Catat Ayah Bunda, Ada Pemeriksaan Penting Pada Bayi Baru Lahir

Reporter : Mutia Nugraheni
Sabtu, 5 Maret 2022 11:01
Catat Ayah Bunda, Ada Pemeriksaan Penting Pada Bayi Baru Lahir
Biasanya dilakukan saat bayi masih berusia 48 jam.

Dream - Setelah bayi dilahirkan, ada yang kondisinya sangat sehat dan bisa melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan ditaruh di dada ibu. Sementara ada juga yang mengalami masalah kesehatan dan harus menjalani pemeriksaan intensif oleh dokter spesialis anak.

Sebenarnya segera setelah bayi lahir ada pemeriksaan penting yang dilakukan. Hal ini merupakan skrining awal untuk mengetahui masalah kesehatan yang mungkin dialami bayi dan tak terdeteksi saat berada di kandungan.

Pemeriksaan ini dinamakan newborn screening. Dikutip dari Rspondokindah.co.id, pemeriksaan dilakukan pada 48–120 jam (2–5 hari) setelah kelahiran. Screening ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya penyakit yang dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan, juga beberapa kelainan yang dapat menyebabkan komplikasi serius.

Skrining pada bayi baru lahir ada yang rutin, ada pula yang hanya dilakukan pada keadaan khusus. Apa saja pemeriksaan tersebut?

Screening pendengaran
Gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal. Selain itu, terdapat periode kritis perkembangan pendengaran dan bicara (dimulai dalam enam bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai si kecil berusia dua tahun). Bayi dengan gangguan pendengaran bawaan yang segera diintervensi sebelum usia enam bulan akan memiliki kemampuan berbahasa yang normal pada usia tiga tahun.

 

1 dari 5 halaman

Screening penglihatan pada bayi prematur

Screening penglihatan pada bayi prematur © Dream

Retinopathy of Prematurity (ROP) sering terjadi pada bayi prematur dan merupakan salah satu penyebab kebutaan bayi dan anak di dunia, termasuk di Indonesia. Deteksi terhadap ROP sejak dini memungkinkan dilakukannya terapi yang sesuai untuk mencegah terjadinya kebutaan. Pemeriksaan ini wajib dilakukan pada kasus kelahiran dengan usia kandungan kurang dari 34 minggu atau berat bayi kurang dari 1.500 gram. Pemeriksaan dapat dilakukan di ruang NICU atau kamar bayi saat bayi berusia satu hari (jika kondisi bayi stabil)


2 dari 5 halaman

Screening hipotiroid

Screening hipotiroid © Dream

Hipotoroid Kongenital (HK) yang tidak ditangani sejak dini dapat mengakibatkan retardasi mental berat. Sementara, angka kejadian kasus ini bervariasi di antara negara, antara 1:3.000 hingga 1:4.000 kelahiran hidup. Karenanya, deteksi dini hipotiroid memungkinkan bayi mendapatkan terapi secara dini dan diharapkan memiliki tumbuh kembang yang optimal. Pemeriksaan ini dilakukan saat bayi berusia 48–72 jam.


3 dari 5 halaman

17-OH Progesteron (17-OHP)

17-OH Progesteron (17-OHP) © Dream

Pemeriksaan yang dilakukan pada bayi ber usia 48–72 jam ini bertujuan mendeteksi Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK)— kumpulan kelainan yang berhubungan dengan enzim yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Anak dengan HAK memiliki kelebihan androgen (hormon steroid lelaki), dan pada sebagian kasus tidak memiliki steroid yang cukup untuk mengatur keseimbangan kadar garam dalam tubuh. HAK merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa— umumnya terjadi setelah minggu kedua kelahiran. Selain itu, HAK juga dapat menyebabkan efek jangka panjang berupa gangguan perilaku

Untuk pemeriksaan yang lebih detail penting untuk mendiskusikan dengan dokter spesialis anak. Terutama jika anak diketahui memiliki masalah kesehatan bawaan. Penjelasan selengkapnya baca di sini.

4 dari 5 halaman

Bayi Baru Lahir Tak Boleh Selalu Pakai Sarung Tangan

Bayi Baru Lahir Tak Boleh Selalu Pakai Sarung Tangan © Dream

Dream - Bayi yang baru lahir biasanya mengenakan pakaian yang cukup tebal. Mulai dari kaus kutan, baju, popok, celana hingga sarung tangan dan kaki. Hal ini karena khawatir bayi kedinginan dan terkena angin.

Kondisi bayi yang masih berumur hitungan hari memang masih sangat rentan, sehingga orangtua cenderung khawatir dan selalu memakaikannya sarung tangan serta sarung kaki.

Ternyata, hal ini kurang tepat. Sarung tangan kaki dan kaki sebenarnya tak boleh selalu dipakaikan pada bayi. Hanya di waktu tertentu saja karena bisa berdampak negatif pada perkembangan indera perabanya. Mengapa?

Menghalangi Indera Peraba Bayi
Dokter Dyah Novita Anggraini, dari KlikDokter.com, sarung tangan menghalangi indera peraba bayi. Bayi yang baru lahir akan suka mengeksplorasi indra perabanya dengan hal-hal yang ada di sekitarnya. Misalnya, ia berusaha meraih tangan ayah dan ibu saat ada di dekatnya.

“ Sarung tangan sebaiknya tidak dipakaikan agar bayi bisa belajar menyentuh benda-benda di sekitarnya. Selain itu, bayi biasanya ada fase oral, menggunakan tangannya dimasukkan ke mulut. Itu fase alami yang harus dialami anak,” ujar dr. Dyah.

 

5 dari 5 halaman

Tangan Bayi yang Dingin adalah Wajar

Tangan Bayi yang Dingin adalah Wajar © Dream

Faktanya, sarung tangan jarang dibutuhkan bayi yang baru lahir. Tangan dan kaki kebiruan dan dingin adalah normal pada bayi yang sehat. Bahkan, sensasi dingin mungkin tidak mengganggu bayi sama sekali.

Bila khawatir pada risiko kulit bayi tergores, potong kuku si kecil secara berkala. Hal ini sekaligus menghindari kebutuhan bayi terhadap sarung tangan.
Beberapa rumah sakit saat ini juga sudah melarang pemakaian sarung tangan. Jadi, ibu jangan heran jika melihat si kecil yang baru lahir tak dipakaikan sarung tangan oleh suster.

Membuat Sulit Mengetahui saat Bayi Lapar
Menurut dr. Devia Irine Putri, sebenarnya tidak ada bahaya bayi menggunakan sarung tangan. Hanya saja, jika menggunakan sarung tangan, ibu akan sulit untuk mengetahui tanda bahwa bayi lapar.

“ Sulit bagi bayi untuk eksplorasi atau belajar stimulasi karena bayi pada umumnya belajar dari sentuhan. Selain itu, ibu juga tidak bisa mengenali sinyal lapar bayi karena pada umumnya bayi akan mengenyot tangan ketika lapar,” ujar dr. Devia.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar