Ilustrasi
Dream - Pasar negara muslim tengah jadi target. Kini giliran para pebisnis dunia online atau e-commerce yang ramai-ramai menyasar pangsa pasar gaya hidup muslim yang terus tumbuh signifikan.
Dari perjalanan wisata hingga ke portal belanja, pengusaha online terus berusaha menangkap peluang dari gaya hidup muslim. Selain makanan halal, gaya hidup muslim telah berkembang ke bidang-bidang lain seperti pariwisata, fashion dan kartu kredit.
Kecuali makanan, sekitar 1,6 miliar muslim bersedia untuk membeli sebagian besar barang dan jasa dari pasar konvensional. Namun mereka juga berharap ada perluasan area produk yang sesuai dengan prinsip agama Islam.
Gaya hidup muslim telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Mereka rela mengeluarkan dana besar untuk membeli barang atau jasa yang berharga mahal untuk mengekspresikan identitas mereka.
Konsumen muslim mungkin lebih memilih hotel syariah yang bebas alkohol, atau membeli busana yang didesain khusus untuk memenuhi prinsip syariah. Muslim juga mulai mencari obat atau kosmetik yang tidak mengandung alkohol atau bahan-bahan yang dianggap haram.
Tak hanya negara mayoritas berpenduduk Islam, pasar gaya hidup muslim mulai tersebar di seluruh dunia. Untuk menjangkaunya, pengusaha memanfaatkan internet untuk memasarkan dan mengenalkan produk mereka.
Salah satu contohnya CrescentRaing, perusahaan Singapura yang fokus menyediakan perjalanan wisata halal.
" Ini adalah industri yang sangat terfragmentasi yang sebagian besar dilakukan secara offline tanpa ada pemain mayoritas," kata Fazal Bahardeen, CEO CrescentRaing, seperti dikutip Dream dari laman Zawya, Kamis, 18 Desember 2014.
Lembaga riset DinarStandard di New York melaporkan perjalanan wisata adalah salah satu peluang industri halal yang tengah menjadi bidikan. Penduduk Muslim setidaknya telah membelanjakan US$1 40 miliar di sektor-sektor yang terkait bisnis pariwisata pada 2013.
CrescentRaing telah mengembangkan travel index bersama MasterCard yang memeringkat tujuan wisata yang sesuai untuk muslim. CrescentRaing juga mengeluarkan aplikasi mobile untuk portal perjalanan wisata miliknya, HalalTrip.com. Di dalamnya terdapat informasi tentang makanan halal dan tempat-tempat ibadah serta hotel-hotel non-alkohol.
Bulan ini, MasterCard juga telah mengeluarkan point reward halal di mana pengguna kartu kredit bisa mengumpulkan poin untuk mendapatkan produk halal. Terakhir pada Juni lalu, MasterCard, bekerjasama dengan Lembaga Tabung Haji Malaysia, mengeluarkan kartu debit.
Bersamaan dengan itu, MasterCard juga menerbitkan kartu kredit syariah bekerjasama dengan salah satu bank syariah Malaysia, Maybank Islamic.
Malaysia juga sudah meluncurkan toko online syariah pertama bernama Zilzar pada Oktober lalu. Melalui toko ini, masyarakat bisa berbelanja produk halal seperti makanan, minuman, pakaian, elektronik, obat-obatan dan lain-lainnya.
Bulan Oktober lalu, Malaysia dan Dubai telah bekerjasama untuk mengembangkan jaringan global perusahaan halal untuk memudahkan perdagangan produk halal. Pakistan juga sudah membentuk dewan halal nasional untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara muslim.
Kurangnya sumber dana syariah menjadi rintangan lainnya bagi perusahaan-perusahaan halal yang ingin memasuki pasar global. Sebuah studi oleh International Finance Corporation menemukan lebih dari sepertiga usaha kecil dan menengah di 9 negara-negara mayoritas muslim dikecualikan dari sektor perbankan karena kurangnya pilihan pembiayaan syariah.
Advertisement
5 Tips Memilih Sabun Wajah untuk Pria, Jangan Sampai Salah
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi
Anak SMA Perlihatkan Bekal Steak Wagyu yang Disiapkan Ibu, Netizen: MBG Auto Minder
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas 2025: Panggung Inspiratif Penuh Haru dan Inovasi Pelaku Usaha Lokal
Hypophrenia, Kondisi saat Seseorang Mendadak Sedih Tanpa Alasan
Belajar Ilmu Perencanaan Keuangan dengan Komunitas Cerita Uang
Anak Muda Perlu Waspada, Varises Bukan Sekadar Masalah Penampilan Menurut Indonesian Vein Center
Futuristik Abis! Penampakan Riyadh Metro di Arab Saudi yang Telan Biaya Rp364 Triliun
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi