Aurora Sky Castner (Foto: India Times)
Dream - Kesuksesan tidak memandang latar belakang, siapapun bisa mengubah nasibnya di masa depan. Seperti kisah gadis yang terlahir di balik jeruji penjara berikut ini. Siapa sangka, kini dia masuk sebagai mahasiswa universitas bergengsi dunia: Harvard University.
Dia adalah Aurora Sky Castner, yang dilahirkan ibunya di penjara Galveston County Jail di Texas, Amerika Serikat. Gadis berambut pirang itu mampu menembus universitas yang terkenal dengan persaingan yang sengit tersebut.
Setelah kelahirannya di penjara, ayah Castner berperan sebagai orangtua tunggal. Namun setelah usia 14 tahun, dia justru jarang bertemu dengan ibu kandungnya.
Dengan tekad dan kemampuan akademiknya, Castner tumbuh menjadi gadis dengan prestasi yang mengesankan, dia lulus SMA sebagai siswa peringkat ketiga di kelasnya.
Untuk mendukung mimpinya, Castner didorong untuk berpartisipasi dalam program bimbingan, di mana dia bertemu dengan Mona Hamby, yang tetap hadir dalam hidupnya hingga hari ini.
" Saya diberi makalah tentang dia. Pahlawannya adalah Rosa Parks; makanan favoritnya adalah taco dari Dairy Queen, dan dia suka membaca. Saya pikir ini terdengar seperti gadis kecil yang cerdas," kata Mona Hamby.
Bagi Castner, Hamby adalah sosok yang sangat berharga dengan semua pengajaran yang diberikan untuknya.
" Semua yang diajarkan Mona kepada saya sangat berharga dengan cara yang sama seperti semua yang saya lalui sebelum Mona sangat berharga," kata Castner.
Dalam esai aplikasi Harvardnya, Castner dengan berani memulai dengan kata-kata " Saya lahir di penjara."
Castner mengajak Mona Hamby dan suaminya, Randy, dalam tur kampus Harvard pada Maret 2022. Castner pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di universitas legendaris yang berada Cambridge, Massachusetts, itu.
Perjalanan Aurora Sky Castner dari lahir di penjara Galveston County hingga mendapatkan izin masuk ke Universitas Harvard sungguh luar biasa. Dengan hasrat untuk belajar hukum, dia siap untuk memulai bab berikutnya di Universitas Harvard pada musim gugur.
Sumber: India Times
Dream - Menjadi seorang muslimah berhijab dan kuliah di negara non muslim, pastinya bukan hal mudah. Risiko diskriminasi selalu ada, belum lagi penyesuaian dengan kehidupan serta lingkungan baru.
Zhafira Aqyla, seorang mahasiwi Harvard dari Indonesia, membagikan pengalamannya sebagai mahasiswi di kampus bergengsi tersebut. Tinggal di Amerika Serikat, Zhavira juga tetap istiqomah mengenakan hijabnya.
Lewat Youtube channel Zhafira Aqyla, kita bisa melihat keseharian Zhafira sebagai mahasiswi. Youtuber cantik ini merupakan seorang mahasiswa S2 jurusan Master School of Education in the Learning Design.
Belum lama ini, ia bagikan konten dengan judul “ Life as a Hijabi in Harvard”. Dalam video berdurasi 23 menit itu, Zhafira membagikan kesehariannya selama satu minggu selama ia berada di Harvard.
Saat ke kampus, Zhafira ternyata memasak makanan sendiri. Hal ini agar lebih mudah untuk makan siang dan tak perlu kesulitan mencari makanan halal. Pasalnya, di kampus Harvard tak selalu tersedia makanan halal.
“ Jadi salah satu alasan kenapa aku lebih suka bawa makan siang sendiri terus makan di kampus, daripada beli di kafetaria adalah karena walaupun mereka udah mencoba menyediakan beragam macam batasan diet, tapo mereka gak punya makanan berlabel halal,” ujar Zhafira.
Zhafira tidak merasa kesulitan saat menyiapkan makanan. Saat jam makan siang tiba, ia memanaskan makanan yang sudah ia bawa di kampusnya.
" Karena itu buat aku, langsung aku bawa makanan sendiri aja yang aku tau kupersiapkan dengan cara yang baik juga bahan yang aku nyaman makannya,” kata Zhafira.
Untuk sholat, tak seperti kampus di Indonesia di mana mushola dan masjid selalu ada di kampus, di Harvard hanya ada prayer room. Ruangan ini digunakan bukan hanya untuk umat muslim, tapi juga agama lain.
Menurut Zhafira, ada sekitar 7 sampai 8 prayer room yang bisa ditemukan di Harvard.
“ Jadi ini dia prayer room, ada sandal di sana yang bisa dipakai untuk ambil wudhu, ada Alquran dan Bible. Jadi semua bisa pakai tempat ini walaupun biasanya digunakan umat muslim,” ungkap Zhafira.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR