4 Jurus Ajarkan Keuangan kepada Anak

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 2 Januari 2019 19:16
4 Jurus Ajarkan Keuangan kepada Anak
Kamu bisa mengajarkan anak tentang uang di rumah.

Dream – Salah satu keluhan di dunia pendidikan adalah tidak ada pelajaran tentang mengelola uang untuk para pelajar. Kalau begini, orang tua menjadi sekolah pertama yang mengajarkan dunia keuangan.

Dikutip dari Financial Advisor, membahas uang dengan uang bukan berarti membicarakan gaji dengan si buah hati.

Kamu bisa mengajari mereka tentang konsep dan nilai uang. Pelajaran ini akan berguna nantinya bagi mereka.

Yang menantang dari pembicaraan uang adalah anak tak mudah disuruh untuk sukses. Lagipula tak realistis juga mengajak mereka ke penasihat keuangan.

Berikut ini ada empat tips mengajari anak tentang uang yang bisa kamu tiru:

1 dari 2 halaman

Libatkan Anak

Libatkan Anak

Melibatkan anak bukan berarti mengajak mereka menulis anggaran rumah tangga atau menghitung tabungan. Contohnya, aktivitas finansial seharian.

Ajak anak terlibat di hal-hal yang sederhana dulu. Kamu bisa memberikan mereka uang ke kasir saat melakukan transaksi, ajak mereka ke bank untuk membuka tabungan, atau ajak mereka duduk ketika sedang membayar tagihan secara online.

Ajarkan Anak Menabung dan Gunakan Uang

Memiliki kemampuan menabung dan membuat keputusan pengeluaran akan sangat memberdayakan kemampuan finansial anak.

Falam hal ini, orangtua diminta berkomunikasi pada si anak agar memberikan kontribusi jika mereka ingin sesuatu.

Ketika anak ingin gawai atau tablet baru, ajak mereka untuk ikut berperan dalam pembelian. Kamu bisa meminta anak untuk menyumbang uang tabungan mereka. Hal ini akan membantunya untuk memahami bahwa membeli suatu barang, berarti harus mengorbankan benda lain.

2 dari 2 halaman

Jsngan Berhenti, Meski...

Anak Butuh Guru

Ternyata tak sedikit orangtua yang bangga jika memiliki kemampuan untuk memberikan segala macam hal kepada anak mereka, dan hal tersebut dipandang sebagai semacam kesuksesan.

Namun, hal demikian justru merugikan si anak, sebab itu akan mencegah mereka memahami kenyataan dan konsep dari keuangan.

Memberikan ekspektasi agar anak bisa bertanggung jawab terhadap kehidupan finansial tidak sama dengan tidak memberikan kebutuhan si anak. Justru anak akan kesulitan mengelola uang jika tak ada pemahaman finansial.

Kalau Anak Sudah Mulai Bisnis?

Kalau anak paham keuangan, sebagian bisa jadi ingin mencoba bisnis atau jasa sederhana untuk mencari uang. Tentu saja orang tua harus merayakan semangat itu. Tapi, pendidikan keuangan tak cukup sampai di sini.

Orang tua harus menahan diri untuk membantu keuangan bisnis sang anak. Cara ini bisa mempermudah anak untuk memahami bagaimana bisnis berfungsi.

(Ism, Sumber: Liputan6.com/Tommy Kurnia)

Beri Komentar