Rendy Wicaksana (Foto: Istimewa)
Dream - Di era digital saat ini, tak banyak orang yang mampu merasakan manfaat penting untuk dapat bebicara di depan umum. Banyak dari kita yang merasa ragu dan memilih pasif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak ramai, enggan memacu diri untuk lantang menyampaikan aspirasi.
Selain kemampuan akademisi, generasi muda juga harus mendongkrak soft skill guna meningkatkan kecerdasan emosional. Salah satunya, soft skills public speaking.
Rendy Wicaksana, Digital Content Producer VOA Indonesia, saat memberikan materi 'Public Speaking 4.0' menuturkan, kemampuan berbicara di depan umum merupakan salah satu kunci sukses meraih masa depan. Pasalnya, kemampuan berbicara di depan umum dengan baik, seseorang dapat meyakinkan ide dan gagasanya kepada orang lain.
" Dengan kemudahan teknologi dan kemampuan public speaking yang mumpuni, apa yang kita sampaikan harus dipahami dengan tepat. Ini yang disebut Public Speaking 4.0, yakni memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menyampaikan gagasan dengan tepat dan ringkas," jelas Rendy.
Dalam keterangan tertulisnya, pria yang merupakan alumni Beswan Djarum angkatan 27 ini memberikan beberapa tips agar seseorang bisa ahli dalam public speaking.
Pertama, harus memahami dan mendalami materi yang ingin disampaikan.
Seorang pembicara harus menerapkan metode design thinking dalam melakukan riset mendalam terkait topik dan sumber informasi yang digunakan.
Ke dua, harus menemukan pola menarik dalam menyampaikan materi.
“ Karena saat berbicara di depan umum, 10 detik pertama menjadi penentu apakah seorang pembicara dapat berkomunikasi dengan baik dan menarik. Seorang pembicara harus memiliki kreativitas yang luas untuk menciptakan kesan yang menarik, dengan demikian target yang dituju akan tertarik untuk mendengarkan pesan atau informasi yang hendak disampaikan,” ia menjelaskan.
Ke tiga, beri kesan pertama yang menarik saat berada di depan umum.
Menurut Rendy, seorang pembicara harus percaya diri, memiiki vokal yang jelas, harus memperhatikan gerakan tubuh dan kontak mata. Kepercayaan diri yang ditunjukkan oleh pembicara dapat merefleksikan penguasaan materi dan keyakinan pembicara akan informasi yang disampaikan.
“ Berbicara di depan umum bukanlah talenta yang diperoleh seseorang sejak lahir, oleh sebab itu setiap orang dapat mempelajari dan mengasah kemampuannya masing-masing. Diperlukan banyak latihan dan pengalaman untuk berbicara di depan umum dengan baik. Kita bisa menonton atau mendengarkan pembicara lain saat menyampaikan suatu informasi. Melalui referensi tersebut, kosakata kita akan semakin bertambah dan cara berkomunikasi kita pun akan semakin lancar,” jelas Rendy.
Sementara itu, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Lounardus Saptopranolo menjelaskan, publik speaking guna melatih generasi muda menumbuhkan kepercayaan diri dan mampu menyampaikan ide serta gagasan yang baik dalam masyarakat. Diharapkan, soft skill mendorong generasi muda berkontribusi lebih dalam membangun bangsa.
“ Tak hanya itu, seiring perkembangan teknologi, kita juga harus mempelajari cara menyampaikan ide dan gagasan di depan umum baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (virtual), sehingga ide dan gagasan yang dimiliki dapat ditelaah dan diterima dengan baik,” Sapto menjelaskan.
Dalam mengencarkan program pembekalan soft skills, Bakti Pendidikan Djarum Foundation membuka kesemapatan bagi mahasiswa untuk bergabung dan mendaftar secara online di www.djarumbeasiswaplus.org.
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?


Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Kondisi Kulit Wajah Viral, Wulan Guritno: Bersyukur Jejak Digital Itu Ada

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya