Aktivitas Ekonomi Wilayah Gaza (Sumber: Electonicintifada.com)
Dream - Gencatan senjata 'jilid II' memang telah disepakati Israel dan Palestina, namun penderitaan warga Gaza tak sepenuhnya selesai. Kini para penduduk Gaza harus berhadapan dengan ledakan kenaikan harga pokok yang berlipat ganda.
Pasar di komplek Shati Kota Gaza memang telah kembali aktif, akhir pekan lalu. Namun para pembeli membawa pulang belanjaan dalam jumlah sedikit.
Fenomena ini terjadi akibat serangan roket Isreal selama beberapa hari telah meluluhlantakkan wilayah pertanian. Akibatnya, harga bahan pokok melonjak tajam.
Khaled Ighrad, ayah dari enam anak ini terpaksa mengurangi bahan belanjaan untuk keluarganya. Maklum, untuk membeli telur saja, Khaled harus mengeluarkan biaya dua kali lipat.
" Saya tak bisa membeli sekeranjang telur, namun hanya separuhnya. Telur ini saya beli untuk dua hari ke depan," kata Khaled seperti dikutip Dream.co.id dari laman dailystar.com.lb, Senin 11 Agustus 2014.
Harga bahan kebutuhan pokok seperti daging dan telur diketahui telah melonjak dalam beberapa hari terakhir. Kedua bahan makanan ini memang diproduksi di luar kota Gaza.
" Kami tak bisa lagi ke wilayah perbatasan. Orang-orang biasanya pergi kesana selama masa gencatan senjata," ujarnya.
Sementara itu, Abu Ahmad Badawi salah seorang pedangan merica, bawang, tomat, dan kentang mengaku mulai kehilangan pelanggannya karena kenaikan harga bahan makanan.
Tak hanya petani yang tak mau bertaruh nyawa dengan serangan udara Israel maupun Hamas, para sopir angkutan juga khawatir membawa kendaraannya ke daerah konflik.
" Khawatir jika harus bepergian, mereka bertaruh nyawa. Akibatnya harga bahan makanan merangkak naik," kata Badawi.
Dengan geram Badawi mengatakan penduduk Gaza saat ini hampir tak punya uang maupun pergi bekerja. Lebih jauh, aktivitas ekonomi juga tak berjalan sama sekali.
Harga buah-buahan yang selama ini diimpor dari Israel memang tak mengalami perubahan harga. Badawi menduga ini merupakan strategi Israel dimana pintu perbatasan dibuka setiap kali serangan udara dihentikan.
Kepala Kadin Gaza, Mahir al-Tabaa, mengakui konflik telah menyebabkan kerugian tak langsung di sektor ekonomi untuk jangka panjang. (Ism)