Kisah Bardian, Pengrajin Tusuk Konde Patri Tiup Terakhir di Yogyakarta

Reporter : Dwi Ratih
Rabu, 15 Desember 2021 14:12
Kisah Bardian, Pengrajin Tusuk Konde Patri Tiup Terakhir di Yogyakarta
Bardian merupakan generasi terakhir yang menguasi pembuatan Tusuk Konde dengan teknik Patri Tiup.

Dream – Pendiri Nusantara Documentary, Bonfilio Yosafat, membuat film dokumenter berjudul “ Mendokumentasikan Generasi Terakhir Pengrajin Tusuk Konde dengan Teknik Patri Tiup”. Film ini mengisahkan tentang Bardian, seorang pengrajin tusuk konde di Yogyakarta.

Proses pembuatan video dokumenter teknik patri tiup bermula saat Bonfilio Yosafat berkendara menikmati sudut Yogyakarta. Ia juga berkolaborasi dengan Nusantara Documentary untuk membuat video dokumenter itu.

“ Sungguh suatu perjalanan yang luar biasa yang bermula dari Seturan, Depok, Sleman, Yogyakarta ke Jembatan Janti, saya berkendara melewati jalanan besar dan kecil, menikmati pemandangan budaya yang indah sepanjang jalan, serta membiarkan diri saya menyatu dengan jalanan,” ungkap Bonfilio Yosafat saat virtual Royal Enfield Pemutaran Video Dokumenter 'Generasi Terakhir Pengrajin Tusuk Konde Patri Tiup', Selasa 14 Desember 2021.

Bardian merupakan generasi terakhir yang menguasi pembuatan tusuk konde dengan teknik patri tiup. Saat ini dia telah berusia 67 tahun dan tetap terus memproduksi tusuk konde dengan teknik yang merupakan warisan leluhurnya.

1 dari 4 halaman

Membutuhkan keahlian khusus

Bardian

Dalam film itu, Bardian mengungkap mengaku menjadi satu-satunya orang yang masih menggunakan teknik patri tiup dalam pembuatan tusuk konde di Yogyakarta.

Teknik ini tergolong rumit dan membutuhkan keahlian khusus dalam proses produksi.

2 dari 4 halaman

Warisan tradisional Indonesia

Bardian

“ Video dokumenter ini merupakan langkah kecil dengan harapan besar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan warisan budaya. Selain itu, ini juga sekaligus untuk mengarsipkan secara visual warisan budaya Indonesia yang sungguh tak ternilai ini,” jelas Bardian.

Di akhir Acara, Bonfilio menyampaikan ucapan terimaka kasih kepada Royal Enfield atas kontribusi mereka dalam membantu proses pembuatan video dokumenter untuk warisan tradisional Indonesia ini, serta membantu menceritakan ke masyarakat luas kisah patri tiup dan Bardian generasi terakhir yang mendedikasikan hidupnya dalam melestarikan warisan budaya yang indah ini.

Laporan: Siti Sarah Al Hafizd

3 dari 4 halaman

Bocah Lari Kencang Saat Wedhus Gembel Semeru Selamat, Ini Sosoknya

Dream - Rekaman video detik-detik Wedhus Gembel atau awan panas Gunung Semeru mulai menyapu pemukiman menyedot perhatian publik. Muncul perasaan pilu melihat masyarakat di lereng Semeru berusaha menyelamatkan diri.

Salah satu video yang cukup menyedot perhatian adalah seorang anak yang berlari ketika awan panas melayang ke udara. Bocah kecil berhijab biru itu berlari kencang menyelamatkan diri.

Peduli Pengungsi Gunung Semeru, Wings Sediakan Mobil Cuci SoKlin

Usai video itu viral, bocah itu tak terpantau. Kondisi anak itu tidak diketahui.

Belakangan diketahui, bocah itu adalah Fida. Saat kejadian, Fida berlari sekuat tenaga mencari tempat perlindungan.

Berlindung di Masjid

Bukan rumah yang ingin dia tuju. Dia mencari masjid untuk bisa berlindung hingga akhirnya selamat dari bencana Awan Panas Guguran Semeru.

" Dialah Fida, anak perempuan berkerudung berlari kencang saat di video yang tersebar di media sosial terkhusus WhatsApp ketika awal-awal terjadi erupsi Semeru," demikian keterangan di akun Instagram @littleproject.idn.

Suara Jeritan Terakhir Mbak Siti Sebelum Lenyap Digulung Wedhus Gembel Semeru

Fida

4 dari 4 halaman

Fida menjadi penyadar semua orang yang jauh dari Semeru bahwa bencana yang terjadi pada Sabtu sore itu sudah gawat. Hanya dalam sekejap, seluruh desa tempat tinggal Fida tertutup awan.

Di hari kejadian, Fida pergi mengaji pada pukul 14.30. Belum sempat membuka Iqro, suara gemuruh sangat kencang terdengar dari luar masjid. 

Ustaz yang mengajari Fida dan teman-temannya mengaji langsung berteriak dan meminta semua santri menyelamatkan diri. Fida segera berlari sebelum awan panas masuk desa.

Menunggu 2 Jam di Masjid

Anak itu sempat melihat bagaimana pohon-pohon pisang berguguran. Sementara masyarakat sekitar panik berlarian berusaha menyelamatkan diri.

" Setelah jauhnya berlari akhirnya Fida melihat sebuah masjid dan masuk ke dalamnya, menunggu 2 jam hingga erupsi selesai," tulis admin.

Berlindung di Masjid, Bocah Korban Erupsi Semeru Selamat

Usai bencana, orangtua anak itu mencari Fida dengan perasaan penuh kekhawatiran. Tak mau menyerah, keduanya terus mencari hingga Fida ditemukan berlindung di dalam masjid pukul 21.00 WIB di hari yang sama.

Kini, Fida telah berkumpul bersama keluarganya. Betapa bersyukurnya keluarga itu Fida dapat ditemukan dalam kondisi selamat. 

Sosok Fida yang Menginspirasi

Beri Komentar