Masa-Masa Sulit Menkeu Sri Mulyani Kala Kuliah, Tarik Uang Saku Rp15 Ribu Harus Ambil di Kantor Pos

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 15 Agustus 2023 12:47
Masa-Masa Sulit Menkeu Sri Mulyani Kala Kuliah, Tarik Uang Saku Rp15 Ribu Harus Ambil di Kantor Pos
Menurutnya, melakukan transaksi zaman dahulu cukup sulit, tidak semudah saat ini.

Dream - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menceritakan masa-masa sulit saat menjalani kuliah di Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta. Perempuan yang kini mengelola anggaran ribuan triliun itu mendapat jatah uang saku Rp15.000 per bulan.

Sri Mulyani mengenang kebutuhan untuk bertransaksi di zaman dahulu tidak semudah saat ini. Untuk mengambil uang saku yang tak sampai Rp20 ribu itu, Sri Mulyani harus mengambilnya di kantor pos dengan proses yang sulit.

" Saya mahasiswa kos-kosan uang saku hanya Rp15.000 per bulan. Kalau dapat dari Kantor Pos bukan di transfer mobil banking, di UI Salemba di depannya ada Kantor Pos, ambil di sana, masuk tabungan di lemari, di bawah koran tempat baju saya," kata Sri Mulyani di Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 15 Agustus 2023.

1 dari 2 halaman

Sri Mulyani berpesan kepada generasi muda agar pintar dalam mengelola keuangan di tengah gempuran mudahnya mengakses keuangan.

Saat ini anak muda bisa memeriksa tabungan hanya berbentuk nominal angka saja yang bisa dilihat melalui smartphone.

" Jadi enggak tahu juga tiba-tiba sisa berapa. Kalau dulu kita uangnya fisik, bisa dilihat, buat naik bemo berapa, makan siang berapa, sisa berapa. Jadi konteksnya beda, anda bisa investasi macam-macam, dulu mahasiswa kita baru diajari trading saham," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Oleh karena itu, Menkeu juga mengingatkan agar tidak mudah tergoda dengan iming-iming imbal hasil investasi yang tinggi.

Literasi keuangan menjadi sangat penting agar generasi muda dapat menjaga kesehatan finansialnya dengan mempertimbangkan setiap transaksinya.

" Setiap generasi punya peran penting memperjuangkan, membangun, mengusahakan, dan membiayai pembangunan, karena setiap kita, semua kondisi, ekonominya mungkin berbeda-beda tapi untuk pembangunan berkelanjutan dibutuhkan pembiayaan tapi juga dibutuhkan sektor keuangan yang stabil tapi juga dalam," pungkasnya.

Beri Komentar