Pesawat Boeing 737 Max (Foto: Boeing.com)
Dream - Maskapai penerbangan dunia cemas dengan pesawat tipe Boeing 737 Max 8 yang dimilikinya. Kecelakaan tragis Ethiopian Airlines di Addis Ababa mengingatkan orang pada peristiwa jatuhnya Lion Air JT610.
Untuk diketahui pesawat milik Ethiopian Airlines menggunakan jenis yang sama dengan Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Oktober 2018 lalu.
Kecelakaan yang berselang lima bulan itu membuat maskapai pelat merah milik Ethiopia mengandangkan seluruh pesawat Boeing 737 Max yang dimilikinya.
" Ethiopian Airlines telah memutuskan mengandangkan seluruh B0737-8 MAX efektif mulai kemarin, 10 Maret, sampai pengumuman berikutnya," cuit akun Twitter maskapai Ethiopian Airlines, Senin, 11 Maret 2019.
Pengelola maskapai penerbangan terbesar di Afrika itu memutuskan mengandangkan seluruh pesawat itu meski belum mengetahui dengan jelas penyebab kecelakaan tragis yang menewaskan 157 orang tersebut.
" Kami memutuskan untuk mengandangkan beberapa pesawat sebagai salah satu antisipasi keamanan ekstra," tulis akun itu.
Langkah itu diambil setelah otoritas penerbangan China sebelumnya memerintahkan seluruh pesawat Boeing 737 Max 8 dikandangkan.
Meski penyebab kecelakaan belum pasti, langkah serupa ditempuh otoritas Cayman Island yang menghentikan sementara operasional 2 unit Boeing 787 Max 8 hingga investigas selesai.
Otoritas Civil Aviation Administration od China (CAAC) mengeluarkan peringatan tersebut pada Senin pukul 9 waktu setempat. Dalam instruksinya, CAAC memerintahkan seluruh maskapai penerbangan domestik yang menggunakan Boeing 737 Max 8 untuk tak lagi mengoperasikan pesawat ini paling lambat pukul 6 sore ini.
CAAC menyatakan keputusan itu dibuat melihat fakta dua kecelakaan fatal dialami pesawat Boeing 737-8 yang terbilang baru dikirimkan tersebut. Mereka juga menganggap penyebab kecelakaan relatif sama.
Regulator China untuk menambahkan keputusan mengandangkan pesawat itu sejalan dengan prinsip keselamatan dan pengawasan ketat terhadap risiko keselamatan pesawat. Namun CAAC memastikan akan menghubungi otoritas penerbangan AS dan Boeing sebelum kebijakan itu berlaku.
Diketahui 300 unit Boeing 737-Max telah beroperasi di seluruh dunia dan 5000 lainnya sedang dalam proses pemesanan.
Sementara di Asia Tenggara, BOC Aviantion yang merupakan perusahaan leasing di Singapura dan memiliki 5 unit pesawat Boeing Max 8, 9, dan 10 dan 90 lainnya dalam tahap pemesanan, menegaskan belum berencana mengandangkan atau menunda pemesanan pesawat mereka.
" Data yang tersedia masih sangat terbatas dan kami tak bisa berspekulasi tentang penyebab kecelakaan."
Singapore Airlines yang diketahui mengoperasikan 5 unit Boeing 737 Max 8 yang digunakan Silk Air dan 31 unit masih dalam proses pemesanan, menegaskan belum berencana mengandangkan pesawatnya. Namun mereka akan terus memantau situasi dengan sangat intensif.
Dari Tanah Air, Kementerian Perhubungan memerintahkan maskapai penerbangan untuk mengawasi ketat penggunaan pesawat Boeing 737 Max-8. Setiap maskapai diwajibkan untuk menerapkan standar keamanan yang lebih ketat.
(Sah/ Sumber: theguardian.co.uk)
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur