Ilustrasi Permen Cokelat.
Dream – Negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim menjadi pasar yang berkembang pesat untuk komoditas cokelat, khususnya cokelat halal. Malaysia memprediksi kebutuhan negara tersebut akan makanan ini akan tinggi.
Dilansir dari Gulf Times, Kamis 6 Juni 2017, Malaysia memang tidak punya banyak perkebunan kakao, tetapi terkenal sebagai produsen cokelat nomor dua dengan menggiling biji kakao yang dipasok dari Indonesia. Karena mayoritas penduduknya beragama Islam, negara ini menjual cokelat yang sesuai dengan prinsip halal, yaitu tidak menggunakan alkohol dan produk hewani.
Nah, pasar Muslim sendiri menjadi “ kue” yang menarik bagi cokelat halal. Menurut riset Pew Research Center, Islam termasuk agama yang berkembang pesat di dunia dan diprediksi akan memiliki 2,8 miliar pemeluknya pada 2050.
Penjualan produk cokelat halal di pasar global pun diprediksi akan mencapai US$1,7 miliar (Rp22,74 triliun) pada 2020 dan pertumbuhan rata-rata tahunannya sebesar 5 persen, berdasarkan Furomonitor International Ltd.
Melihat pasar yang menggiurkan ini, Malaysia berharap pertumbuhan ini bisa mendorong ekspor produk cokelat halal.
“ Sertifikat halal ini penting di pasar negara berkembang—negara yang mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia dan Malaysia. Di pasar ini, produk yang bersertifikat halal lebih disukai daripada yang tidak,” kata pakar analis senior di Furomonitor, Emil Fazira.
Emil mengatakan sertifikat halal ini tidak hanya melihat pada bahan baku, tetapi juga proses produksinya. Misalnya, mesin produksi harus bebas dari alcohol.
Distributor cokelat premium (couverture) dan cokelat konsumsi, Dazzle Food Sdn, menjadi halal pada 2009. Perusahaan yang menjual produk cokelat seperti Mr. Coco dan Marie Coco ini mengklaim sertifikat halal bisa mendongkrak penjualan 20-30 persen selama tiga tahun.
“ Permintaan bisa tumbuh lebih tinggi tahun ini,” kata Dazzle.
Negara yang penduduknya mayoritas beragam Islam di Asia Tengah dan Timur Tengah memberikan kesempatan besar untuk meningkatkan ekspor cokelat halal. menurut Dewan Kakao Nasional Malaysia, produk makanan halal bukan hanya merupakan ceruk pasar, melainkan juga makanan pokok.
“ Di kawasan Asia Tengah, industri kembang gula mereka berkembang pesat dan tumbuh. Komunitas Muslim harus berhati-hati. Jika tidak membawa logo halal, Anda tidak bisa menangkap pasar mereka,” kata Direktur Umum Dewan Kakao Nasional Malaysia, Norhaini Udin.
Norhaini mengatakan Malaysia tidak hanya menjual cokelat, tetapi juga produk kakao lainnya yang bersertifikat halal. Tahun lalu, ekspor biji kakao dan produk kakao Malaysia sebesar US$1,3 miliar (Rp17,39 triliun).(Sah)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik