Dream - Ketika Indonesia masih berkutat isu pelarangan TikTok Shop, perkembangan teknologi di China sudah semakin jauh.
Saat ini latform Online shopping di negeri itu banyak didominasi oleh klon-klon bertenaga artificial intelligence (AI) yang tidak pernah lelah mencoba menjual barangselama 24 jam atau 7 hari dalam seminggu.
Sama seperti di Indonesia, fitur live streaming saat ini menjadi salah satu saluran pemasaran yang paling menguntungkan di China.
Negara itu telah melahirkan banyak influencer populer di platform seperti Taobao dan Douyin yang mampu menutup transaksi besar-besaran hanya dalam beberapa jam setiap hari.
Namun, pencapaian luar biasa ini harus dibayar mahal oleh pebisnis dan merek itu sendiri.
Perusahaan harus berkorban waktu dan uang yang tak kecil untuk melatih para penjual online yang hebat.
Mempekerjakan para kru kamera dan asisten selama siaran langsung juga turut menambah pengeluaran mereka.
Hal yang tak kalah jadi pertimbangan adalah penggunaan kehadiran influencer top yang tentunya membutuhkan tidur.
Masalah inilah yang coba dipecahkan oleh klon bertenaga AI.
Melansir Oddity Central, MIT Technology Review baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel tentang munculnya kloningan AI di kancah penjual online Cina.
Temuan ini bermula dari pengamatan bahwa banyak saluran populer di Taobao, Douyou, atau Kuaishou yang masih aktif meski siaran sampai tengah malam.
Para enjual muda dan energik itu mencoba menjual berbagai macam barang kepada para pemirsa.
Namun ketika diamati lebih dekat, para penjual ini menunjukkan beberapa ketidakkonsistenan dalam cara mereka bersuara dan bagaimana bibir mereka bergerak.
Para penjual energik ini bukanlah manusia sungguhan, melainkan tiruan yang dibuat oleh AI.
kata Chen Dan, CEO sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam bidang AI.
sambungnya.
Meskipun penjual online teratas di kancah pemasaran streaming di China masih lebih baik daripada avatar bertenaga AI, tetapi cara ini akan lebih masuk akal bagi banyak perusahaan.
Apalagi pemakaian teknologi AI ini bisa membuat pengeluaran uang terkendali di awal dan bekerja secara otomatis.
Selain keuntungan biaya yang lebih rendah, manusia AI juga dapat bekerja selama 24 jam sehari dan benar-benar menjalankan tugasnya menjual barang.
Membuat klon AI dasar sekarang berharga sekitar US$1.100 (sekitar Rp17,1 juta) yang mencakup satu tahun pemeliharaan teknis gratis.
Tetapi klon yang lebih canggih sebenarnya dapat menghabiskan biaya beberapa ribu dolar.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN