Merugi Rp582 Juta, Niat Baik Petani Berbagi Lobak Berakhir Apes

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 13 Januari 2020 07:24
Merugi Rp582 Juta, Niat Baik Petani Berbagi Lobak Berakhir Apes
Rumor beredar cepat. Dua petani itu hanya bisa memandangi lobak yang telah ditanamnya diambil para warga

Dream - Dua petani di Tiongkok memutuskan untuk mengizinkan tetangganya untuk mengambil sekantong dua kantong lobak putih yang baru tumbuh. Tapi, mereka tidak menyangka bahwa keputusan itu justru merugikan keduanya senilai ratusan juga rupiah.

Dikutip dari Oddity Central, Sabtu 11 Januari 2020, Xu Jiuge bersama temannya awalnya mengizinkan para tetangga untuk memanen lobak di ladangnya bulan lalu. Namun mereka hanya diizinkan membawa dua kantung saja.

Harian Chutian Metropolis Daily memberitakan dua petani ini mengizinkan lobak karena produknya dipuji.  Lobak mereka dipuji karena bisa dijadikan sup hangan di musim dingin. Namun Xu dan temannya tak keberatan jika tetangganya membawa beberapa kantong saja.

Namun niat baik dua petani itu berakhir `bencana`. Berita mereka membagikan lobak gratis menyebar hingga ke luar desa.  

“ Mereka ini adalah tetangga kami dan kami tidak menganggap itu adalah masalah besar sehingga kami mengatakan bisa membawa beberapa. Tapi, saya tidak tahu bagaimana itu berkembang menjadi desas-desus bahwa semua lobak kami gratis,” kata Xu.

Keesokan harinya, ladang dua petani sudah dibanjir oleh orang-orang asing. Bahkan ada beberapa warga yang rela menempuh jarak 120 km demi lobak gratis tersebut.

Para petani sudah mencoba menelepon polisi. Tapi tak banyak yang bisa mereka lakukan untuk menahan massa yang terus berdatangan.

“ Kebanyakan mereka datang pada Selasa dari jam 07.00 sampai 22.00. Ada orang-orang di seluruh lapangan. Saya memperkirakan ada 3 ribu orang pada hari itu. Beberapa dari mereka telah melakukan perjalanan sepanjang 120 km,” kata dia.

1 dari 5 halaman

Rugi Rp582 Juta

Dicurigai, beberapa pengambil menyebarkan “ pembagian” lobak di media sosial dan mengundang teman-temannya untuk bergabung.

Dua petani malang itu hanya bisa duduk menyaksikan panen 500 ton lobak menguap begitu saja.

Kerugian yang ditimbulkan mencapai US$42 ribu (Rp582,08 juta).

Tapi, dua petani ini tak terlalu sedih. Kepada wartawan, mereka memutuskan untuk melihatnya sebagai amal.

2 dari 5 halaman

Pengantin Ogah Rugi, Tamu Resepsi Diminta Bayar Rp1 Juta

Dream – Sepasang pengantin dikecam karena menetapkan besaran hadiah angpau untuk tamu yang akan menghadiri pernikahannya. Pengantin wanita diketahui meminta teman-teman dan keluarganya untuk membayar uang 100 poundsterling atau Rp176 juta di hari besarnya itu.

Dikutip dari Daily Star, Selasa 9 Juli 2019, seorang tamu pernikahan yang datang ke acara itu, mengomel di Facebook dan mempermalukan pengantin. Dikatakan bahwa dia dipaksa untuk menghadiri resepsinya.

Tamu itu datang bersama suami dan diminta membayar total senilai 200 poundsterling (Rp3,53 juta).

 

 

Seolah belum kurang cobaan yang dihadapi, tamu itu kehabisan hindangan padahal sudah membayar uang.

“ Hidangan utama yang mereka klaim adalah salmon, benar-benar mencurigakan dan dingin saat disentuh. Jadi, saya memutuskan untuk melewatkannya,” tulis dia.

