Seseorang Menyemprotkan Pestisida Di Lahan Pertanian. (Foto: Shutterstocl/ilustrasi)
Dream – Kukuh Roxa Putra berbagi kisahnya di bisnis agrochemical. Pria ini merintis bisnis ini secara tidak sengaja.
Dikutip dari keterangan tertulis dari IPB, Rabu 18 November 2020, bisnisnya bermula dari sebuah acara festival tanaman yang dia gelar bersama teman-temannya saat masih kuliah.
Sayangnya, acara ini merugi Rp10 juta. Alhasil, panitia acara mencari gantinya dengan melakukan dana usaha (danus).
“ Kami melaksanakan danus dengan menjual donat dan lain-lain, tapi hal tersebut dirasa lama untuk bisa mendapatkan target keuntungan untuk bisa membayar utang,” kata Kukuh.
Kemudian, Kukuh dan dua temannya memberanikan diri ke fakultas untuk menawarkan diri mengerjakan proyek laboratorium. Upahnya dialokasikan untuk menutupi kerugian acara tersebut.
Setelah dijalani, mereka bertiga justru menikmati pekerjaannya dan memutuskan untuk tetap bekerja di sana meskipun kerugian acara telah berhasil diganti.
Bekerja sebagai tim penguji pestisida dan pupuk sebelum diedarkan di pasaran, Kukuh dan teman-temannya ini mendapat banyak ilmu serta pengalaman.
Setelah lulus, Kukuh mengajak kedua temannya untuk mencoba mengawali bisnis bidang pertanian di Banyuwangi, Jawa Timur.
“ Tantangan pertama di Banyuwangi adalah menyelesaikan masalah padi di sana,” kata Kukuh.
Tahun 2011, mereka mulai memproduksi beras merah. Kini, beras merahnya sudah sampai Eropa. Kemudian, tahun 2012, produksi pertama mendampingi para petani menghasilkan beras organik.
Di tahun 2012, Kukuh Roxa dan timnya dianugerahi penghargaan sebagai Asian Social Entrepreneur 2012 oleh LGT Venture Philantrophy. Satu tahun setelahnya, Kukuh dan teman-temannya memulai produksi benih padi IPB 4S, dan kini menjadi produsen terbesar untuk tipe ini.
Kemudian, mereka mendirikan PT Pandawa Agri Indonesia. Produk andalannya adalah Adjuvant. Produk ini adalah pestisida organik untuk mengurangi pestisida kimia.
“ Agar lebih hemat dari sisi ekonomi dan lebih aman untuk lingkungan,” kata Kukuh.
Dia mengatakan pestisida ini bisa mengurangi dosis pupuk kimia hingga 50 persen. Pestisida ini dibuat dari bahan organik lokal yang aman dan tidak beracun. Bahkan Pestisida Adjuvant diklaim mampu meningkatkan efisiensi biaya sebesar 10 hingga 40 persen.
“ Dari 2014 hingga 2020, PT Pandawa berhasil menghemat pemakaian perstisida hingga 910 ribu liter yang setara dengan US$1,11 juta,” kata dia.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib