Dream - Polemik program iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang digagas pemerintah menuai reaksi keras dari masyarakat khususnya pekerja swasta. Kebanyakan pegawai tak ingin penghasilan mereka dipotong sebesar 2,5 persen untuk iuran tersebut.
Program mirip Tapera yang menyediakan rumah bagi masyarakat sebetulnya sudah banyak diterapkan di beberapa negara Asia lain.
Salah satunya oleh negara yang masih menganut paham komunis, Korea Utara.
Perbedaannya, pemerintahan Kim Jong Un ini tidak memungut iuran dari masyarakat. Korea Utara membangun perumahan rumah untuk warganya tanpa adanya potongan iuran dari warganya yang bekerja di sektor swasta.
Melansir Korea Times, Kim Jong Un menargetkan membangun 50 ribu rumah gratis secara bertahap bagi warga yang tinggal di ibu kota, Pyongyang hingga tahun 2025.
Saat ini rumah gratis yang sudah terbangun mencapai 10 ribu unit.
Kim Jong Un sendiri telah melakukan seremonial pemotongan pita yang dihadiri oleh Kim Jong Un pada 17 April 2024 di distrik Hwasong, Pyongyang.
Melansir Liputan6.com, proyek ini merupakan bagian dari prioritas Partai Pekerja Korea Utara untuk menyediakan hunian vertikal atau apartemen bagi warganya dan menjadikan Pyongyang sebagai kota yang terkenal di dunia.
Kim Jong Un menegaskan bahwa pembangunan ini merupakan usaha negara untuk menyediakan fasilitas yang layak bagi rakyatnya tanpa membebani mereka dengan biaya tambahan.
Namun program rumah gratis di Korut tersebut mendapat kritis keras seperti dilaporkan situs nknews.org. Dalam laporan berjudul The Myth of Free Housing in North Korea, disebutkan sebagian besar proyek rumah gratis ini dibangun oleh lembaga yang mempunyai kekuatan politik untuk mendapatkan izin mendirikan bangunan dari pihak berwenang.
Persaingan sengit dialami lembaga-lembaga yang ingin mendapatkan izin mendirikan bangunan di lokasi strategis, khususnya di pusat kota Pyongyang.
Kolaborasi dengan modal swasta menjadi pilihan rasional untuk membangun proyek rumah gratis tersebut. Lembaga-lembaga yang mendapat izin membangun ini akan mencari investor swasta yang membiayai seluruh pembangunan proyek.
Bangunan yang sudah jadi nantinya dibagi antara institusi dan investor yang menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Namun dengan investasi besar yang membuat harga jual sangat tinggi, sebagian besar warga Korea Utara tak mampu membelinya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR