Wow! Pengusaha Kecil dan Menengah Bisa Sumbang Indonesia Rp2.000 T

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 4 November 2020 18:12
Wow! Pengusaha Kecil dan Menengah Bisa Sumbang Indonesia Rp2.000 T
Di Indonesia, sektor UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja.

Dream – Sektor UMKM bisa memberikan sumbangan yang tidak sedikit bagi perekonomian bangsa dengan kontribusi mencapai hingga US$140 miliar atau sekitar Rp2.033 triliun (kurs Rp14.000/US$) menurut rRiset terbaru dari McKinsey. Potensi ini bisa didapat jika pebisnis UMKM mampu memanfaatkam teknologi, mendapatkan pendampingan, dan diberdayakan lewat metode inkubasi.

Associate Certifed Coach dari International Coach Federation Hasnul Suhaimi mengatakan upaya menaikkan kelas UMKM bisa dilakukan jika pemberdayaan, secara langsung atau tidak langsung, bisa dilakukan.

" Sekarang banyak ya relawan atau siapa saja yang bisa dilibatkan untuk membantu. Mungkin kalau ada yang bisa koordinir bantuan ini, pemberdayaan bisa semakin masif dan terarah,” ujar Hasnul yang juga akademisi IPMI International Business School tersebut dikutip dari keterangan tertulis baru-baru ini.

Jika melihat Data Kementerian Koperasi dan UMKM, saat ini terdapat 98,7 persen usaha di Indonesia yang masuk kategori mikro. Setelah itu ada 1,2 persen usaha kategori kecil, 0,09 persen usaha menengah, dan 0,01 persen usaha besar.

Dari 64,19 juta pelaku UMKM, sebanyak 64,13 juta pengusaha mikro dan kecil bergerak di sektor informal. UMKM dan UMi di Indonesia menyerap 97 persen total tenaga kerja atau 116.978.631 orang. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 60,90 persen.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam pernyataannya sekitar dua pekan lalu sempat menyampaikan pemerintah sedang menyiapkan aturan yang mewajibkan seluruh kementerian dan lembaga agar mengalokasikan minimal 40 persen pagu anggarannya untuk belanja barang atau modal dari UMKM.

“ Presiden sudah setuju bahwa 40 persen belanja K/L harus untuk UMKM. Pada Oktober tahun lalu dalam ratas saya juga meminta agar belanja K/L diprioritaskan ke UMKM,” ujar Teten.

Hingga kini, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp321 triliun untuk membelanjakan produk-produk UMKM. Selain itu, pemerintah juga sudah menggelar pelatihan dan pendampingan agar jutaan pelaku UMKM bisa mengakses laman e-katalog LKPP.

Diakui Hasnul, Indonesia saat ini memang sudah melakukan tiga strategi yang disarankannya tersebut. Salah satunya adalah metode inkubasi untuk UMKM yang hendak memperluas pasar melalui kerjasama dengan pengusaha atau industri besar.

Model pemberdayaan seperti ini sudah dilakukan salah satunya oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. melalui program BRIncubator.

“ Kalau mau lebih dalam lagi mungkin hal-hal itu bisa dilakukan, supaya produk UMKM Indonesia bisa bersaing. Dukungan bisa dilakukan entah melalui kebijakan baru, pelatihan cara marketing, dan lain-lain,” ujar Hasnul. (Sah)

1 dari 3 halaman

3 Cara Pemberdayaan UMKM Agar Naik Kelas

Dream – Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) bisa dilakukan dengan tiga cara berbeda agar bisa naik kelas. Ketiga cara ini adalah pelatihan, pendampingan, dan inkubasi.

Tiga cara ini diterapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing UMKM.

Associate Certifed Coach dari International Coach Federation Hasnul Suhaimi menyebut, ketiga jenis pemberdayaan ini harus dilakukan simultan terutama bagi pelaku usaha yang belum mengenal teknologi digital.

 

Alasannya, saat ini pemahaman digital menjadi hal penting yang harus dimiliki setiap pengusaha, tak terkecuali di sektor UMKM dan Ultra Mikro (UMi).

“ Bicara digitalisasi sendiri, saat ini produk yang dibeli di marketplace memang banyak, tapi mayoritas asalnya masih dari luar negeri, kecuali produk-produk tertentu, seperti makanan atau busana Muslim,” kata Hasnul, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa 3 November 2020.

Pemberdayaan UMKM bisa dilakukan melalui pelatihan terhadap pengusaha yang masih membutuhkan banyak peningkatan kapasitas. Metode ini contohnya efektif bagi pelaku UMKM yang belum mengenal teknologi digital.

2 dari 3 halaman

UMKM Butuh Bantuan Praktis

Sementara itu, pendampingan dapat diberikan untuk pelaku UMKM yang pemahamannya akan dunia usaha sudah ada, namun membutuhkan bantuan dalam tataran praktis.

Bantuannya berupa cara pemasaran efektif di dunia maya, memperbesar pasar, hingga pembenahan kualitas dan kuantitas barang supaya lebih menarik di mata calon pembeli.

Terakhir, metode inkubasi cocok diterapkan untuk UMKM yang hendak memperluas pasar melalui kerjasama dengan pengusaha atau industri besar. Model pemberdayaan seperti ini sudah dilakukan salah satunya oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. melalui program BRIncubator.

“ Kalau mau lebih dalam lagi mungkin hal-hal itu bisa dilakukan, supaya produk UMKM Indonesia bisa bersaing. Dukungan bisa dilakukan entah melalui kebijakan baru, pelatihan cara marketing, dan lain-lain,” kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Banyak Lembaga Dampingi dan Latih UMKM

Secara umum, pemberdayaan UMKM sudah cukup berhasil. Saat ini, banyak lembaga pendidikan dan universitas yang turut melakukan pendampingan atau pelatihan terhadap UMKM.

Akan tetapi, pemberdayaan UMKM masih berpotensi untuk lebih besar dari saat ini dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan, BUMN, dan pihak swasta serta lembaga pendidikan. Selain itu, pemberdayaan yang sudah berjalan menurutnya harus tetap dikawal agar benar-benar diterapkan pelaku UMKM dalam menjalani bisnis sehari-hari.

“ Kalau niatnya mau menaikkan kelas UMKM, bisa seharusnya pemberdayaan dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Sekarang banyak ya relawan atau siapa saja yang bisa dilibatkan untuk membantu. Mungkin kalau ada yang bisa koordinir bantuan ini, pemberdayaan bisa semakin masif dan terarah,” kata dia.

Beri Komentar