Dream - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap salah satu alasan utama harga obat di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lain adalah ketergantungan pada bahan baku impor yang masih tinggi.
Taruna Ikrar yang baru dilantik sebagai kepala BPOM mengungkapkan harga obat di Indonesia lebih mahal hingga 400 persen.
" Harga obat di Indonesia bisa 400 persen lebih mahal dibandingkan dengan negara lain," ujar Taruna dikutip dari Liputan6.com, Rabu, 21 Agustus 2024.
Dream - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap salah satu alasan utama harga obat di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lain adalah ketergantungan pada bahan baku impor yang masih tinggi.
Taruna Ikrar yang baru dilantik sebagai kepala BPOM mengungkapkan harga obat di Indonesia lebih mahal hingga 400 persen.
" Harga obat di Indonesia bisa 400 persen lebih mahal dibandingkan dengan negara lain," ujar Taruna dikutip dari Liputan6.com, Rabu, 21 Agustus 2024.
Selama ini Indonesia mengimpor lebih dari 80-90 persen bahan baku pembuatan obat dari luar negeri. Ketergantungan yang besar ini membuat harga obat di Indonesia dijual dengan harga mahal.
Selain dijual dengan harga mahal, ketergantungan bahan baku impor membuat harga obat di Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga internasional.
Pemasok bahan baku dari luar negeri memiliki kontrol penuh atas harga yang mereka tetapkan, yang pada akhirnya berdampak pada harga obat yang harus dibayar oleh konsumen di Indonesia.
" Jika harga bahan baku yang diimpor mahal, maka harga obat pun terpaksa ikut naik," jelas Taruna.
Hal ini menciptakan efek berantai yang menyebabkan harga obat di pasar domestik menjadi lebih tinggi.
Selain ketergantungan impor, ada faktor lain yang juga berkontribusi signifikan terhadap mahalnya harga obat di Indonesia, yaitu biaya promosi dan iklan.
Menurut Taruna, perusahaan farmasi di Indonesia sering kali mengeluarkan anggaran besar untuk promosi dan periklanan, yang pada akhirnya ikut membebani harga jual obat kepada konsumen.
" Pada umumnya, harga obat di Indonesia mahal karena biaya promosi, iklan, dan advertisement," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa perusahaan farmasi seharusnya bisa menekan biaya iklan agar harga obat tidak menjadi terlalu tinggi. Dengan mengurangi biaya promosi yang berlebihan, harga obat diharapkan bisa lebih terjangkau bagi masyarakat.
" Logikanya, jika biaya iklan bisa ditekan, maka harga obat pun bisa turun," tambah Taruna.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur