Muhammad Faroji Adly (Foto: Istimewa)
Dream - Walau terdengar cukup berisiko, investasi saham saat ini banyak digemari oleh anak-anak muda, termasuk pelajar dan mahasiswa. Seperti yang dilakukan konten kreator muda, Faroji Adly.
Di usianya yang baru 22 tahun, ia berhasil membiayai segala keperluannya sendiri berkat aktif trading dan berinvestasi. Bahkan dirinya mengaku pernah meraih profit hingga US$900 ribu atau setara Rp12,7 miliar.
" Aku aktif trading dan investasi pada capital ventures (Community leader di avstar capital), alhamdulillah dominan at least US$900k," tutur Muhammad Faroji Adly, dikutip dari keterangan pers tertulis pada Minggu, 21 November 2021.
" Biaya kuliah, biaya sekolah adek, biaya bahagiain orangtua, keluarga, pacar, beli tanah, beli mobil, dan lain-lain," beber pemilik akun Instagram @farojiadlyy.
Dalam kisahnya, Faroji mengaku bahwa dirinya mulai mengenal trading pada tahun 2017. Dari situ muncul keinginan untuk mencari uang dari internet dan mulai belajar trading.
“ Sebelum kenal dunia trading dahulu, step by step dalam mencari cuan pada dunia internet telah aku lalui, mulai dari berburu pulsa gratis via kuis online," tambah Faroji.
Selain itu, seiring bertambahnya wawasan tentang cryptocurrency, Faroji Adly akan meluncurkan karya NFT (non-fungible token) dalam waktu dekat. Kebetulan hobinya ada pada bidang seni dan sedang berkuliah jurusan Design Komunikasi visual.
Kini selain membagikan informasi tentang trading Faroji membagikan content tentang dakwah.
" Kalau mengenai konten (feeds Instagram) memang aku lebih hobi share ceramah gitu, tapi di story IG hampir tiap hari aku share sesuatu tentang crypto. Jadi supaya konten ku ballance antara dunia dan akhirat," ungkapnya sembari tertawa.
Dream – Meski sudah melek internet dan didukung teknologi lebih baik, sejumlah riset menemukan penerapan strategi keuangan di kalangan milenial masih cukup rendah. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu kelangsungan finansial keluarga pada masa depan.
Mengutip laporan Indonesia Millenial Report pada 2019, milenial hanya menabung 10,7 persen dari pendapatannya. Separuh penghasilan mereka, atau 51,1 persen, terkuras untuk memenuhi kebutuhan bulanan.
Riset tersebut juga memaparkan generasi milenial memiliki kecenderungan pola keuangan yang kurang seimbang dan minat investasi yang rendah. Berdasarkan survei tersebut, milenial hanya mengalokasikan 2 persen dari pendapatannya untuk investasi.
Bagi generasi milenial, kondisi keuangannya pun berbeda saat mereka masih berstatus lajang. Apalagi, pasangan menikah yang sudah punya anak.
“ Saat menjalani kehidupan rumah tangga, selain memenuhi kebutuhan, kita juga harus memikirkan hal penting seperti investasi untuk menjamin masa depan pasangan dan anak,” kata CEO dan Cofounder Tamasia, Muhammad Assad, dalam keterangan tertulisnya.
Milenial, lanjut Assad, harus mempersiapkan biaya-biaya tak terduga lainnya seperti sakit atau kecelakaan. Untuk itu, investasi bersama pasangan bisa menjadi salah satu strategi untuk menambah pundi keuangan sekaligus menjadi tabungan jangka panjang keluarga.
Pada dasarnya, membuat perencanaan tidak hanya terbatas pada masalah atau cara mengalokasikan uang, pendapatan, atau pengeluaran semata. Yang tak kalah penting adalah bagaimana bisa menginvestasikan uang tersebut dengan baik.
Dalam hal ini, investasi bukan hanya sekedar aktivitas menabung dan menyimpan uang saja, tetapi juga cara untuk melakukan perhitungan dan pengalokasian dana, sehingga memiliki nilai yang lebih menguntungkan di masa depan.
Berikut ini adalah empat hal yang harus diperhatikan keluarga muda saat memulai investasi bersama.
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan tujuan investasi bersama pasangan. Hal ini penting untuk dilakukan agar setiap pasangan memiliki ekspektasi dan motivasi yang selaras.
Hitung pendapatan dan pengeluaran bersama, kemudian tentukan tujuan investasi kamu dan pasangan. Apakah untuk membeli tempat tinggal, rencana pendidikan anak, tabungan di masa tua, atau yang lainnya.
Kedua, pikirkan jangka panjang waktu investasi. Setelah memiliki tujuan investasi bersama, kamu dan pasangan juga perlu memperkirakan jangka waktu untuk mencapai tujuan investasi tersebut. Apakah untuk digunakan dalam jangka waktu panjang atau pendek.
Jika ingin memulai investasi dalam jangka panjang, investasi emas adalah pilihan yang baik karena emas memberikan perlindungan aset atau kekayaanmu ketika nilai mata uang jatuh. Hal itu disebabkan karena prinsip dasar emas memang sebagai alat penyimpanan nilai aset untuk jangka panjang. Ketika mulai menabung emas, simpanlah baik-baik untuk kebutuhanmu di 3-10 tahun mendatang.
Ketiga, tentukan strategi dan kontribusi pasangan. Hal ini juga menjadi bagian yang penting ketika memulai investasi bersama pasangan. Jika kamu dan pasangan keduanya memiliki pemasukan tetap setiap bulannya, tentukan berapa besar kontribusi yang diberikan oleh setiap pasangan untuk berinvestasi.
