Kisah Terciptanya LEGO: Berasal Potongan Kayu, Kini Produsen Mainan Bernilai Rp142 T

Reporter : Alfi Salima Puteri
Sabtu, 29 Oktober 2022 13:20
Kisah Terciptanya LEGO: Berasal Potongan Kayu, Kini Produsen Mainan Bernilai Rp142 T
Ole Kirk Christiansen adalah seorang tukang kayu yang tinggal di Denmark. Dia memproduksi tangga dan papan kayu, lalu menjualnya sendiri untuk bisa bertahan hidup. Simak kisah selengkapnya di sini.

Dream - Sahabat Dream pasti sudah tahu mainan LEGO. Namun siapa sangka, ada sejarah unik dibalik awal mula terciptanya mainan balok susun ini. Salah satu yang mungkin sudah didengar adalah Legi tercipta karena alasan yang sangat indah yakni rasa cinta seorang ayah kepada anak-anaknya.

Melansir video yang diunggah di kanal YouTube Dr. Indrawan Nugroho, Jumat, 28 Oktober 2022, Dr. Indrawan menceritakan bagaimana sebuah bisnis yang tercipta karena cinta.

Pada tahun 1929, dunia sedang dilanda The Great Depression yang dianggap sebagai petaka ekonomi dunia yang berawal dari Amerika Serikat dan berakhir tahun 1941.

Hancurnya ekonomi dunia saat itu mengakibatkan sepertiga penduduk kehilangan pekerjaan. Tingkat kesejahteraan masyarakat berada di titik terendah sepanjang masa.

Ole Kirk Christiansen adalah seorang tukang kayu yang tinggal di Denmark. Dia memproduksi tangga dan papan kayu, kemudian menjualnya sendiri untuk bisa bertahan hidup.

Namun sayangnya di tengah situasi ekonomi yang berada di titik terendah tersebut, orang lebih memilih membeli makanan dibandingkan tangga atau papan kayu.

1 dari 4 halaman

Bisnis rumahan milik Christiansen pun bangkrut dan membuatnya bingung untuk bisa mencukupi kebutuhan istri dan keempat anaknya. Tak lama kemudian, istri Christiansen meninggal dunia. Tahun itu merupakan tahun paling kelam dalam hidupnya.

Berbulan-bulan semenjak kematian sang istri, hanya tersisa kehampaan di dalam rumahnya. Tidak ada lagi tawa canda yang terdengar.

Tidak tahan melihat anak-anaknya bersedih hati, Christiansen yang sangat mencintai buah hatinya bertekad membuat sesuatu untuk menyenangkan hati.

Ia kemudian memanfaatkan keahliannya sebagai tukang kayu untuk membuat mainan bagi anak-anaknya. Harapannya, mainan sederhana itu dapat membuat anak-anaknya melupakan kesedihan mereka.

Saat itu, mainan yang ia buat adalah sebuah bebek-bebekan yang terbuat dari potongan kayu.

2 dari 4 halaman

Tak disangka, anak-anak Christiansen begitu menyukai mainan tersebut. Perlahan, tawa dan canda pun kembali terdengar di rumah mungil itu. Melihat kebahagiaan yang kembali hadir di rumahnya, membuat Christiansen berpikir.

" Jika mainan itu bisa membuat anak-anaknya bahagia, maka pastinya mainan itu bisa juga membuat anak-anak lain di luar sana menjadi bahagia. Kenapa aku tidak membuat mainan kayu yang lebih banyak?" cerita Dr. Indrawan.

Akhirnya Christiansen memutuskan untuk membuat beberapa variasi mainan. Ia berharap, jika dia bisa menemukan orang yang mau membeli mainan itu, maka bukan hanya ia bisa menghadirkan kebahagiaan bagi anak-anak lain, namun ia juga bisa mendapatkan uang untuk membeli makanan bagi anak-anaknya.

3 dari 4 halaman

Lambat laun, orang-orang mulai membeli mainan buatan Christiansen. Hingga ia pun mulai membuat lebih banyak mainan lagi.

Maka di tahun itu, tepatnya 1932, lahirlah sebuah perusahaan bernama LEGO yang berasal dari bahasa Denmark yang berarti " bermainlah dengan asyik" (play well). Sementara itu, dalam bahasa latin, kata lego artinya “ saya menyusun” atau “ saya merangkai”. Arti kata itu sangat tepat dengan LEGO.

Toko pertama LEGO.

Pada tahun 1947, plastik mulai muncul di Denmark. Christiansen pun membeli satu set mesin cetak injeksi plastik. Dengan mesin itu, ia mulai membuat mainan berbahan plastik, seperti truk yang dapat dibongkar-pasang.

4 dari 4 halaman

Lalu pada tahun 1949, perusahaan lego mulai membuat batu bata LEGO plastik, seperti yang ada saat ini. Tetapi, penjualan di tahun pertamanya ini belum terlalu sukses. Masih banyak orang yang enggan beralih dari mainan kayu.

Meski banyak mainan yang dikembalikan, Christiansen tidak menyerah. Ia terus berusaha memasarkan mainan ciptaannya itu. Kini blok-blok LEGO karya Christiansen bisa ditemui di seluruh dunia.

Ole Kirk Christiansen

Pada tahun 1958, Christiansen meninggal dunia. Anaknya yang ketiga, Godtfred meneruskan usaha yang dibangun ayahnya itu.

Mengutip data Statista.com, nilai perusahaan (valuasi) Lego pada tahun 2021 ditaksir mencapai US$9,1 miliar. Jika dirupiahkan, perusahaan mainan yang berawal dari potongan kayu tanda kasih ayah kepada anaknya itu hampir bernilai Rp142 triliun.  

 

Beri Komentar