Dream - Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tidak jarang pertanyaan-pertanyaan yang di luar dugaan meluncur dari mulut kecil mereka. Termasuk salah satunya pertanyaan mengenai masalah keuangan rumah tangga.
Namun, bagaimana memberi jawaban yang tepat kepada anak-anak tanpa memberikan beban kepada mereka mengenai kesulitan keuangan dalam rumah tangga. Tidak tepat pula jika anak diajarkan hidup dengan kemewahan sejak kecil.
Berikut empat cara mudah untuk memberi tahu anak mengenai status keuangan keluarga tanpa memberikan kekhawatiran dalam pikiran mereka, seperti yang dikutip dari Gulf News, Senin, 5 November 2014.
1. Jelaskan fungsi uang dalam perspektif anak-anak
Anak usia 5 atau 6 tahun sudah mulai mempelajari angka-angka sehingga dengan mudah diajarkan nilai harga dalam penganggaran. Misalkan, katakan kepada anak Anda bahwa anggaran untuk membeli mainan dalam sebulan sebesar Rp 100 ribu. Dengan demikian, mereka akan mempertimbangkan harga dalam membeli mainan sehingga tidak asal membeli mainan yang mahal.
Dengan demikian, anak-anak mulai berpikir mengenai keinginan dan kebutuhan mereka. Apa yang menjadi prioritas dalam pengambilan keputusan.
2. Ajak mereka dalam pengambilan keputusan
Anak-anak biasanya dengan cepat mengambil keputusan. Misalkan, ketika dia melihat mainan yang menarik dan harganya sesuai dengan anggaran yang telah disediakan, pasti dia langsung mengambilnya. Namun, ajak dia berkeliling toko untuk memastikan, mainan itu merupakan mainan yang benar-benar dia inginkan dan butuhkan. Anda bisa membantu proses pengambilan keputusan, tetapi begitu dia sudah memutuskan, Anda dapat keluar dalam proses itu.
3. Jelaskan prioritas
Meski Anda merupakan keluarga yang mampu, Anda juga harus menjelaskan skala prioritas dalam keuangan keluarga. Hal ini merupakan bagian dari pendidikan keuangan kepada anak-anak.
Misalkan, Anda bisa menanyakan " Kamu mau jalan-jalan atau membeli meja belajar?" . Jika jawaban anak Anda kedua-duanya dan Anda sebenarnya mampu, tetapi mereka harus memutuskan berdasarkan skala prioritas. Perlakuan ini penting guna mengembangkan rasa kontrol diri kepada anak-anak.
4. Hindari pelabelan
Status " kaya" dan " miskin" dapat menganggu perkembangan jiwa anak. Dengan status " kaya" , anak memiliki harapan lebih dan merasa memunyai hak melebihi anak-anak lain. Sementara, status " miskin" dapat merusak citra diri dan harga diri anak.
Advertisement
Asam Urat di Usia Muda? Ini 7 Penyebab dan Cara Mencegahnya
Komunitas Muda Mudi Surabaya, Peduli Lingkungan Lewat Langkah Kecil Berdampak Nyata
BPKH Setor Rp2,7 Triliun ke Arab Saudi untuk DP Haji 2026
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta
Arab Saudi Buat Proyek `Sulap` Sampah Jadi Energi Listrik
5 Sumber Penghasilan Amanda Manopo yang Menikah di Hotel Mewah
Inovasi Koper Akses Ganda untuk Pengalaman Traveling Lebih Praktis dan Stylish
Ruang Aman Baru untuk Perempuan: Salon Premium yang Hadirkan Privasi dan Pemberdayaan
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia, Saling Membantu dan Memberi Dukungan
4 Rekomendasi Susu Penambah Nafsu Makan Anak yang Bikin Lahap Lagi di 2025