Jika salah satu dari kamu tidak memiliki penghasilan tetap, bicarakanlah berapa alokasi dana bersama yang harus kamu sisihkan untuk investasi.
Keempat, perhatikan kemampuan finansial keluarga. Berinvestasi haruslah dimulai dari dana lebih. Jangan sampai kamu menggunakan seluruh penghasilan dan budget keluarga untuk berinvestasi. Kamu juga harus tetap mempersiapkan dana cadangan darurat yang memadai.
Paling tidak, ada tabungan dana darurat dengan kesiapan 6-12 bulan pengeluaran sebelum berinvestasi untuk menutupi pengeluaran tak terduga.
Tamasia, lanjut Assad, menyediakan produk investasi emas yang mudah dan terjangkau, mulai dari Rp10 ribu. Untuk proses transaksi yang praktis, nasabah bisa menggunakan metode pembayaran ShopeePay dan memanfaatkan promo cashback hingga 100 persen di ShopeePay Super Online Deals dari tanggal 17-21 Mei 2021.
“ Dengan begitu, cashback yang didapat bisa dimanfaatkan untuk membeli investasi emas tambahan atau dialokasikan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya,” kata dia.
Dream – Tak hanya tabungan, investasi semakin digemari banyak orang termasuk generasi milenial. Tentu saja tujuan investasi adalah ingin memperoleh keuntungan dan berharap nilainya semakin berkembang di kemudian hari.
Dalam berinvestasi, diperlukan sebuah strategi yang tepat agar dapat meningkatkan nilainya dan menghindari potensi kerugian. Salah satu caranya adalah mendiversifikasi portofolio investasi.
Diversifikasi berarti menempatkan dana investasi di beberapa instrumen investasi yang berbeda karakteristiknya. Yang dimaksud dengan karakteristik di sini adalah likuiditas, risiko, dan potensi returnnya.
Contohnya adalah potensi return jika berinvestasi dalam pada saham ini akan berbeda dengan obligasi, sukuk, dan reksa dana.
Jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang. Jika keranjangnya jatuh, semua telur akan jatuh. Artinya jika Sahabat Dream ingin berinvestasi, janganlah menyimpan seluruh dana di satu instrumen saja.
Kamu harus menciptakan portofolio yang beragam agar bisa meminimalisir kerugian dan memaksimalkan potensi keuntungannya.
Contohnya, jika kamu punya investasi pada saham suatu emiten, lalu saham tersebut terus turun atau melemah, nilai investasinya akan terus tergerus.
Tapi, kalau memisahkan penempatan investasi dengan membeli dua saham dari perusahaan yang berbeda, hal itu akan mengurangi kerugian atas kemungkinan penurunan nilai sahamnya.
Pertama, pastikan bahwa portofolio investasi sesuai dengan profil risiko. Profil risiko merupakan indikator tentang kemampuan dalam menerima risiko dari investasi yang dilakukan. Profil risiko tersebut umumnya terbagi menjadi tiga, yakni konservatif, moderat, serta agresif.
Sederhananya, konservatif bisa dikatakan sebagai tipe yang tidak menyukai perubahan ekstrem, dimana pelaku investasi akan lebih senang apabila imbal hasil yang diperoleh bersifat stabil walaupun nilainya cenderung rendah.
Selanjutnya, tipe moderat justru kebalikannya, dimana pelakunya mampu untuk menerima risiko lebih tinggi. Terakhir, tipe agresif merupakan gabungan dari keduanya, dimana pelaku berani mengambil risiko tinggi demi memperoleh imbal hasil semaksimal mungkin.
Setelah memahami profil risiko, tentukan juga tujuan Sobat berinvestasi, apakah untuk kebutuhan dalam jangka panjang, pendek atau bahkan menengah. Setalah itu, mulailah produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.
Setelah menentukan produk investasinya, selanjutnya tentukan rasio penempatan dana dari tiap produk investasi pada portofolio investasi. Portofolio yang dapat dikatakan efektif yakni yang berisi kombinasi dari beragam jenis aset, berikut dengan karakterisitik yang berbeda pula.
Perpaduan berbagai kelas aset dalam portofolio tersebut merupakan teknik diversifikasi yang bisa membuat laba investasi meningkat, sekaligus untuk meminimalisir risikonya kinerja investasinya. Sebagai contoh, jika memiliki profil risiko agresif, rasio alokasi aset di dalam portofolio investasi, yakni 60 persen pada saham, 20 persen pada obligasi dan 20 persen pada reksa dana campuran.
Jika sobat memiliki profil risiko moderat, rasio alokasi aset di dalam portofolio investasi sobat, terdiri dari 50 persen pada saham dan 50 persen pada reksa dana pendapatan tetap. Jika memiliki profil risiko yang konservatif, kamu bisa memadukan investasinya dengan penempatan 60 persen pada reksa dana pasar uang, 20 persen pada saham, dan 20 persen obligasi.
Ketiga, jeli memilih portofolio investasi. Pilihlah investasi yang tingkat pengembaliannya berbeda. Namun, ketahui pula bahwa return yang tinggi rata-rata juga memiliki risiko yang tinggi.
Selain itu, pilihlah investasi di sektor yang berbeda pula. Risiko bukan untuk dihindari tetapi dikelola sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian dan tetap memperoleh keuntungan yang optimal.
Keempat, rutin melakukan penyesuaian. Diversifikasi bukanlah sesuatu yang hanya perlu dilakukan sekali saja. Jadi, agar investasi berjalan dengan lancar, periksalah portofolio investasi secara berkala, dan buatlah perubahan instrumen investasi jika kinerjanya belum sesuai dengan tujuan maupun strategi finansial beserta profil risikonya.
Sumber: Sikapi Uangmu