Pertamina Gelar PUB'G di Cilegon

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 26 November 2019 15:13
Pertamina Gelar PUB'G di Cilegon
Caranya membuat PUB’G. Apa itu?

Dream - PT Pertamina (Persero) merangkul para ibu dan kader kesehatan di Kecamatan Gerogol, Cilegon, Banten. Perusahaan pelat merah ini membuat PUB’G.

PUB’G ini bukanlah game online yang tengah naik daun, melainkan kepanjangan dari Pangan Untuk Balita di Gerem.

Pangan ini berupa makanan olahan bergizi tinggi yang berasal dari sayuran hidroponik. Melalui program ini, Pertamina ingin mengembangkan kemandirian ekonomi masyarakat.

Unit Manager Communication Relations and CSR Pertamina Marketing Operation Regions (MOR) III, Dewi Sri Utami, mengatakan program ini berawal dari program budi daya tanaman hidroponik melalui green house pada 2017.

Pertamina membangun tiga rumah hijau dan ditanami berbagai sayur segar seperti pokcoy, kangkung, dan cabai serta membuat kolam lele dengan sistem bioflock.

 

Pertamina dan Kecamatan Gerogol mengembangkan produk makanan olahan sehat.

 



“ Untuk memberi nilai tambah, setelah budi daya tanaman dan lele berhasil, kami menggandeng para ibu dan kader kesehatan di sekitar Kecamatan Gerogol untuk membuat makanan olahan bergizi dari hasil budi daya,” kata Dewi, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Selasa 26 November 2019.

Hasil budi daya hidroponik ini diolah menjadi makanan yang menarik bagi semua umur, terutama balita yang sulit makan sayur. Misalnya, diolah menjadi bakso sayur, nugget, dan makanan olahan lainnya. Dewi menargetkan produk PUB’G bisa menjadi sumber makanan olahan balita di Gerogol sampai Cilegon.

“ Jadi, anak-anak kini bisa makan sayuran dalam bentuk dan rasa yang menyenangkan,” kata dia.

 

Pertamina dan Kecamatan Gerogol mengembangkan produk makanan olahan sehat. (1)



Untuk menjaga nilai gizi makanan, Pertamina juga mengandeng Dinas Kesehatan Kota Cilegon dan Puskesmas Kecamatan Gerogol.

“ Melalui program ini, saya yakin ekonomi masyarakat Gerogol bisa meningkat, pengangguran juga bisa berkurang karena masyarakat lokal bisa ikut serta. Kesehatan anak dan balita juga ikut terjaga,” kata salah satu kader kesehatan, Uswatun Hasanah.

1 dari 5 halaman

Ahok Sah Diangkat Jadi Komisaris Utama Pertamina

Dream - Ahok resmi diangkat menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero). Lelaki bernama asli basuki Tjahaja Purnama itu mendapat surat keputusan pengangkatan sebagai komisaris utama pada Senin 25 November 2019.

“ Saya minta dukungan doa dan informasi. Kan, fungsinya pengawasan. Jadi, semakin banyak yang lapor ke kami, kami bisa cek ke sistemnya,” kata Ahok, dikutip dari Liputan6.com.

Ahok akan mengikut segala peraturan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia mengaku akan membantu jajaran Pertamina untuk menjadi badan usaha yang maju.

 

 

" Tujuan saya bantu Bu Nicke (Direktur Utama Pertamina) dan teman-temannya agar berhasil jadi Dirut Pertamina dalam sejarah kita," kata dia.

Ahok akan bekerja didampingi Wakil Menteri BUMN, Budi Gudi Sadikin, yang nantinya menjabat sebagai Wakil Komut. Pertamina menggelar Rapat Umum Pemegang Saham pada hari ini di tempat yang sama, Kementerian BUMN.

2 dari 5 halaman

Ditolak Serikat Pekerja, Ahok: Saya Lulusan Mako Brimob

Penunjukan ini sempat mendapatkan penolakan dari Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu. Ketika ditanya, pria ini hanya menanggapinya dengan santai dan bercanda.

" (Mereka) kan belum kenal saya. Saya lulusan S3 Mako Brimob," ujarnya sambil diiringi gelak tawa.

Kendati demikian, Ahok berharap masyarakat bisa mendukungnya secara penuh selama dirinya bertugas. Hal itu semata-mata agar kinerja Pertamina semakin baik.

" Saya minta yang pertama dukungan doa, yang kedua dukungan informasi dari masyarakat. Fungsinya (Komut) kan pengawasan," imbuhnya.

Ahok sempat divonis hukuman dua tahun penjara atas kasus dugaan penodaan agama. Dia langsung ditahan sejak vonis dibacakan pada 9 Mei 2017 dan ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dan bebas pada 24 Januari 2019

Sumber: Liputan6.com/Athika Rahma

3 dari 5 halaman

Sah, Ahok Bakal Jabat Komisaris Utama Pertamina

Dream - Teka-teki jabatan yang akan dipegang Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di perusahaan milik negara terjawab. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan Ahok akan menduduki posisi Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero).

Ahok akan dibantu oleh Budi Gunadi Sadikin yang saat ini menjabat wakil menteri BUMN sebagai wakil Komut.

" Insyaallah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komisaris Utama Pertamina. Akan didampingi Pak Wamen Budi Sadikin jadi wakil komisaris utama," kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, mengutip laman Liputan6.com, Jumat, 22 November 2019.

Selain di pos dewan komisaris, Kementerian BUMN juga akan mengangkat Emma Sri Martini sebagai direktur keuangan Pertamina menggantikan Pahala N Mansury. Emma sebelumnya menjabat sebagai Dirut PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

Pahala Mansury sendiri akan bertugas di tempat baru sebagai Dirut PT Bank Tabungan Negara Tbk. Bank pelat merah ini juga akan memiliki Komut baru yang dijabat mantan pimpinan KPK, Chandra Hamzah.

" Karena memang kan yang sebelumnya pak Pahala kan ada tugas baru juga sebagai Dirur BTN dan Komut Pak Chandra Hamzah," jelas Erick soal jabatan Ahok dkk.

(Sumber: Liputan6.com)

4 dari 5 halaman

Wow! Laba Pertamina Sentuh Rp10,56 Triliun di Kuartal III-2019

Dream – PT Pertamina (Persero) mengantongi laba senilai US$753 juta sekitar Rp10,56 triliun hingga kuartal III 2019. Angka ini meningkat dari perolehan untung pada semester I 2019 sebesar US$660 juta (Rp9,53 triliun).

“ Kuartal III laba kami kurang lebih US$753 juta,” kata Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Mansyuri, di Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Jumat 8 November 2019.

 

 

Pahala mengatakan capaian laba bisa lebih tinggi jika pemerintah membayar kompensasi penyaluran BBM dan elpiji bersubsidi atas selisih harga jual di bawah harga beli senilai US$1 miliar (Rp14,03 triliun).

Dengan begitu, total potensi pendapatan Pertamina bisa bertambah menjadi US$1,7 miliar (Rp23,85 triliun).

“ Jadi, kurang lebih, ya, kami di kisaran US$1,7 miliar kalau termasuk potensi pendapatan dari kompensasi,” kata dia.

5 dari 5 halaman

Harus Tunggu Audit BPK

Akan tetapi, lanjut Pahala, pembayaran kompensasi penyaluran BBM dan elpiji bersubsidi tak bisa langsung dilakukan. Perusahaan pelat merah ini harus menunggu audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Keputusan Menteri Keuangan.

‎" Tapi kan biasanya memang kompensasi harus menunggu adanya audit BPK dan keputusan Menteri Keuangan. Kalau tidak termasuk itu kurang lebih US$753 juta," kata dia.

 

(Sumber: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Beri Komentar