Mendag: Kontribusi Ekspor Masih Kecil, UMKM Masih Ringkih

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 15 Juni 2021 06:15
Mendag: Kontribusi Ekspor Masih Kecil, UMKM Masih Ringkih
Lalu, apa yang dilakukan pemerintah?

Dream – Sektor UMKM memang memegang peran penting terhadap perekonomian Indonesia.

Sektor ini menyumbang 60 persen dari PDB dan 90 persen untuk lapangan kerja. Tapi sayangnya, untuk ekspor, kontribusi UMKM masih sedikit.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan, dari sisi value, sektor UMKM menyumbang 15 persen. Sisanya berasal dari perusahaan besar.

“ Itu masih timpang. Usaha kecil menengah itu masih ringkih,” kata Lutfi dalam Dialog KADIN dan Shopee Indonesia “ UMKM Indonesia Menuju Pasar Global”, Senin 14 Juni 2021.

1 dari 3 halaman

Pemerintah Jaga UMKM

Luthfi bertugas menjaga UMKM bersama Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Investasi, terutama di persaingan global. Selama ini, pasar UMKM ini sebagian besar berasal dari domestik.

“ Kalau mereka enggak kuat, disambar (yang kuat), habis,” kata dia.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani, mengharapkan, sektor UMKM bisa kembali bangkit di tengah pandemi Covid-19. Rosan juga meminta UMKM bisa didorong agar ekspornya bisa meningkat.

“ Jangan sampai UMKM kita mendapatkan persoalan yang permanen,” kata Rosan.

2 dari 3 halaman

Keberpihakan terhadap UMKM Diakui Belum Maksimal

Dream – Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan keberpihakan pemerintah dan perbankan kepada UMKM belum maksimal. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya pembiayaan yang disalurkan kepada sektor ini.

Pada Senin 14 Juni 2021, Bahlil mengatakan total kredit di Indonesia mencapai Rp6000 triliun pada 2019. Kemudian, ada Rp300 triliun untuk investasi luar negeri dan Rp5.700 triliun untuk dalam negeri. Dari angka Rp5.700 triliun, kredit yang disalurkan kepada UMKM hanya Rp1.127 triliun atau 18,3 persen.

“ Harus diakui bahwa keberpihakan pemerintah dan bank belum maksimal,” kata Bahlil dalam Dialog KADIN dan Shopee Indonesia “ UMKM Indonesia Menuju Pasar Global”.

Namun, saat yang bersamaan, UMKM diharapkan bisa, baik dalam negeri maupun luar negeri, kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Bahlil melanjutkan, ada masalah yang dialami oleh UMKM, yaitu mayoritas UMKM di Indonesia masih informal. “ Syarat mutlak yang diinginkan bank belum terpenuhi,” kata dia.

Pemerintah, lanjut Bahlil, membantu UMKM agar bisa mendapatkan status formal. Misalnya, bisa mendapatkan perizinan usaha selama tiga jam dan sertifikasi gratis. Prosedur pengajuannya pun dipangkas.

Kemudian, lanjut dia, pihaknya mendorong agar investor yang masuk ke daerah untuk turut menggandeng pebisnis daerah dan UMKM.

“ Jangan dia besar sendiri. Saya maunya kayak loko (lokomotif) menarik gerbong,” kata dia.

Beri Komentar