Bursa Dunia Ambruk, Kekayaan Ratusan Miliarder Merosot Tajam

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 24 Agustus 2015 18:30
Bursa Dunia Ambruk, Kekayaan Ratusan Miliarder Merosot Tajam
Menguatnya nilai tukar Yuan, merosotnya harga minyak mentah dunia serta buruknya data manufaktur AS membuat 400 miliarder dunia kehilangan uang puluhan ribu triliun.

Dream - Akhir pekan lalu menjadi mimpi buruk bagi sedikitnya 400 miliarder dunia. Sepertinya tawa lebar tidak akan muncul dari wajah mereka.

Penyebabnya, situasi bursa dunia yang tidak kondusif karena menguatnya nilai mata uang Yuan Tiongkok, merosotnya harga minyak mentah dunia, serta memburuknya data manufaktur Amerika Serikat. Akibatnya, para miliarder dunia itu harus kehilangan harta mereka sebanyak 82 miliar dolar AS atau setara Rp2.528 triliun, dengan nilai kurs BI Rp14.000 per dolar AS.

Penutupan pasar bursa Jumat pekan lalu membuat posisi 400 miliarder dunia terperosok ke zona merah. Alhasil, kekayaan bersih gabungan mereka turun sebanyak 74 miliar dolar AS, setara Rp1.028 triliun, menjadi 3,9 triliun dolar AS atau setara Rp55.302 triliun.

" Sepekan lalu terasa begitu sulit, namun jika Anda melihat ke belakang, gambaran besar ini bukanlah bencana yang berarti," ujar Direktur Penasehat Investasi pada Aspiriant, John Collins, dikutip Dream dari bloomberg.com, Senin, 24 Agustus 2015.

Kehilangan terbesar dialami oleh Warren Buffet yang nilai saham milik perusahaannya, Brekshire Hathaway Inc turun lebih dari lima persen atau  3,6 miliar dolar AS alias setara Rp50 triliun. Hal ini berakibat turunnya jumlah kekayaan investor terkaya ketiga di dunia tersebut menjadi 63,4 miliar dolar AS, setara Rp880 triliun, berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg.

Sementara pengusaha energi terkaya dunia Harold Hamm harus menelan pil pahit lantaran perusahaan minyak miliknya, Continental Resources merugi 15,2 miliar dolar AS, setara Rp211 triliun. Akibatnya, kekayaan bersih Hamm hilang sebesar 895 juta dolar AS, setara Rp12 triliun.

Sementara itu, CEO perusahaan tambang Glencore Plc, Glasenberg harus kehilangan 237 juta dolar AS, setara Rp3 triliun akibat merosotnya harga komoditas terparah sejak 13 tahun terakhir. Barangkali kondisi Glasenberg paling parah lantaran kekayaannya turun lebih dari 40 persen sebesar 3,1 miliar dolar AS, setara Rp43 triliun.

Kondisi yang sama juga dialami oleh sedikitnya 26 miliarder asal Tiongkok. Kondisi bursa efek Hong Kong yang ditutup melemah menyebabkan mereka kehilangan 18,8 miliar dolar AS, setara Rp261 triliun.

Dari semua kasus, yang paling mengejutkan adalah kondisi Bill Gates. Orang terkaya dunia pemilik perusahaan sistem operasi Microsoft ini kehilangan harta sebesar 4,9 persen atau 4,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun.

Sementara kondisi di dalam negeri menunjukkan hal yang sama. Harga saham dari 10 emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turun sebesar Rp279 triliun.

Merujuk pada data Bursa Efek Indonesia, pada 2 Januari 2015, kapitalisasi pasar 10 BUMN masih Rp 1.278 trilyun. Namun pada Agustus 2015, nilai kapitalisasi pasarnya tinggal Rp 999 trilyun.

(Sumber: berbagai sumber)

 

Beri Komentar