Dream - Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, Dinno Indiano mengatakan, di tengah situasi pertumbuhan industri perbankan syariah yang terus melambat, BNI Syariah masih mampu bertahan.
“ Kita bersyukur karena sampai sekarang kita masih di track, aset kita sekarang sudah mencapai Rp 21,3 triliun. Sedangkan, targetnya Rp 21,7 triliun. Artinya, dalam waktu kurang dari 3 bulan Insya Allah akan bisa kita capai,” ungkap Dinno di Jakarta, Senin 21 September 2015.
Selain itu, tingkat kredit macet atau Non Performing Finance (NPF) BNI Syariah juga masih jauh di bawah tingkat NPF industri perbankan syariah secara umum. Dinno menyebut, NPF bank yang ia pimpin hanya sebesar 2,6 persen sementara industri perbankan syariah secara umum mencapai NPF hingga 4,7 persen.
Menurut Dinno, prestasi tersebut masih dapat diraih oleh BNI Syariah lantaran masih disiplin dalam melakukan dua hal. Pertama, pembiayaan untuk keperluan konsumsi yaitu rumah pertama.
Tingkat NPF pada program Kredit Pembiayaan Rumah (KPR) rumah pertama hanya 1,6 persen. “ Nah, ini yang banyak menolong kita untuk stabil labanya,” kata Dinno.
Selain itu, lanjut Dinno, BNI Syariah juga tidak ragu menghentikan pembiayaan untuk keperluan produktif. Pihaknya tidak memaksa pembiayaan di sektor produktif dapat bertumbuh karena memang prioritas BNI Syariah adalah memberikan pembiayaan dalam ranah konsumsi, terutama rumah pertama.
“ Itu (KPR rumah pertama) yang bikin kita selamat,” pungkas Dinno. (Ism)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
