Impian Bank Syariah Mandiri Yang Tidak Muluk-Muluk

Reporter : Ramdania
Kamis, 31 Desember 2015 17:20
Impian Bank Syariah Mandiri Yang Tidak Muluk-Muluk
Masih barunya perbankan syariah di Indonesia menjadikan banyak bank syariah belum berani menetapkan target terlalu besar mengalahkan bank konvensional.

Dream - Di tengah lesunya perekonomian tanah air, geliat perbankan syariah nasional ikut terkena imbasnya. Target pertumbuhan sebesar lima persen diperkirakan hanya mampu bergerak di angka 4,7-4,8 persen saja pada tahun ini.

Begitupun dengan Bank Syariah Mandiri. Sebagai industri perbankan yang berbasis ritel, tentu hal ini membuat BSM mengikuti arus pelemahan ekonomi.

Tapi Agus Sugiarto, selaku Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) optimis keadaan ini akan segera dapat diatasi menyusul pergerakan ekonomi yang terus membaik. Ia menekankan tidak menaikan target dalam jumlah besar. Mengingat usia BSM yang baru menginjak 23 tahun dan dirasa masih terlalu muda untuk mengejar ketertinggalan dibanding bank-bank konvensional pada umumnya.

" Kita terbilang cukup muda jadi tidak usah buru-buru nanti malah tidak bagus. Seperti ini pertumbuhan lima persen kemudian BI dan OJK kan ada target tersendiri kuta ikuti saja itu dulu yang penting prosesnya bagus," papar Agus di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Kamis, 31 Desember 2015.

Meskipun hanya menargetkan perkembangan pada kisaran lima persen, tapi Agus menilai hal itu merupakan langkah yang cukup strategis. Terlebih dengan dukungan nasabah yang cukup besar jumlahnya.

" Basis customer kita tinggi dan jauh lebih besar dibanding negara-negara Islamic Finance yang terjun lebih dulu, kenapa? Karena kita ritel itu tadi," imbuhnya.

Agus menyebutkan total nasabah BSM saat ini mencapai 15 juta, hal itu dapat dikatakan sebagainsalah satu kontribusi besar bank syariah terhadap penibgkatan ekonomi nasional.

Sedangkan, untuk pencapaian yang telah diraih BSM lainnya, Agus Dwi Handaya selaku Direktur Finance dan Startegy BSM menyebutkan keikutsertaan mereka dalam proyek Sukuk pada periode triwulan yang lalu.

Agus Dwi mengungkapkan bahwa proyek tersebut merupakan program pemerintah. BSM diberikan kesempatan untuk ikut berkontribusi. Lebih jauh, pihaknya tengah berupaya agar usaha mereka tersebut diakui dan diklasifikasikan sebagai pembiayaan.

" Kita ikut membiayai sebesar Rp 2 triliun, jadi kalau sudah bisa disebut pembiayaan kita bisa lebih aktif lagi masuk ke dalam SUKUK itu nanti," ujarnya.

Diungkapkan Agus, saat ini BSM telah mengeluarkan modal sebesar Rp 6 triliun. Kemudian banyak dipergunakan untuk mengevaluasi aset-aset yang telah ada.

" Kita keluarkan lagi tambahan modal sebesar Rp 340 miliar lalu Mandiri nambah Rp 500 miliar, jadi untuk tahun ini dapat tambahan 800-an milyar dari nilai-nilai tanah yang kita re-evaluasi dari kantor cabang," pungkas Agus Dwi.

Laporan Ratih Wulan Pinandu

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More