Menteri BUMN, Erick Thohir, Mencopot Refly Harun Dari Kursi Komisaris Utama Pelindo I.
Dream – Menteri BUMN, Erick Thohir, merombak susunan komisaris PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Erick memberhentikan Refly Harun sebagai komisaris independen Pelindo.
Dikutip dari keterangan tertulis pada Senin 20 April 2020, keputusan ini tertuang di dalam Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I Nomor. SK-123/MBU/04/2020 tanggal 20 April.
“ Dengan ini, kami menginformasikan Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia I (Persero),” kata perseroan.
Berikut jajaran Komisaris sebelumnya :
1. Refly Harun - Komisaris Utama merangkap sebagai komisaris independen
2. Heryadi - Komisaris Independen
3. Bambang Setyo Wahyudi - Komisaris
4. Lukita Dinarsyah Tuwo - Komisaris
5. Winata Supriatna- Komisaris.
Saat ini jajaran komisaris PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Achmad Djamaludin - Komisaris Utama
2. Arman Depari - Komisaris
3. Herbert Timbo Parluhutan Siahaan - Komisaris Independen
4. Ahmad Perwira Mulia Tarigan - Komisaris Independen
5. Irma Suryani Chaniago - Komisaris Independen
6. Winata Supriatna - Komisaris.
“ Kami mengucapkan terimakasih atas sumbangan dan dedikasinya selama memangku jabatan tersebut kepada jajaran Komisaris sebelumnya dan selamat datang kepada jajaran Komisaris yang baru PT Pelabuhan Indonesia I (Persero),” tulis perseroan.
Dream – Menteri BUMN, Erick Thohir, memangkas puluhan anak usaha di tiga perusahaan pelat merah. Ketiga perusahaan BUMN itu adalah PT Pertamina (Persero), PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (Persero), dan PT Telkom Indonesia Tbk (Persero).
Ada 25 anak usaha Pertamina yang siap dipangkas dan 20 dari Telkom. Sedangkan Garuda akan memangkas 6 perusahan “ cucu” miliknya.
" Rasionalisasi dan konsolidasi ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan efektivitas operasional dan tata kelola bisnis yang optimal guna memberikan nilai tambah bagi negara,” kata Erick di Jakarta, Jumat 3 April 2020.
Dia mengatakan, proses perampingan ini sudah melalui kajian panjang. Proses penyederhanaan ini sebenarnya sudah dilakukan sejak akhir 2019 dan terus berjalan hingga saat ini.
“ Efisiensi ini bukan karena ada corona, melainkan sudah dari planning,” kata Erick.
Dalam prosesnya, Erick menekankan kepada perusahaan pelat merah untuk sebisa mungkin meminimalisir pengurangan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu, masing-masing BUMN telah menyiapkan strategi dan skenario rasionalisasi dan konsolidasi terhadap karyawan, antara lain melalui optimalisasi dan alih tugas antar anak perusahaan maupun dengan perusahaan induk.
" Kami akan terus berkoordinasi dengan masing-masing BUMN guna memastikan bahwa proses ini dijalankan dengan berpedoman pada Undang-Undang Ketenagakerjaan serta peraturan lain yang berlaku," kata dia.
Saat ini, Pertamina memiliki 25 perusahaan yang non aktif dan siap untuk dirasionalisasi. Dari 25 perusahaan tersebut, 4 perusahaan sudah berstatus Dalam Likuidasi (DL), 3 perusahaan diusulkan untuk likuidasi, dan 1 perusahaan diusulkan untuk divestasi. Dalam jangka pendek pada tahun 2020 akan ada rasionalisasi sejumlah 8 perusahaan. Proses rasionalisasi ini akan terus berlanjut setelah tahun 2020.
Di Telkom, ada 20 anak perusahaan yang siap dipangkas. Anak perusahaan ini memiliki kesamaan portofolio dan masih kurang optimal dalam memberikan nilai tambah untuk menuju digital economy. Pelaksanaannya akan dilakukan bertahap hingga 2021.
Di Garuda, ada enam cucu perusahaan yang operasionalnya belum optmimal dalam memberikan return dan nilai tambah bagi maskapai pelat merah. Salah satunya adalah Garuda Tauberes.
“ Hari ini kami akan merasionalisasi terhadap anak dan cucu perusahaan. Salah satunya Garuda Tauberes,” kata Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra.
Dream – Menteri BUMN, Erick Thohir, tak memungkiri kondisi perekonomian di tengah wabah corona saat ini akan memberatkan kinerja perusahaan pelat merah. Terlebih nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS yang semakin tertekan.
Erick mengatakan perusahaan pelat merah harus siap-siap jika kinerja keuangan mereka mencatatkan rugi untuk tahun ini.
“ Hari ini saya buat statement, harus siap rugi hari ini. Bukan rugi-rugian, tapi melihat kondisi dunia yang terus seperti ini,” kata dia dalam live streaming press conferecen di Jakarta, Jumat 20 Maret 2020.
Erick memastikan kementeriannya telah melakukan stress test kepada BUMN-BUMN yang kemungkinan terdampak wabah virus corona.
Salah satu kemungkinan yang akan dihadapi adalah pencapaian dividen BUMN yang kemungkinan tak sesuai target. Namun Erick berharap target divideo yang diberikan BUMN tetap tak berubah dari target semula.
“ Kami berharap dividen tetap. Tapi, bukan nggak mungkin nggak tetap. Tahun ini sangat berat. Ini keadaan yang dihadapi,” kata Erick.
Meski bakal menghadapi tantangan cukup berat, Erick optimistis akan ada jalan keluar dari efek yang ditimbulkan dengan munculnya wabah corona di Indonesia.
“ Insya Allah ada jalan. Saya yakin Indonesia ini negara besar, pasti recover dalam beberapa bulan ke depan,” kata dia.(Sah)
Advertisement
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta