Hijrah Menggetarkan Hati Sang Mantan Penari

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Rabu, 24 Agustus 2016 20:30
Hijrah Menggetarkan Hati Sang Mantan Penari
Dia sudah patah arang didera tantangan. Sepenggal pesan doa ibu melecut semangat. Inilah kisah Siti Hajar Riska, pemenang DreamGirls 2016.

Dream - " Peserta atas nama Siti Hajar Riska," panggil si MC. Gadis berhijab abu-abu itu tertegun sejenak. Agak kaget. Diliriknya peserta lain di kanan kiri. Sekadar memastikan.

Kini tiba gilirannya. Jantungnya mendadak berdegup kencang. Ini bukan kali pertama ia berdiri di atas panggung, tampil di hadapan banyak orang. Tapi tetap saja, masih grogi.

Ia mencoba untuk tenang. Kakinya melangkah mantap ke arah podium. Pelan tapi pasti. Sembari memasang wajah tersenyum. Matanya menyisir satu per satu juri yang ada di depan.

Lima juri sedari tadi duduk di hadapannya. Dengan muka-muka serius. Siap melemparkan pertanyaan yang tentu saja tak mudah dijawab. Namun gadis itu tak gentar. Tekad kuat memenangkan kompetisi ini jadi sumber semangat.

Tasya Nur Medina, wanita berhijab itu mengambil mikrofon. Dia seorang juri dari Meccanism. Sebuah pertanyaan meluncur darinya. " Apa penyesalan kamu selama hidup ini dan mengapa?"

Raut wajah Siti Hajar memucat. Menjadi semakin tegang. Senyap beberapa detik. Tak ada kata-kata keluar dari mulut. Pikirannya bekerja keras. Menyusun kata. Mencari jawaban paling pas.

Ia sadar tak boleh terlalu lama diam. Karena hanya diberi kesempatan menjawab 30 detik. Sebuah jawaban spontan memecah keheningan.

" Saya menyesal karena waktu itu saya belum mengenakan hijab," jawab gadis itu semangat.

Ia kembali diam sesaat. Tatapan mata juri dan penonton menyorot padanya. Sebaris dua baris kata kembali meluncur dari mulutnya.

" Saya baru sadar sekarang, padahal hijab itu penting bagi wanita muslim. Saya memutuskan keluar dari profesi saya sebagai penari profesional. Saya justru bersyukur. Dengan berhijab, saya bisa mengembangkan bakat baru saya karena saya belum pernah di dunia modelling," tandasnya.

Jawaban Singkat. Namun siapa sangka semua tertegun dengan pengakuan sesalnya. Semua bergetar mendengar. Dia menjadi pemenang pertama Dream Girls 2016, berhak atas hadiah umroh gratis.

1 dari 2 halaman

Sepenggal Pesan Ibu

Sepenggal Pesan Ibu © Dream

Dream - Sepenggal cerita perjuangan Siti Hajar Riska Ariyanti terekam jelas di mal megah Gandaria City, Jumat 19 Agustus lalu. Siti Hajar didaukat resmi meraih predikat Dream Girls 2016. Dara kelahiran 1994 ini masih tak menyangka. Menjadi pemenang kompetisi hijabers bertalenta ini.

Hati siapa yang tak ciut. Nyaris seluruh rivalnya dalam kompetisi ini punya potensi juara. Rasa pesimis menggelayut dalam batinnya.

Namun rencana Allah begitu cantik. Meski jalannya sedikit berliku, Riska terpilih jadi juara. Mendapat kesempatan langka bertandang ke tanah suci. " Alhamdulillah, saya mendapat juara 1," kata Riska pada redaksi Dream.co.id.

Gadis ini awalnya ia ragu mengikuti kompetisi Dream Girls 2016. Ada saja kendala yang menghadang selama perjalanan menuju hari final.

Riska bahkan tak sempat mempersiapkan apapun untuk acara ini. Semuanya serba spontan. Jangankan latihan berjalan dan berpose di atas catwalk, saat hari H saja ia terlambat sampai di venue acara.

Dengan ojek online, ia berangkat dari tempat tinggalnya di Bekasi. Menyusuri jalanan berdebu menuju sebuah mall di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Nahas tak dapat ditolak. Ia masih saja telat. Terburu-buru mengejar waktu, Riska salah naik ojek.

Hati Riska sempat patah arang. Sempat terpikir untuk memutar arah kembali pulang. Tangannya meraih sebuah ponsel. Deretan nomor dipijitnya. Sesosok suara terdengar di ujung sana. Riska menelepon sang bunda. Meminta saran.

" Kata Mama,'Sudah, Kak. Ikuti saja. Walau tidak masuk 50 besar, tidak apa-apa. Kamu sudah mencoba'," kata dia menirukan ucapan ibunya.

Semangat dan doa ibunda membuat luluh. Riska kembali memantapkan hati melanjutkan perjalanan. Namun masalah belum selesai.

Tiba di lokasi acara, Riska segera bergegas. Mencari lokasi lobi utama Gandaria City, mata Riska menemukan sebuah meja pendaftaran. Lagi-lagi, Riska terkejut.

Namanya tak tercantum dalam daftar registrasi peserta. Hal ini terjadi karena dia tak pernah merespons panggilan dari panitia Dream Girls 2016 sebelumnya.

Alumnus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini pun kembali dibuat panik. Ia bertanya apakah masih bisa ikut kompetisi ini atau tidak.

Nasib baik masih menaungi Riska. Panitia menyediakan Finalis cadangan. Dan nama Riska memang masuk dalam daftar itu. Dia menggantikan Finalis mengonfirmasi berhalangan hadir.

" Akhirnya, panitia mengikutsertakan saya karena saya sudah datang. Saya pun dapat nomor urut 101," kata dia.

Kendala registrasi rampung, muncul masalah lain. Kecanggungannya bergaya di atas catwalk jadi penghambat. Riska memang pernah mengikuti kompetisi hijaber sejenis. Tapi perasaan kikuk itu masih saja membuatnya tak nyaman. Pikiran yang sedikit mengganggu penampilannya di atas panggung.

" Kaki saya kayak nggak napak. Saya deg-degan," kata dia.

Belum lagi, konsentrasinya sempat buyar. Sempat pasrah di atas panggung. Namun ketegangan itu seketika berkurang tatkala secara tak sengaja ia bertemu kakaknya di venue acara. Si kakak menyemangatinya dari kejauhan.

" Abang saya di ujung panggung bilang ,'Baca Bismillah'. Dia support saya dan semangat saya bangkit," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Siti Hajar Merajut Mimpi

Siti Hajar Merajut Mimpi © Dream

Dream - Sejak berhijab, Riska memang senang mengikuti beragam komunitas dan kegiatan yang bisa mempererat ukhuwah dengan muslimah lain. Berbagai kompetisi pun diikuti.

Riska pernah mengikuti ajang serupa beberapa waktu silam. Dan disuatu waktu, gadis ramah itu mendapat informasi tentang kompetisi yang digelar Dream.co.id dari media sosial.

" Saya memberanikan diri ikut Dream Girls 2016 dan saya mengajak teman-teman. Tapi, Alhamdulillah, rezeki ada di saya," kata lulusan sarjana pendidikan teknik informatika dan komputer itu.

Kini gelar pemenang DreamGirls 2016 sudah digenggamnya. Riska masih menyimpan motivasi. Dia ingin menjajal peruntungan. Siapa tahu inilah titik awal kegemilangan karier.

" Saya ingin meneruskan yang pernah saya lakukan. Ini justru awal karier saya lagi, karena saya tak berarti berhenti kalau gagal," kata dia.

Lewat Dream Girls 2016, sebagian mimpi-mimpi Riska terwujud. Namun masih ada satu keinginan lain yang hingga kini masih dikejarnya. Mantan penari latar ini ingin sekali mengajak teman-temannnya menjadi guru tari bagi anak-anak. " Saya jadi pengajarnya," kata Riska seraya menutup perbincangan dengan senyum.

(Laporan: Muhammad Ilman Nafian)

Beri Komentar