BBM Naik, Bagaimana Dampaknya Pada Industri Makanan Dan Minuman? (Ilustrasi: Shutterstock.com)
Dream - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi takkan berpengaruh signifikan terhadap industri makanan dan minuman.
Namun, lanjut Adhi, kenaikan harga BBM bersubsidi kemungkinan akan berdampak pada biaya logistik yakni transportasi. Dengan perkiraan kontribusi rata-rata biaya logistik sebesar 6 persen dari biaya produksi, pengaruh pada harga produksi akan mengalami kenaikan harga 1-2 persen.
" Biaya logistik rata-rata berkontribusi sekitar 6% ke biaya produksi. Oleh karena itu, kira-kira pengaruhnya 1% - 2% dari harga produk itu sendiri," kata Adhi dalam konferensi pers Food Ingredients Asia 2022 di Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2022.
Adhi menjelaskan kenaikan harga BBM tidak lantas membuat harga jual produk pangan olahan naik. Hal itu dikarenakan industri Mamin mempunyai rantai produksi yang cukup panjang.
Alasan lain adalah penggunaan bahan bakar yang selama ini digunakan industri makanan dan minuman sudah sama dengan harga minyak internasional.
Adhi menyarankan para pelaku industri Makanan dan Minuman (Mamin) untuk mensubstitusi sebagian bahan bakunya. Cara ini diharapkan dapat mengurangi tekanan pada margin pendapatan yang berkurang.
Diungkapnya, mayoritas para pelaku industri Mamin saat ini memilih untuk mengurangi margin pendapatan, serta menyerap peningkatan biaya produksi tersebut.
Selain itu, lanjut Adhi, kenaikan harga BBM terhadap harga jual pangan terbilang kecil jika dibandingkan dengan tren harga komoditas pada paruh pertama 2021.
" Kalau kenaikan harga jual 1% masih entenglah untuk diserap pelaku industri makanan dan minuman," kata Adhi.
Adhi juga menyoroti anggaran untuk bantuan sosial yang diumumkan pemerintah akan ditambah sebesar Rp24,17 triliun. Dia berharap pencairan tersebut dapat berlangsung cepat agar daya beli masyarakat bisa meningkat.
" Dengan RP 24 triliun masyarakat bisa beli balik hasil industri, kami bisa produksi terus, pekerja terus berjalan, roda ekonomi terus berputar," kata Adhi.
Advertisement