Dropout SD, Kesuksesan Pemuda Ini Bungkam Para Pembully

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 24 Februari 2016 07:43
Dropout SD, Kesuksesan Pemuda Ini Bungkam Para Pembully
Di kelas dua SD, dia jadi korban bully. Tak kuat dikerjai, dia keluar sekolah. 7 tahun kemudian dia sukses membangun bisnis bernilai Rp 189 miliar

Dream - Bocah itu kerap jadi korban bully di sekolahnya. Usianya baru belasan. Ta tahan dengan ulah teman-temannya, dia pun keluar dari sekolah saat umurnya baru menginjak 13 tahun.

Kini, 17 tahun usai tak lagi menginjak bangku sekolah, dia kembali ke taman sekolah. Tak ada lagi yang berani mengganggunya. Semua malah berbalik kagum. Bocah korban bully dan drop out dari Sekolah Dasar (SD) ini telah menjadi orang sukses.

Dialah Jordan Daykin. Dia tak pernah melupakan saat pertama kali memulai bisnis. Di sebuah taman di Westbury, Wiltshire Inggris, bersama kakeknya, Stan.

Di usia remaja, Daykin memulai bisnis mainan yang dirancangnya bersama sang kaki. Kini, GripIt Fixing, mainan yang dirancangnya disebut bernilai 10 juta pound sterling.

Daykin yang menderita bully saat dudung di kelas dua SD, memutuskan keluar dari sekolah. Sang guru mencibir keputusannya. Dia menyebut Daykin takkan mendapatkan apa-apa dengan keputusannya itu.

Namun bersama sang kake, seorang mantan mekanik, Daykin membuat prototipe plasterboard fitting (cantelan papan gypsum yang biasa digunakan untuk diding atau langit-langit rumah).

Tahun 2014, Daykin akhirnya mendapatkan paten untuk produk ciptaannya tersebut. Dengan paten ini, dia mendapatkan suntikan modal 80 ribu pound sterling dari Debroah Meaden.

Tak disangka, uang itu membuat bisnis ciptaan Daykin naik tingkat dalam dua tahun. Bisnisnya semakin berkembang. Dan investasi Meaden bertambah 30 kali lipat menjadi 3,5 juta pond sterling.

Namun Daykin belum puas. Ambisinya masih tinggi. Jiwa wirausaha begitu besar dalam dirinya. Daykin ingin produk ciptaannya terjual ke seluruh dunia. Hingga akhirnya, impiannya itu tercapai.

GripIt kini sudah menyebar ke seluruh negara Eropa bahkan hingga Amerika Serikat.

Dari bocah yang tak tamat SD dan korban bully, Daykin menjelma menjadi orang sukses. Kini perusahaan yang dibangun bersama 11 orang temannya ini telah mengekspor GripIt ke 32 negara di dunia.

" Ketika saya memutuskan berhenti ekolah, banya guru berkata saya takkan bisa menghasilkan sesuatu. Banyak orang cerdas namun mereka panik ketika menghadapi ujian," kata Daykin mengutip laman Dailymail.co.uk, Rabu, 24 Februari 2016.

Menurut Daykin, keputusannya keluar dari SD membuatnya harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidupnya. " Kamu harus keluar dan mendapatkan sesuatu," katanya.

GripIt sebetulnya bisnis ketiga yang pernah dibangunnya. Setelah meninggalkan sekolah, Daykin sempat membuat bisnis online bernama RS@Service yang terinspirasi dari permainan RuneScape.

 

 

Beri Komentar