahkan bisa bersanding bersama nama-nama hartawan kakap seperti Bill Gates, Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg.

Saudagar muslim asal Indonesia ini juga termasuk salah satu dari beberapa negara muslim yang sukses mencatatkan warganya dalam daftar orang terkaya dunia.

Berikut profil singkat dua orang saudagar muslim asal Indonesia:

1 dari 2 halaman

Chairul Tanjung

Chairul Tanjung © Dream

Chairul Tanjung

Usia: 52 tahun
Peringkat The World's Billionaire 2015: 381 (375 pada 2014)
Peringkat Indonesia's Billionaire: 4
Peringkat Indonesia's 50 Richest: 6
Harta kekayaan: US$ 4,3 miliar

Kondisi ekonomi yang pas-pasan telah mengasah otak bisnis Chairul Tanjung muda. Jual beli fotocopi bahan diktat perkuliahan di fakultas kedokteran gigi UI menjadi perkenalan pertamanya dengan dunia bisnis. Untungnya tak seberapa, hanya Rp 15 ribu. Namun dari titik inilah, CT muda memulai hidup sebagai pebisnis.

Pada 1987, CT bersama dua rekannya mulai merintis bisnis kecil-kecilan dengan mendirikan perusahaan pembuat sepatu anak-anak untuk tujuan ekspor.

PT Pariarti Shindutama menjadi jejak pertamanya sebagai pengusaha. Pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia mampir ke perusahaan yang awalnya dimodali dari kredit Bank Exim sebesar Rp 150 juta.

Sayang, nasib berkata lain. CT harus berpisah dengan mitra bisnisnya karena perbedaan visi. Niat menjadi pebisnis tetap menggelora. Usaha baru pun kembali dibangun si Anak Singkong.

Para Group menjadi pelabuhan kedua CT membangun bisnis barunya. Tiga bisnis inti jadi fokusnya. Sektor keuangan lewat bendera Para Global Investindo, media dan investasi (Para Inti Investindo), dan properti (Para Inti Propertindo).

Lewat bendera Para Group, nama CT makin berkibar. Berbekal uang Rp 1 T ia membeli Bank Mega. Bank ini memang tengah dalam karantina Bank Indonesia (BI). CT harus mengembalikan cicilan selama 15 tahun yang bisa diselesaikan dalam 10 tahun.

Keputusan besar lain yang diambil CT adalah mengakuisisi saham Carrefour di Indonesia milik perusahaan Prancis. Lewat Trans Corp, 40% saham PT Carrefour Indonesia beralih menjadi milik perusahaan milik CT. Uang Rp 3 triliun digelontorkan untuk aksi bisnis ini.

Kurang dari dua tahun, CT resmi menguasai seluruh saham PT Carrefour Indonesia. Kali ini dana Rp 7,2 triliun harus dirogoh CT untuk memboyong Carrefour.

Nama CT di bidang media juga tak bisa dipandang sebelah mata. Dua stasiun televisinya, Trans TV dan Trans 7, mendapatkan hati di mata penonton Indonesia. Aksi terbaru, Trans Corp mengambil alih 80% saham perusahaan televisi berbayar milik pemerintah, Telkom Vision.

Tak puas hanya bermain di bisnis televisi, CT perlahan-lahan merambah bisnis media baru. Media portal terbesar di Indonesia, PT Agranet Multicitra Siberkom dengan situsnya detik.com, jadi sasarannya.

Dengan puluhan perusahaan dan anak usahanya, tak mengherankan jika Forbes menobatkan CT sebagai orang terkaya dunia.

2 dari 2 halaman

Achmad Hamami

Achmad Hamami © Dream

Achmad Hamami

Usia: 84 tahun
Peringkat The World's Miliarder: 1.415 (1.092 pada 2014)
Peringkat Indonesia's Billionaire: 16
Peringkat Indonesia's 50 Richest: 28
Harta kekayaan: US$ 1,3 miliar

Bisnis les matematika kecil-kecilan yang dirintis di rumah, menjadi pembuka lembaran hidup baru Achmad Hamami. Pria berusia 83 tahun ini, sebelumnya hanya mengenal dunia militer Indonesia.

Berpangkat kolonel, Hamami yang pernah mengecap pendidikan di Angkatan Udara Belanda, Militaire Luchtvaart, menjadi perwira menengah termuda di akhir 1960. Sayang, karier militernya terhenti. Forbes.com melaporkan sang perwira sudah muak dengan wabah korupsi yang berjangkit di tempat kerjanya.

Memiliki pribadi bersih ditambah pengalaman militer, awan keberuntungan berhembus ke wajah Hamami. Perusahaan alat berat ternama Amerika Serikat, Caterpillar, berminat menggandengnya. Posisinya, distributor alat-alat berat milik perusahaan di Indonesia.

Keberuntungan makin berhembus seiring pembangunan megaproyek banyak bermunculan di Tanah Air. Bisnis alat berat Hamami yang membawa nama Trakindo Utama pun makin berkembang.

Meski memegang lisensi sebagai distributor Caterpillar, Hamami tak lantas berpuas diri. Pelan-pelan, ekspansi bisnis mulai dirancang. Hamami dan keluarga memutuskan merambah dunia keuangan.

Perusahaan pembiayaan, Chandra Sakti Utama Leasing, menjadi pijakan awal di bisnis barunya ini. Hamami membeli perusahaan ini dari Standard Chartered.

Ekspansi bisnisnya tak berhenti disini. Hamami makin fokus di bisnis keuangan dengan membeli HD Finance. Pria yang masuk daftar orang terkaya ke-18 di Indonesia ini ingin mencicipi gurihnya bisa pembiayaan kendaraan.

Seiring usianya yang makin renta, ditambah penglihatannya yang tergerus penyakit glukoma, Hamami harus menyerahkan estafet bisnisnya. Muki, putra tertuanya, menjadi pilihan untuk melanjutkan bisnis yang telah dirintisnya.

Beri Komentar