Booming! Bisnis Digital Islami 2020 Bernilai Rp 3.982 Triliun

Reporter : Ramdania
Selasa, 15 September 2015 18:46
Booming! Bisnis Digital Islami 2020 Bernilai Rp 3.982 Triliun
Konsumen Muslim di dunia sumbang US$ 107 miliar untuk ekonomi digital. Tren ini terus meningkat setiap tahunnya.

Dream - Bisnis syariah kini tak melulu berputar seputar busana hijab dan keuangan syariah. Kini booming bisnis Islami ini juga mulai merambah dunia digital. 

Laporan terbaru Dubai Silicon Oasis Authority (DSOA) dan Thomson Reuters, bertajuk 'Digital Islamic Economy Report 2015' menemukan setidaknya 2.000 layanan gaya hidup hidup tersedia di internet dan paltform mobile di seluruh dunia.

Dirilis saat konferensi pers di Dubai Technology Entrepreneurship Centre (DTEC), laporan tersebut menyebutkan nilai keseluruhan yang disumbangkan oleh konsumen muslim di seluruh dunia untuk ekonomi digital global pada 2014 mencapai US$ 107 miliar. Capaian tersebut setara 5,8 persen dari total ekonomi digital global.

Mengutip laman Saudi Gazette, Rabu, 16 September 2015, pertumbuhan total nilai kontribusi konsumen muslim untuk ekonomi digital global pada 2020 diperkirakan mencapai 17 persen, atau dengan nilai CAGR mencapai US$ 277 miliar. Pertumbuhan ini lebih besar daripada total ekonomi digital global yang mencapai 15 persen pada tahun yang sama.

Laporan yang memfokuskan pada layanan digital konsumen Islam ini mencatat lebih dari 2.000 layanan gaya hidup Islam yang disediakan di internet dan platform mobile di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, kategori yang paling populer berasal dari 'Berita dan Wawasan' yang dimanfaatkan oleh 21 pengguna dunia digital. Diikuti penjualan ritel, dan media dan hiburan.

Lima segmen dalam Layanan Digital Konsumen Islam diperkirakan memiliki prospek mennjanjikan. Layanan tersebut adalah ekonomi syariah, perdagangan sosial, perdagangan online, makanan, transportasi dan Logistik, serta produk keuangan dan investasi Islam.

Perdagangan online dalam sektor busana Muslim telah menjadi model bisnis syariah yang paling sukses. Sekarang banyak berdiri toko-toko busana Muslim online yang merambah hingga ke negara-negara non-Muslim.

Namun, temuan menunjukkan bahwa layanan media sosial yang telah disesuaikan bagi umat Islam terbukti kurang sukses sebagai model bisnis, terutama layanan jasa yang berkaitan dengan 'Berita & Wawasan', yang biasanya mengandalkan pendapatan dari iklan online.

Namun dalam hal popularitas dan penggunaan, situs dan aplikasi mobile Islam 'Muslim Pro' mendapat peringkat tertinggi dalam hal download. Aplikasi produktivitas dan pendidikan, serta yang berkaitan dengan makanan halal dan busana Muslim juga menjadi fitur menonjol dari Layanan Digital Konsumen Islam.

Laporan ini diterbikan sebagai prekursor bagi pertemuan Global Islamic Economy Summit (GIES) 2015 edisi kedua. Perhelatan pertemuan ekonomi Islam terbesar itu akan dilakukan di Madinat Jumeirah, Dubai mulai tanggal 5 sampai 6 Oktober mendatang.

Beri Komentar