Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Ini kisah Phil Cutler, pendiri startup les privat bernama ‘Paper’ yang mampu membuat perusahaan dunia, seperti Google dan Softbank, tertarik untuk berinvestasi hingga perusahaannya saat ini bernilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp22 triliun.
“ Saya tidak pernah berpikir untuk membangun bisnis besar,” kata Cutler yang saat ini menjadi CEO Paper, dikutip dari CNBC International .
Apa yang menarik dari startup Paper ini?
Cutler rupanya mendirikan les-lesan itu berawal dari realita kehidupan sekolah yang dia lihat bahwa orang kaya seringkali lebih berprestasi karena lebih mampu membayar les.
“ Ide saya adalah, mari selesaikan masalah ini untuk siswa di sekolah tempat saya berafiliasi (dan) mencoba menyamakan kedudukan untuk mereka semua,” lanjut Cutler.
Dalam sebuah penelitian, les privat tercatat dapat membantu meningkatkan skor SAT sekitar 37 poin. Hal ini sangat berdampak bagi siswa yang melamar perguruan tinggi.
Cutler ingin membantu memecahkan masalah itu dengan mendirikan Paper, platform pembelajaran virtual yang berbasis di Montreal yang diluncurkannya pada tahun 2014 dengan tujuan membuat les privat lebih mudah diakses secara finansial.
Lebih dari 400 distrik sekolah di seluruh Amerika Utara pun menggunakan platform Paper. Kemudian lebih dari 3.000 tutor menawarkan bimbingan pribadi kepada siswa untuk semua jenis kursus dan semua tingkat kelas.
Layanan Paper tersedia 24 jam penuh, tanpa memungut biaya untuk anak-anak atau keluarga siswa, karena Paper dibayar oleh distrik sekolah, bukan siswa.
Ide awal mendirikan Paper, berawal dari Cutler yang masih menjadi mahasiswa dengan jurusan pendidikan dasar di Universitas McGill. Dia mengajar siswa lokal dan mengajar pengganti di sekolah Montreal.
Dari situlah dia mengetahui bahwa siswa yang lebih kaya sering kali berprestasi lebih baik di sekolah, bahkan sebelum mereka menyewa tutor privat.
“ Saya mulai menyadari saat berada di kelas bahwa 80% hingga 90% siswa benar-benar membutuhkan dukungan ekstra,” kata Cutler.
“ Mereka adalah orang-orang yang tidak mampu membayar US$50 per jam, dan benar-benar bisa memperoleh manfaat besar jika mendapatkan bantuan tambahan itu,” lanjutnya.
Setelah lulus kuliah pada tahun 2013, Cutler merekrut temannya, Roberto Cipriani yang sekarang menjadi COO dan salah satu pendiri Paper, untuk membantunya menemukan cara membangun platform bimbingan belajar yang “ sangat dapat diskalakan” dari segi biaya.
Tiga tahun kemudian, mereka mendapat pendanaan dari FounderFuel Real Ventures senilai US$1,6 juta.
Hingga pada tahun 2018, mereka mendapatkan kemitraan pertama mereka dengan sekolah umum, dimulai di Distrik Sekolah Terpadu Laguna Beach California Selatan dan berkembang ke Irvine, California di dekatnya.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan