4 Alasan UMKM Perlu Mencari Pembiayaan Alternatif Selain Bank

Reporter : Ramdania
Kamis, 1 Oktober 2015 08:01
4 Alasan UMKM Perlu Mencari Pembiayaan Alternatif Selain Bank
Pembiayaan alternatif selain bank perlu dimanfaatkan guna mengembangkan bisnis kecil. Namun, pemanfaatannya tetap harus memperhatikan unsur kehati-hatian agar tidak merugi.

Dream - Beberapa tahun belakangan ini Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi alternatif bagi orang-orang yang ingin mandiri dalam memperoleh penghasilan. Namun masih banyak UMKM pemula yang masih kesulitan mengakses pembiayaan dari perbankan.

Masalah yang terjadi biasanya selain karena masa usaha yang belum genap 1-2 tahun juga dikarenakan belum mempunyai aset untuk dijadikan agunan.

Melihat peluang pembiayaan yang besar tersebut, sekarang bermunculan berbagai lembaga pemberi pinjaman online yang hampir mirip dengan bank. Dalam laporannya, Goldman Sachs, mengatakan lembaga pembiayaan mirip bank yang mereka sebut 'bank bayangan' tersebut menjadi alternatif bagi UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan.

Lembaga pemberi pinjaman berbasis teknologi baru tersebut siap untuk mengambil alih keuntungan dari bank tradisional yang mencapai US$ 11 miliar dalam lima tahun ke depan.

Tidak hanya menggantikan fungsi bank, lembaga pemberi pinjaman online hadir dengan teknologi yang baru dan cepat dalam memproses dan menyetujui pinjaman yang diajukan UMKM.

Seperti dikutip dari Entrepreneur, Kamis, 1 Oktober 2015, berikut adalah empat alasan mengapa UMKM harus mulai memanfaatkan lembaga pemberi pinjaman online yang bukan bank.

1. Bank menjauhi bisnis dengan keuntungan kecil

Bagi bank-bank besar, memberi pinjaman kepada UMKM dengan pendapatan di bawah US$ 5 juta sudah tidak dianggap ekonomis dan menguntungkan. Pinjaman untuk usaha semacam itu tidak hanya berisiko, tetapi memberikan pengembalian ekuitas yang jauh lebih rendah sehingga menghasilkan laba yang jauh lebih sedikit untuk bank.

Jadi, di tengah krisis keuangan tahun 2008, bank-bank telah menjauhkan diri dari UMKM untuk fokus pada bisnis yang lebih besar yang menjanjikan pengembalian yang lebih besar.

2. Pengajuan di bank tradisional rumit

Seharusnya di era modern ini pengajuan kredit usaha kecil di bank bisa berlangsung dengan cepat dan mudah. Namun dalam kenyataannya, pengusaha UMKM dan start up harus direpotkan dengan berbagai syarat dan dokumen pendukung.

Sementara itu, jika dokumen sudah diserahkan, pengusaha harus menunggu proses pencairan dana yang memakan waktu lama. Itu belum termasuk jika pengajuan ditolak.

Sekarang ini banyak bermunculan lembaga pemberi pinjaman online yang menawarkan kemudahan dalam mengajukan kredit usaha. LendingClub, OnDeck, Kiva dan Bolstr adalah beberapa contoh dari lembaga pemberi pinjaman online.

Pengusaha UMKM dan start up hanya perlu mengunggah dokumen dan syarat lain yang dibutuhkan. Bahkan lembaga pemberi pinjaman online itu bisa langsung melakukan sikronisasi data yang ada di sistem akuntansi perusahaan yang mengajukan pinjaman secara real time.

3. UMKM butuh sumber dana yang cepat

Kebanyakan pemberi pinjaman alternatif menggunakan teknologi otomatisasi, bukan manusia, untuk menyetujui pinjaman. Itu berarti mereka menggunakan algoritma untuk menentukan apakah suatu bisnis layak diberi kredit.

Sering kali, ribuan variabel di luar nilai kredit dan rincian bank ikut dihitung sehingga lembaga pemberi pinjaman dapat menentukan secara tepat apakah sebuah bisnis mampu mengembalikan pinjaman. Dengan cara ini semakin banyak banyak pinjaman yang akhirnya diproses dan disetujui.

Dan, karena ditangani dengan teknologi, sistem tersebut mampu membuat keputusan dalam beberapa menit, tidak perlu berhari-hari atau berbulan-bulan.

4. UMKM butuh jangka pinjaman yang fleksibel

Bank-bank lebih suka menawarkan pinjaman jangka panjang kepada perusahaan. Hal itu akan memberi mereka rasa aman. Tapi di tengah pertumbuhan lembaga pemberi pinjaman online, pengusaha UMKM dan start up bisa menemukan pinjaman mulai dari jangka panjang hingga jangka pendek; dari yang menawarkan bunga tinggi hingga bunga rendah; mulai dari jumlah pinjaman kecil hingga besar.

Kendati alternatif memperoleh pendanaan dari lembaga pemberi pinjaman online terlihat menggiurkan, namun pengusaha masih harus mewaspadai suku bunga tahunan (APR) yang tinggi yang berpotensi berfluktuasi.

Beberapa pemberi pinjaman online beriklan suku bunga rendah hingga 5 persen tetapi menambahkan biaya siluman dan jatuh tempo pembayaran yang ketat. Jadi, berhati-hatilah dengan pinjaman, terutama yang jangka pendek.

Beri Komentar