Dream - Kebiasaan adalah sebuah tindakan yang dilakukan seseorang secara berulang kali.
Kebiasaan itu ada yang buruk dan ada yang baik, dan tentunya semuanya akan membawa pengaruh besar pada kehidupan. Baik kehidupan yang pribadi dan yang berkaitan dengan bisnis.
Kita sering kagum dengan kebiasaan orang-orang yang sukses dalam hidupnya, terutama para pengusaha besar.
Seperti dikutip dari Enterpreneur, Jumat, 7 Agustus 2015, berikut ini tujuh kebiasaan pengusaha yang sukses dalam menjalankan bisnis mereka.
1. Fokus pada hal-hal besar
Untuk memaksimalkan energi dan usaha untuk membuat keputusan kreatif yang berdampak besar, pengusaha sukses selalu menomorduakan keputusan harian yang dianggapnya tidak signifikan.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg memfokuskan energinya pada keputusan yang paling penting dan berdampak besar daripada mengurusi hal-hal kecil yang biasa dilakukan orang tiap hari, seperti apa yang akan dipakai hari ini.
Meniru Steve Jobs yang mengenakan celana jeans dan turtleneck hitam yang sama setiap hari, pendiri Facebook memakai seragam harian yang sama yaitu celana jeans dan hoodie.
2. Tidak mengenal kata-kata tidak bisa
Kadang-kadang satu-satunya jalan agar tetap maju ke depan adalah mengabaikan mereka yang bilang sesuatu tidak mungkin, selain memiliki keyakinan bahwa kita di ambang kesuksesan. Hal ini diterapkan oleh CEO Tesla Motors dan SpaceX Elon Musk yang selalu tidak membiarkan orang sekitarnya memberinya alasan-alasan bahwa sesuatu tidak mungkin dilakukan.
Dia selalu menempatkan dirinya di jalan yang menuju ke masa depan dan menciptakan saluran visinya sendiri untuk meraih sukses. Dia tidak mau ada orang yang menghalangi jalannya.
Menurut sebuah penelitian 90 persen startup gagal karena berdiri tanpa memiliki kepercayaan tinggi dalam hal ide dan kemauan keras melakukan segala usaha untuk sukses.
3. Membuat satu langkah lebih maju dari lainnya
Pengusaha sukses adalah orang yang selalu selangkah lebih maju dari yang lainnya. CEO Yahoo Marissa Mayer adalah contoh nyata yang selalu mencari cara agar selangkah lebih maju dari pesaingnya.
Dia pernah bersikeras kepada timnya untuk menguji 41 nuansa berbeda dari warna biru untuk hasil pencarian Google saat dia masih bekerja di perusahaan tersebut.
Meski banyak yang mengatakan keuletan dan dedikasinya untuk kesempurnaan sangat mengintimidasi dan menakutkan, namun dia telah membangun karier di atas komitmen untuk hasil hampir sempurna dan berkualitas tinggi.
4. Utamakan pelanggan di atas segalanya
Startups inovatif harus dimulai dengan menempatkan pelanggan sebagai prioritas pertama. Pengusaha sukses melihatnya sebagai kebutuhan dan memenuhinya, menciptakan dunia yang lebih baik bagi pengguna mereka.
Twitter awalnya dibangun dengan menjanjikan komunikasi cepat di seluruh dunia hanya dengan 140 karakter. Namun pendiri Twitter Evan Williams, Jack Dorsey, dan Biz Stone lebih peduli pelanggan mereka daripada pendapatan selama tahun-tahun awal yang merupakan masa penting. Mereka mendengar permintaan pelanggan dengan terus menambahkan fitur-fitur yang memuaskan pengguna Twitter.
5. Selalu siap untuk pindah haluan
Adalah wajar sebuah perusahaan gagal, namun pengusaha sukses tidak pernah menyerah untuk bangkit dan mencari sesuatu yang berbeda dari sebelumnya untuk membangun bisnisnya kembali. Banyak perusahaan besar adalah hasil dari usaha berkali-kali dari seorang pengusaha sukses yang tidak mau menyerah. Mereka lebih memilih sesuatu yang lain.
Ketika perusahaan pertamanya, Classtivity, gagal, Payal Kadakia menyadari ia telah salah arah dan beralih mendirikan ClassPass. Startup kebugaran yang dibangunnya kembali itu telah tumbuh secara eksponensial dalam dua tahun pertama.
6. Selalu ada setiap saat
Sebagian besar pengusaha sukses merasa tidak cukup dengan hanya masuk jam 9 pagi, pulang jam 5 sore. Mereka bekerja kapan pun dan dari mana pun meski harus melebihi jam kerja karyawannya.
Sir Richard Branson melakukan itu ke tingkat selanjutnya dengan selalu ada setiap saat. Bukan hanya di dalam perusahaan, tetapi juga untuk pelanggan.
Dia menangani Virgin Airlines secara langsung, mengobrol dengan karyawan dan pelanggan untuk mendapatkan umpan balik tentang bagaimana perusahaannya agar lebih baik. Dia sering bertemu orang-orang baru dan menemukan ide-ide baru.
7. Tetap setia pada budaya perusahaan
Startups merupakan kesempatan bagi orang untuk menciptakan budaya perusahaan. Pendiri ModCloth Susan Gregg Koger memulai bisnis ritel online pada usia 17 tanpa pengalaman profesional di dunia ritel.
Hal ini memunculkan lebih banyak daya kreatif yang timbul karena dia seorang pemula. Status tersebut justru membantu timnya berpikir di luar kotak.
Bertahun-tahun kemudian, dengan perusahaan sukses di bawah kepemimpinannya, Gregg Koger mendorong timnya untuk terus menyalurkan mentalitas pemula ini untuk menciptakan inovasi bagi pelanggan dan pengembangan perusahaan. Budaya sebagai pemula terus dipupuknya secara konsisten untuk mendorong kreativitas.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR