McAffe Survei Orangtua yang Unggah Foto Anak, Hasilnya Mengejutkan

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 24 Agustus 2018 08:02
McAffe Survei Orangtua yang Unggah Foto Anak, Hasilnya Mengejutkan
Jangan anggap sepela. Yang tadinya dianggap menyenangkan ternyata bisa jadi awal bahaya.

Dream - Sudah banyak studi menyarankan orangtua agar berhati-hati mengunggah foto putra-putrinya ke sosial media. Dan laporan terbaru dari McAfee menghasilkan temuan lebih mengejutkan.

Dalam laporan berjudul The Age of Consent, terungkap 30 persen orangtua sering mengunggah foto dan video anak-anaknya ke sosial media. Paling sedikit satu kali sehari.

Sementara 12 persen mengaku memposting lebih dari empat kali sehari. Survei dilakukan terhadap 1000 orangtua yang memiliki anak berusia 1 bulan sampai 16 tahun di Amerika Serikat.

Para orang tuaitu bukannya tak paham tentang bahaya menyebar foto anak ke sosial media. Sebanyak 49 persen responden paham tentang risiko terjadinya kasus fedophilia lewat sosmed. Aksi memata-matai (48%), penculikan (45%) dan cyberbullying (31%).

Yang mengejutkan 58 persen orang tua tak pernah terpikir untuk meminta persetujuan anak-anak sebelum memposting ke sosial medaia.

Faktanya, hanya 22 persen orangtua yang memikirkan jika anaknya terlalu muda untuk memutuskan apakah mereka boleh mengunggah fotonya. Sedangkan 19 persen berpikir orangtua yang berhak memutuskan segalanya.

 

1 dari 2 halaman

Banyak yang Tak Sadar Lakukan Kesalahan

Dream - Meskipun memahami risikonya, pengetahuan ini ternyata tak sepenuhnya dijalankan. Banyak orangtua yang tak sadar telah menyebarkan informasi pribadi dan detail pribadi anak-anak dalam gambar online.

Sebagai contoh, setengah dari orangtua yang disurvei mengakui, memiliki atau akan berbagi foto anak mereka dengan seragam sekolah mereka meskipun berisiko memberikan informasi pribadi.

Namun tak semuanya kabar buruk. Mayoritas (70%) orangtua hanya berbagi foto anak-anak di akun media sosial pribadi.

Anak Stres

“ Memposting foto dan video di media sosial adalah cara yang bagus bagi para orangtua untuk membagikan apa yang terjadi dalam kehidupan mereka dengan orang-orang terkasih,” kata Gary Davis, keamanan konsumen di McAfee.

Namun, lanjut Davis, survei ini membuktikan jika orangtua tidak cukup mempertimbangkan apa yang mereka posting secara online dan bagaimana hal itu dapat membahayakan anak-anak mereka.

" Jika gambar yang dibagikan masuk ke tangan yang salah, mereka dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi seperti tanggal lahir, alamat rumah, sekolah, atau bahkan nama lengkap anak yang dapat menyebabkan penindasan maya atau bahkan pencurian identitas.”

 

2 dari 2 halaman

Penting! Minta Izin Pada Anak

Dream - Kebiasaan para orangtua juga semakin mengkhawatirkan karena mereka kurang memperhatikan risiko emosional.

Hanya 23 persen orangtua yang mengaku cemas gambar anak yang diunggah bisa menimbulkan kekhawatiran maupun kecemasan. Sedangkan 30 persen lainnya cemas foto unggahannya akan membuat anaknya dipermalukan.

cyberbullying

Menurut sebuah survei dari ComRes, lebih dari satu dari empat anak berusia antara 10 dan 12 tahun merasa malu, cemas atau khawatir ketika orangtua mereka memposting foto mereka secara online.

Menariknya, tampaknya para ibu menganggap efek samping yang memalukan lebih dari ayah, dengan 45 persen dari ayah mengasumsikan anak-anak mereka akan mendapatkan lebih banyak konten yang memalukan dibandingkan dengan hanya 14 persen dari ibu.

“ Sebagai orangtua, saya tahu betapa penting untuk mengabadikan momen-momen besar seperti hari pertama sekolah dengan gambar,” kata Andrea Smith, pakar teknologi.

Nah daripada kamu terseret dalam kesalahan yang tak disengaja itu, berikut adalah tips aman mengunggah foto atau video anak ke sosial media.

1. Hati-hati dengan geo-tagging di platform Sosmed

Banyak jejaring sosial akan menandai lokasi pengguna saat foto diunggah. Orang tua harus memastikan fitur ini dimatikan untuk menghindari pengungkapan lokasi mereka. Ini sangat penting ketika memposting foto dari rumah.

2. Kunci rapat informasi pribadi

Orang tua hanya boleh berbagi foto dan posting media sosial lainnya dengan audiens yang dituju. Layanan seperti Facebook dan Instagram memiliki fitur yang memungkinkan pos dibagikan hanya dengan koneksi yang dikonfirmasi, tetapi semua yang diposkan di jejaring sosial harus diperlakukan seolah-olah itu bersifat publik.

3. Buat aturan bersama teman, keluarga, dan anak

Bersikaplah jelas dengan teman dan keluarga tentang pedoman saat memposting gambar. Aturan-aturan ini dapat membantu menghindari situasi yang tidak diinginkan di mana anggota keluarga telah berbagi foto tanpa izin eksplisit.

4. Gunakan layanan pengaman dari para pencuri

Karena jumlah pelanggaran data yang dilaporkan terus meningkat, demikian pula kemungkinan pencurian identitas. Solusi perlindungan pencurian identitas seperti McAfee Identity Theft Protection dapat membantu konsumen secara proaktif melindungi identitas mereka dan menjaga informasi pribadi mereka aman dari penyalahgunaan. (ism)

Beri Komentar