Satu-satunya “ penyelamat” adalah bar. Sayangnya, yang bersangkutan sedang minum obat. Jadi, dia tidak bisa minum.

Sang penulis mengaku akan menolak undangan pernikahan jika tahu harus membayar. Dia juga akan lebih teliti dalam menerima undangan. “ Saya tidak mau terjatuh lagi,” tulis dia.

“ Kecuali kalau kamu Beyonce. Tolong jangan minta orang menghadiri pernikahan yang acak-acakan, terutama kalau langit-langitnya bocor dan beberapa wallpaper jatuh,” tulis dia.

3 dari 5 halaman

Jadi Viral

Unggahan dia menjadi viral serta meninggalkan ratusan komentar dan mengumpulkan ribuan likes.

Warganet ikut kesal dengan unggahan itu. Dikatakan bahwa mereka juga tidak akan menghadiri pernikahan yang berbayar.

“ Jangan mengadakan pernikahan yang tak mampu kamu lakukan,” tulis seorang warganet. “ Ini banyak,” tulis warganet yang lain. “ Tolong katakan padaku mereka kehilangan teman karena ini?” tulis yang lainnya.

4 dari 5 halaman

Lagi, Geger Pernikahan dengan Uang Mahar Ratusan Juta

Dream - Pernikahan menggemparkan kembali terjadi. Kali ini berlangsung di Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Pasangan mempelai yang menikah diketahui bernama Hj Astuti dengan pria bernama Muh. Ridwan. Uang panai atau mahar pernikahan tersebut sangat besar.

Akun Instagram @makassar_iinfo mengunggah kabar mengenai pernikahan tersebut. Pada unggahan itu, pernikahan berlangsung di Balang Pasui Kelurahan Tolo Timur, Kecamatan Kelara pada Sabtu, 22 Juni 2019.

" Lagi-lagi, seorang gadis di Jeneponto dilamar dengan uang panaik 500 juta," tulis admin.

Tidak hanya itu, ada sejumlah barang lain yang juga diserahkan mempelai pria kepada wanita. Barang-barang tersebut tidak kalah mewahnya.

" Beras satu ton, satu petak sawah, satu ekor kuda dan satu stell emas," tulis admin.

5 dari 5 halaman

Kerja Saat Istirahat Makan Siang Bisa Rugi Rp16 Juta per Tahun

Dream – Sahabat Dream, apakah kamu termasuk orang yang bekerja sambil makan siang ketika jam istirahat kerja? Jika iya, kamu bisa termasuk orang yang rugi karena termasuk kerja gratis.

Dikutip dari The Bulletin, Kamis 10 Januari 2019, sebuah studi di Belgia menunjukkan karyawan yang bekerja ketika jam istirahat makan siang, akan merugi secara finansial. Survei menyebut karyawan di Belgia merugi 1.000 euro (Rp16,28 juta) per tahun karena “ kerja gratis”.

Kajian yang dilakukan oleh firma SDM, StepStep, menunjukkan enam dari sepuluh karyawan mengaku tidak beristirahat secara penuh ketika jam makan siang. Rata-rata perusahaan memberikan waktu istirahat 40 menit, tapi karyawan berhenti bekerja hanya 22 menit.

 

 

Tujuh dari sepuluh responden mengaku tidak bisa istirahat makan siang karena punya banyak pekerjaan. Mayoritas karyawan makan siang di meja kerjanya.

Ada 15 responden melewatkan makan siang agar bisa pulang lebih cepat dan 15 persen lainnya menganggap istirahat makan siang tidaklah penting.

Sayangnya, ada 28 persen responden dari Wallonia da 13 persen dari Flanders, Belgia, yang merasakan tekanan dari atasan. Tekanan ini membuat mereka tidak bisa beristirahat untuk makan siang.

Beri Komentar